bayi siapa ini?

     Sepulang nya dari kampus, Sabrina langsung berpamitan pada kakak dan kedua sahabat nya untuk pergi bekerja. Ya, Sabrina telah menceritakan pada Syakira bahwa ia telah bekerja sejak awal masuk smp, sedangkan Sandrina dan Lea juga telah bekerja sejak sma.

   Syakira pun mendukung hal itu, ia juga meminta maaf karna tidak bisa membantu lagi.

    Sandrina dan kedua sahabat nya pun pulang ke kediaman masing masing, sedangkan Sabrina langsung pergi ke tempat kerja nya.

    Sesampai nya di restoran tempat ia bekerja, ia pun langsung menuju loker nya dan berganti seragam restoran nya.

"Sabrina, tolong lo antarkan pesanan ini ke meja no.14 ya, kakak mau ke toilet sebentar tapi nanti takut nya mereka nunggu lama" pinta kakak senior nya.

"baik kak"

    Sabrina pun membawa dua nampan sekaligus ke meja no. 14 yang di tunjuk oleh kakak senior nya, lalu ia meletakkan kedua nampan tersebut di atas meja dan menyajikan makanan dan minuman yang di pesan oleh orang yang menempati meja no.14 itu.

"selamat menikmati" ucap Sabrina seraya tersenyum tipis tak lupa membawa kembali dua nampan tadi.

"terima kasih" ucap orang yang memesan tersebut.

   Sabrina pun undur diri dan kembali melakukan pekerjaan nya, nampan yang ia bawa tadi di letakkan ke tempat nya dan mengambil buku menu dan menghampiri pelanggan yang baru datang.

   Dan begitulah pekerjaan nya setiap hari meskipun ia hanya memasang wajah datar dan dingin nya tapi juga sesekali tersenyum meskipun tipis.

    Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, Sabrina pun membereskan salah satu meja yang baru saja di tinggalkan oleh pelanggan nya setelah itu ia mengganti seragam nya dengan pakaian nya tadi.

"Sabrina, kakak pulang duluan ya" pamit Zera.

"hm"

.

.

    "bos, sudah waktu nya pulang" ucap Albi.

"hm"

"oh ya Zan, pengawal yang mengikuti pacar lo bilang kalo pacar lo habis dari restoran tempat Sabrina kerja terus dia langsung ke hotel setelah nya sama cowok lain"

"lo simpen aja bukti bukti nya, gue udah muak sama tuh pacar malam"

"pacar malam?"

"ya kan bener, apa nama nya kalo sering ngasih diri nya ke para cowok hidung belang kalo bukan pacar malam"

"bener juga sih, ibarat nya pasar malem ya kan yang semua wahana nya di naikin"

    Mereka pun pulang dengan kendaraan masing masing karna mereka beda arah.

Saat di perjalanan pulang ke mansion, Arzan melihat seorang gadis yang seperti nya sedang kebingungan, ia pun memberhentikan mobil nya tepat di belakang motor yang ia yakini milik gadis tersebut.

"maaf nona, motor nya kenapa ya?" tanya Arzan dengan wajah datar nya.

(datar banget kayak Sabrina) batin gadis itu.

"ban motor saya bocor tuan" jawab gadis itu.

"ayo saya antar pulang, ini sudah hampir malam dan motor nona biar anak buah saya yang bawa ke bengkel dan nanti bisa langsung di antar ke rumah nona"

"apa tidak merotkan anda tuan?"

"tidak sama sekali, mari"

Arzan pun menelpon salah satu anak buah nya untuk datang ke alamat yang ia kirim untuk mengambil motor seseorang karna ban nya bocor.

Setelah anak buah nya datang, Arzan langsung memberikan kunci motor yang tadi gadis itu berikan dan ia juga mengatakan pada anak buah nya untuk segera di bawa ke alamat yang gadis itu berikan setelah di ganti.

Kemudian Arzan pun mengantarkan gadis itu pulang hingga sampai depan mansion, ternyata gadis itu juga termasuk orang berada.

"terima kasih" ucap gadis itu.

"hm, siapa namamu?" tanya Arzan.

"Zera tuan, Nazera Kariza" jawab Zera.

"baik, namaku Arzaneo Giondra biasa, panggil aja Arzan"

Arzan pun pamit untuk pulang karna sudah malam dan Zera pun minta maaf karna tidak bisa mempersilahkan nya untuk masuk ke mansion nya.

.

.

Sesampai nya di rumah kontrakan nya, Sabrina pun langsung masuk dan mendapati sang kakak berada di ruang keluarga.

Sabrina pun hendak menghampiri nya namun langsung di cegah oleh Sandrina dan memerintahkan nya untuk segera mandi dan berganti pakaian sebelum memeluk diri nya.

Sabrina cemberut tapi juga melakukan apa yang kakak nya perintahkan, ia pergi ke kamar nya untuk mandi dan berganti pakaian.

Setelah itu, ia pun kembali menghampiri kakak nya dan langsung memeluk nya, Sandrina pun membiarkan adek kembar nya bermanja pada nya karna ia juga kangen dengan sifat manja adek nya itu jika tidak abang mereka.

Lea yang hendak memanggil mereka pun ia urungkan kala melihat Sabrina yang sedang bermanja pada Sandrina dan hal itu merupakan pemandangan yang langkah.

Sabrina yang baru sadar bahwa Lea melihat nya pun segera mengakhiri bermanja nya pada sang kakak dan hal itu membuat nya malu.

"lo kenapa gak ngomong kalo lo di situ Elleana?" tanya Sabrina seraya menahan malu.

"situ aja yang gak nyadar, tapi gue beruntung bisa liat seorang Sabrina yang terkenal datar dan dingin sedang bermanja pada kakak kembar nya hahahaha" ucap Lea yang di akhiri dengan tawa.

"beruntung pala lo" kesal Sabrina.

"sudah sudah, ayo makan malam" ucap Sandrina menengahi kedua nya.

Mereka pun pergi ke ruang makan untuk makan malam bersama.

Selesai makan malam, Sabrina pun membereskan piring dan gelas yang tadi mereka pakai untuk makan malam dengan di bantu oleh Sandrina dan Lea sebelum berangkat kerja.

"Zeera, kakak sama Lea berangkat kerja dulu, lo gak papakan di tinggal di sini sendiri?" tanya Sandrina.

"gak papa kok kak"

"ya udah kalo gitu kita berangkat ya, jangan lupa kunci pintu nya, kita bawa kunci cadangan kok" ucap Lea.

"oke, kalian hati hati ya"

Sandrina dan Lea pun berangkat menggunakan motor sport nya, mereka sangat senang memiliki motor sport karna biasa nya mereka akan berangkat kerja menggunakan angkotan umum atau taxi online.

...****************...

Di saat semua orang tidur dengan tenang dan nyaman, tapi tidak dengan Sabrina yang terusik dengan suara tangis seorang bayi.

Ia melihat jam dinding yang ada di kamar nya yang ternyata menunjukkan pukul 23.28, ia pun melihat keluar jendela yang ternyata kakak nya dan Lea belum pulang kala tak melihat motor sport mereka di halaman rumah nya.

Saat ia hendak menutup gorden nya, ia tak sengaja melihat seorang bayi sekitar usia 6 bulan sedang duduk di depan pagar rumah nya dan di samping nya terdapat sebuah tas besar yang ia yakini milik bayi tersebut.

(jadi dia yang dari tadi nangis, tapi kok dia sendirian ya? Samperin deh, kasihan) batin Sabrina.

Ia pun mengambil jaket yang ia gantung di belakang pintu, dan keluar dari rumah nya menghampiri tempat bayi yang ia lihat tadi bertepatan dengan datang nya Sandrina dan Lea.

"bayi siapa ini?" tanya Lea.

"mana gue tau, gue keluar juga karna denger nih bayi nangis" jawab Sabrina.

"utututu sayang, sini ikut aunty" ucap Lea seraya menggendong bayi tersebut.

Lea berusaha menenangkan bayi tersebut, namun tak kunjung diam, dan Sandrina pun mengambil alih bayi itu untuk mencoba menenangkan nya.

Awal nya bayi itu terdiam namun kembali menangis dan Sandrina kesusahan untuk menenangkan nya kembali.

"sini coba gue yang gendong, barang kali dia diem" ucap Sabrina.

Dan benar saja, baru saja berada dalam gendongan Sabrina bayi itu langsung diam dan tak lama tertidur dalam gendongan Sabrina.

"kayak nya tuh bayi nyaman sama lo deh Sab, bukti nya dia langsung diam dan tidur di gendongan lo" ucap Lea.

"terus nasib bayi ini gimana?" tanya Sandrina.

"bentar, gue cari di tas nya dulu siapa tau ada petunjuk" ucap Lea.

Lea pun mencari sesuatu di tas besar di samping bayi tadi, hingga akhir nya ia menemukan secarik kertas di saku tas bagian depan.

"gue nemu surat nih"

"coba baca"

Lea pun membuka dan membaca surat tersebut dengan keras agar kedua sahabat nya bisa mendengar dan tau isi surat tersebut.

~Isi surat~

terima kasih bagi orang yang telah menemukan bayi malang ini, karna orang tua nya yang merupakan majikan saya tidak mengharapkan bayi laki laki karna yang mereka harapkan adalah bayi perempuan.

Sebenar nya saya yang merawat bayi ini, namun saya mempunyai firasat buruk bahwa saya akan pergi selama nya dan karna saya takut tidak ada yang merawat nya jadi saya membuang nya dan saya harap orang yang menemukan nya akan menjaga nya dengan baik dan dia juga belum di beri nama.

Maafkan saya yang telah merepotkan anda, tapi hanya ini yang bisa saya lakukan untuk nya. Sekian terima kasih.

"kenapa gak di titipkan ke panti asuhan coba? Nih juga orang tua nya gak bersyukur banget di karuniai anak" ujar Lea kesal.

"mungkin dia gak ada biaya buat ke panti asuhan. Bagaimana kalo kita aja yang bawa nih bayi ke panti asuhan?" usul Sandrina.

Tiba tiba bayi tersebut menangis kembali seakan memberi jawaban bahwa ia tak ingin di letakkan di panti, namun hal itu tentu saja tidak di pahami oleh mereka.

"cup cup sayang, malam ini tidur sama aunty dulu ya, besok pagi baru kita antar ke panti asuhan" ucap Sabrina seraya menenangkan bayi itu.

Namun bukan nya diam, bayi tersebut malah tambah kencang menangis nya membuat mereka jadi gelagapan karna takut tetangga mereka terganggu dan Sabrina yang mulai paham dengan tangisan bayi itu pun langsung kembali berkata.

"oke oke, aunty tidak akan mengantarmu ke panti asuhan jadi diam ya"

"lah, langsung diam dia" ucap Lea kala melihat bayi itu langsung diam meskipun masih sesenggukan.

"udah Zeera, lo rawat aja nanti kita bantuin deh. Soal nya dia keliatan banget kalo nyaman nya sama lo dari pada kita tadi" ucap Sandrina.

"baiklah. Mulai sekarang, kamu boleh manggil aunty bunda" ucap Sabrina pada bayi itu dan di balas dengan senyuman oleh bayi itu seakan mengerti apa yang di ucapkan Sabrina.

"ya udah yuk masuk, udah hampir pagi ini" ajak Sandrina.

Mereka pun akhir nya masuk dengan membawa bayi itu yang berada di gendongan Sabrina, sedangkan Lea membawa tas besar milik bayi itu, dan untuk urusan nama akan mereka pikir besok saja.

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!