Bruks
Sebuah kecelakaan mobil terjadi di persimpangan jalan.
Jalanan sedang sepi, tapi sebuah mobil melaju tanpa arah hingga menabrak sebuah mobil mewah yang terparkir di pinggir jalan
Mobil tersebut adalah milik Saga Mahendra yang sedang berhenti karena pemiliknya sedang menerima telpon penting dari kliennya.
Tiba tiba sebuah mobil melaju tanpa arah dan menghantam bemper belakang mobil mewah bernilai milyaran milk tuan muda Mahendra.
Saga terperanjat dan keluar dari mobilnya.
Jalanan sedang sepi jadi tidak ada satupun warga yang menolong ataupun mendekatinya.
Saga berjalan mendekati mobil sedan yang menabraknya. Dibukanya pintu mobil, terlihat seorang gadis yang pingsan bersandar di gagang setir.
Tidak ada satupun bekas luka ataupun darah yang mengalir. Karena memang benturannya tidak terlalu keras mungkin gadis itu pingsan hanya karena syok dan kaget saja.
Saga berusaha menolongnya dan melepaskan jasnya untuk menutupi tubuh gadis itu kemudian menggendongnya dengan membopongnya untuk dipindahkan ke mobilnya.
( Baju yang dikenakan gadis itu sedikit terbuka dan terpampanglah paha mulusnya )
Saga membawa gadis itu ke rumah sakit terdekat dan meninggalkannya di sana.
Tak lama setelah tiba di rumah sakit dan dokter menanganinya, gadis itu pun segera sadar dan membuka matanya perlahan.
" Ah di mana ini? Kenapa kepalaku pusing sekali, aduh "
" Non sudah sadar?" Tanya seorang suster yang bertugas merawatnya.
Bella menatap ke sekeliling dan mencoba mengingat ingat apa yang baru saja terjadi.
" Suster? Ini di mana ya?"
" Di rumah sakit non, tadi anda dibawa oleh seorang laki laki " Jawab suster tersebut.
Gadis itu memegangi kepalanya sejenak.
###
Keesokan harinya di dalam ruangan yang besar mewah dengan aroma pengharum ruangan yang maskulin, berdiri seorang pemuda tampan di samping jendela dengan segelas wine di tangannya.
" Permisi tuan, maaf , ada beberapa proposal dan laporan yang perlu anda pelajari dan harus segera di ACC agar bisa segera kita kerjakan" Ucap Vincent sambil menyodorkan beberapa berkas tersebut kepada Saga.
" Oke Vin, semua beres " Ucapnya sambil menatap Vincent dengan tersenyum tipis setelah membuka dan membacanya sebentar kemudian membubuhkan tanda tangannya di sana.
" Iya tuan, terimakasih " Jawab Vincent dengan membalas senyumannya.
" O iya Vin, siapkan lapangan tenis aku ingin meregangkan otot ototku sebentar" Ucap Saga.
Vincent pun mengangguk kemudian meraih ponselnya yang berada di saku celananya dan segera menghubungi pengelola lapangan tenis karena bosnya akan menyewa tempat itu.
" O iya Vin pastikan tidak ada wanita di sana, wanita hanya bikin masalah saja" Tegas Saga.
Vincent pun tersenyum tipis kemudian menganggukkan kepalanya.
Saga Mahendra memang tidak pernah menganggap seorang wanita itu penting. Di matanya wanita hanyalah racun dan hanya membawa penderitaan karena itu dia sudah bersumpah untuk tidak akan mendekati wanita apalagi mengenal cinta.
Selama bertahun tahun tinggal di luar negeri , Saga tidak pernah diajarkan untuk menghargai orang lain, dan gaya hidup bebas di sana pun telah membuatnya seperti binatang yang kejam dan tidak punya perasaan. Dari kecil dirinya memang sudah terbiasa hidup tanpa wanita apalagi di saat ibunya pergi meninggalkannya, kebenciannya terhadap wanita semakin dalam. Baginya wanita hanyalah sebuah penderitaan yang akan menghalangi langkahnya meraih kesuksesannya.
Tak lama kemudian Saga dan Vincent tiba di lapangan Tenis. Mereka pun mulai bermain untuk melemaskan otot-otot mereka.
Tiba tiba terdengar suara ribut dari arah pintu.
" Tapi pak kami akan bayar !"
" Tetap tidak bisa non, tempat ini sudah dibooking, kami tidak berani memberikan ijin"
Dua wanita itu mendengus kesal dan mencari ide untuk bisa masuk karena memang hari ini harus berlatih tenis.
" Wa, sepertinya kita harus mengikat penjaga itu dengan tambang dan menyumpal mulutnya.?
" Tidak perlu Bell, kita keroyok saja ? " Jawab Najwa menimpali.
Saga dan Vincent yang berada di dalam pun menghentikan permainannya dan terdiam sambil melipat kedua tangannya.
" Vin, cari tahu apa yang terjadi di luar?"
" Maaf Tuan sepertinya itu nona Najwa dan temannya" Jawab Vincent.
Saga pun mendengus dengan kasar " Ijinkan mereka masuk, kita pergi sekarang juga dari sini".
" Baik tuan"
Dan tidak lama kemudian dua gadis itupun memasuki lapangan Tenis, bertemu dengan Saga dan Vincent.
" Wah jadi kak Saga yang sudah membooking tempat ini!" Ucap Najwa ketus.
Saga terdiam, tak menghiraukan ocehan adik sepupunya itu, pandangannya tertuju pada gadis yang berada di belakang Najwa.
Bella sempat kelicutan karena tatapan tajam dari Saga, dan menarik tangan Najwa " Wa, sudah ngomongnya kita keluar saja dari sini" Bisiknya.
Namun Najwa hanya mendengus kesal " Tidak Bell, kita sudah bersusah payah masuk ke sini, masa iya keluar begitu saja. Dia itu kakakku. oiya kak, bagaimana kalau kita bertanding?" Tantang Najwa mengalihkan pandangannya pada kakaknya yang berdiri tegap di depannya.
Saga mengangkat kedua alisnya dan melipat kedua tangannya " Tidak salah"
" Kakak meremehkan kami, silahkan saja dicoba "
" Terus kalau kami yang menang, bagaimana?"
Najwa memicingkan matanya" Ya kalau kalian menang ya tidak apa apa memang kalian lebih dewasa daripada kami" Jawab Najwa asal yang membuat Vincent tersenyum gemas.
" Terus kalau kalian yang menang?" Sahut Vincent sambil tersenyum.
" Kalau kami yang menang kalian bayar 10 juta "
" Ya gak adil dong " Jawab Vincent.
Saga menghela nafasnya dalam dalam
" Cukup cukup Vin tidak ada gunanya kita berdebat dengan dua bocah ini, sebaiknya kita pergi dari sini" Ucap Saga kemudian melangkah pergi dari tempat itu.
Melihat kakaknya pergi Najwa mendengus kesal " Hhh kak, kalian curang. Berarti kalian sudah kalah dari kami'
Saga menghentikan langkahnya dan menoleh
" Baiklah kita ladeni mereka Vin"
" Baik tuan"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Nazefa
semakin kesini.. otakku semakin ke menara..🤣🤣
2025-07-14
1
Elisabeth Ratna Susanti
O o o o siapa dia?
2025-06-09
1
R 💤
siapa ? 😱
2025-06-13
1