Kata Mama, Jangan Hamil Dulu.
4. Abian tegang
Ayara tertidur nyaman di sebuah ruangan yang tak terlalu luas namun berisi tempat tidur, almari dan meja rias. Nuansa dan aroma maskulin sangat terasa disana.
Ayara Larasati
Huah....
Kasur ini sangat nyaman, berbeda dengan kasur yang ada di rumah.
Kalau kayak gini kan jadi malas bangun.
Nyamannya....
Ah, tapi sepertinya ini sudah sore.
Tuan Gio sudah berjanji membawaku ke rumah sakit.
Tapi tuan Gio kemana ya?
Gak mungkinkan aku ditinggal disini.
Pasti tuan Gio masih sibuk kerja.
M....
sebaiknya aku keluar mencarinya.
Ayara membuka pintu kamar yang langsung terhubung dengan ruangan Gio yang kosong.
Tiba-tiba Ayara dikagetkan dengan suara seseorang yang sama terkejutnya dengan Ayara.
Abian Axelio Danuarta
Siapa kau?
Apa yang kau lakukan disini?
Ayara yang terkejut karena tiba-tiba melihat Abian disampingnya, refleks menarik kerah Abian dan membuat mereka terjatuh bersama.
Entah suara jantung siapa yang ber detak kencang, namun yang membuat abian dan Ayara terdiam adalah karena posisi mereka sekarang.
Tubuh Abian yang berada diatas tubuh Ayara benar-benar berada di posisi yang sangat dekat, bahkan bisa saja membuat orang berfikir yang tidak-tidak saat melihatnya.
Dan......
Sesuatu yang seperti menusuk paha Ayara membuatnya takut.
Ayara Larasati
T-Tuan...
A-Apa kau membawa pistol?
Ayara Larasati
M-Maafkan saya T-Tuan. 😭
T-Tolong j-jangan t-tembak s-saya.
S-saya T-tidak B-berbuat a-aneh d-disini tuan.
T-tolong ampuni s-saya t-tuan...
S-saya m-masih i-ingin h-hidup tuan.
Abian tak merespon, ia masih terpaku memandang wajah ketakutan wanita didepannya.
Namun, sesaat kemudian ia menyadari sesuatu.
Comments