Tatapan mata yang begitu tajam menusuk, tangan kekar yang mengukung tubuhnya. Menatap gadis mungil yang terlihat ketakutan, namun dia tidak peduli.
"Dengan mudah kau menerima aku sebagai suami pengganti untukmu. Dasar perempuan mura*han!"
Kalimat itu memang terasa menyakitkan bagi Alea, tapi dia menerimanya saja. Karena dengan dia melakukan malam itu dengan Athan, maka dia sudah terlihat tidak punya harga diri.
Alea menyesal? Tentu saja, dia sangat menyesali malam yang telah terjadi. Namun, untuk apa ada kata 'seandainya' karena itu tidak akan merubah apapun dalam hidupnya. Sekarang, yang Alea pikirkan adalah tentang anaknya. Yang salah adalah dia dan Athan, bukan bayi dalam kandungannya. Alea tidak ingin dia menjadi korban kesalahan dari orang tuanya.
"Aku hanya ingin anakku lahir dengan seorang Ayah, Tuan"
"Tapi aku tidak pernah mau menikahimu!"
Alea menunduk, air mata sudah menggenang. Tangannya saling meremat. "Tapi ini permintaan Nyonya"
"Seharusnya kau menolak! Kenapa kau menerima begitu saja!"
"Aku tidak tahu harus bagaimana, Tuan"
"Kau memang ingin masuk ke keluargaku! Bayi ini kau jadikan alat untuk masuk ke keluarga ini!"
Alea menggeleng, dia mendongak dan menatap Rean dengan lekat. "Aku tidak pernah berniat melakukan itu. Bahkan jika boleh meminta, aku tidak pernah ingin hal ini terjadi padaku"
Rean tersenyum sinis, tatapannya semakin tajam pada Alea. Sama sekali tidak peduli dengan tubuh gadis itu yang sudah bergetar. Bola matanya bergerak gelisah, menunjukan ketakutan, tangannya memegang perutnya sendiri, seolah dia sedang melindungi bayi dalam perutnya.
"Aku akan menikahimu, karena sudah tidak bisa mengubah keputusan Papa. Tapi hanya sampai bayi itu lahir. Setelah itu, kau harus pergi dari kehidupanku! Karena aku punya wanita yang ingin aku nikahi"
Tatapan Alea mulai mengabur, entah apa yang harus dia lakukan sekarang. Nyatanya hal seperti ini terjadi dalam hidupnya, padahal Alea tidak pernah berpikir akan mengandung anak Athan. Dan lebih kecewa, karena Athan yang tidak mau bertanggung jawab.
"I-iya, aku akan pergi meninggalkan Tuan setelah bayi ini lahir"
Pada akhirnya Alea tidak bisa menolak apapun.
"Baguslah, kontrak perjanjiannya akan aku serahkan padamu. Karena selama jadi istriku, banyak hal yang tidak boleh kau lakukan. Jangan sampai melanggar aturan!"
Tidak ada yang bisa Alea lakukan selain mengangguk saja. Rean mau menikahinya saja, sudah cukup baginya. Setidaknya dia tidak akan melahirkan tanpa seorang suami, karena yang dia pikirkan adalah anaknya. Jangan sampai anaknya lahir tanpa seorang Ayah.
*
Akhirnya hari ini, pernikahan terlaksana. Meski hanya di dalam ruangan rumah orang tua Rean, yang hadir pun hanya anggota keluarga saja. Tidak ada perwakilan dari pihak Aela. Dia tidak punya keluarga lain setelah orang tuanya meninggal. Lebih tepatnya, keluarganya memilih tidak peduli padanya.
"Rean, Papa tahu jika kamu masih merasa ini pernikahan paksa. Tapi percayalah, jika ini yang terbaik untuk kalian berdua. Cinta bisa datang dengan terbiasa" ucap Papa Chris sambil menepuk bahu anaknya.
Rean tidak menjawab, tatapan matanya masih begitu tajam. Menatap perempuan yang baru saja dia nikahi. Seharusnya bukan dia yang menerima janji suci pernikahan darinya, seharusnya Riska, perempuan yang dia cintai.
Alea yang sadar di tatap begitu tajam oleh suaminya, dia memilih menunduk. Kedua tangannya saling bertaut, sedikit bergetar.
Seorang gadis yang berjalan ke arahnya, Alea tidak tahu siapa dia. Tapi memang sejak tadi gadis itu berada disini, sejak acara pernikahan dimulai.
"Hai, Alea" Dia menyapa dan duduk disamping Alea. Mengulurkan tangan padanya. "Aku Arina, sepupunya Kak Rean"
Alea mengangguk sedikit canggung, gadis disampingnya begitu cantik, dan terlihat penampilannya juga begitu elegan. Ini memang bukan keluarga biasa, sejak dulu keluarga Demitri sudah terkenal sebagai keluarga terpandang dan kaya di Kota ini. Maka Alea cukup terkejut saat mengetahui jika Athan bersalah dari keluarga ini.
"I-iya, aku Alea Nona"
Arina terlihat tertawa kecil, merasa lucu dengan ucapan Alea yang terdengar gugup. Tangannya bahkan terasa begitu dingin saat menjabat tangannya.
"Tidak perlu terlalu formal, kita seumuran sepertinya. Panggil aku Arin saja. Oh ya, yang berdiri disana, itu saudara kembarku, Arian" ucap Arina sambil menunjuk seorang pria tampan yang berdiri bersama yang lainnya.
Alea mengangguk, merasa takjub dengan keluarga ini. Mereka mempunyai keturunan yang cantik dan tampan. Pria dengan rambut coklat dan tatapan begitu tajam itu, sekilas ada kemiripan dengan Rean.
"Wah, kalian saudara kembar ya"
Arina mengangguk sambil tersenyum tipis. "Ya, kami adalah kembar. Orang tua kami sudah meninggal, jadi aku tinggal dengan Kakek dan Nenek"
Alea langsung menoleh, merasa tidak percaya dengan itu. Ternyata ada orang yang sama dengannya. "Ah, aku turun berduka ya. Aku juga sama, orang tuaku meninggal karena kecelakaan"
Arina mengangguk, ada hembusan napas pelan yang jelas mengandung kesedihan yang mendalam. "Ibuku meninggal setelah melahirkan kami, dan Ayah meninggal 4 tahun yang lalu"
Entah kenapa, tapi Alea merasa kasihan padanya. Padahal dirinya juga perlu dikasihani. Alea mengelus punggung gadis disebelahnya tanpa sadar.
"Semua sudah takdir Tuhan, kita hanya perlu melanjutkan hidup" ucap Alea.
Arina menoleh, dia tersenyum meski jelas terlihat matanya mulai berkaca-kaca. Kehilangan orang tua adalah hal yang cukup menyakitkan bagi semua anak.
"Alea, mulai sekarang ayo berteman. Aku tidak punya banyak teman, jadi aku ingin menjadikanmu temanku. Bagaimana?"
Alea mengangguk sambil tersenyum. "Tentu, mari berteman"
*
Alea tidak tahu kemana mobil ini akan membawanya. Tapi, dia hanya diam saja tanpa bertanya. Hari sudah malam, dan Rean membawanya pergi menggunakan mobil ini. Alea hanya diam dengan menatap keluar jendela. Pria disampingnya juga hanya diam dengan sebuah ponsel di tangannya.
Mobil terpakir di depan sebuah rumah mewah, namun tidak sebesar rumah orang tua Rean tadi. Alea turun, menatap suaminya yang berjalan meninggalkannya. Memang tidak peduli padanya. Alea hanya menghela napas saja.
"Ayo Nona, ini barang-barangnya biar saya bantu bawa ke dalam" ucap Pak Sopir yang mengantarkan kami.
Alea tersenyum, dia mengambil tas dari tangan Pak Sopir. "Tidak perlu Pak, saya bawa sendiri saja. Bapak sebaiknya istirahat sudah malam juga"
"Ah baik Nona, terima kasih"
Alea berjalan dengan membawa dua tas besar di tangannya. Tidak banyak barang yang dia bawa, karena memang dia tidak punya banyak barang.
Langkah kakinya masuk ke dalam rumah ini. Pertama kali yang dia lihat adalah ruang tamu yang cukup luas, di dekat saja ada sebuah tempat untuk menonton dengan layar besar. Alea menatap sekitar dan mencari keberadaan suaminya. Ketika suara langkah kaki terdengar, membuat dai menoleh dan melihat Rean yang berjalan menuruni anak tangga.
Rean melempar sebuah map coklat ke arahnya, tepat mengenai wajah Alea. "Baca dan pahami apa yang boleh dan tidak boleh kau lakukan selama disini!"
Alean mengambil map coklat yang jatuh ke atas lantai karena dia terkejut dan tidak sigap untuk menangkapnya. Menatap Rean yang berjalan ke arah sofa. Duduk disana.
"Yang terpenting, jangan pernah mencampuri urusan pribadiku. Apapun itu!" tekan Rean.
Alea membuka map coklat itu dengan tangan bergetar, menaruh dua tasnya di atas lantai.
Ini seperti perjanjian kontrak dalam seri drama. Dan aku berada disini dan menjadi tokoh utama.
Yang dapat di ambil dari isi dari surat perjanjian itu, adalah Rean tidak ingin Alea bersikap seperti istrinya di depan orang lain. Mereka akan tetap menjadi orang asing diluaran, dan di rumah pun Alea tidak boleh banyak mengganggu Rean, apalagi mencampuri urusan pribadinya.
Dan yang terakhir, setelah Alea melahirkan dia yang harus mengajukan perceraian dan membuat seolah memang dirinya yang ingin mengakhiri pernikahan ini, bukan Rean.
Alea mengerti kenapa Rean melakukan ini, dia mau menjadi suami pengganti untuk Alea saja sudah cukup. Dan Alea tidak akan pernah banyak menuntut.
Bersambung
Arina ini, sifatnya persis Ibunya ya.. Gak tahu kalo Arian kembarannya.. Ah, jadi kangen Airin, tapi udah ditanam ya dia🤧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
dika edsel
sudahlah tanda tangani saja surat itu.. setelah lahiran lgsung pergi gk usah ada drama sesal menyesal dan balikan...!! keluarga Dimitri memang begitu sifatnya..,gk chris gk almarhum semua jahat..gk ada yg bner...!!
2025-05-24
0
ken darsihk
Sabar Aleaaa
Pelan tapi pasti si Rean nanti nya pasti bucin ke kamu , benar kan author 🤭🤭
2025-05-24
0