Bab 3

Rimba masuk ke dalam apartemen pribadi nya yang ia beli dengan hasil tabungan nya sendiri dengan langkah santai.

"Ta! Tata!" teriak Rimba memanggil sang adek yang terdengar sedang bertempur dengan masakan di dapur.

"Oi? Apa?" sahut Retha berteriak, ia tak mungkin meninggalkan nasi goreng yang sedang ia masak.

"Masak apa lo?" tanya Rimba sembari melangkah malas ke dapur, ia tertarik karena aroma makanan itu sekaligus ingin mengambil air dingin.

"Nasi goreng. Bahan masakan bulanan habis Bang, ngga mau beli?" Retha menjawab sekaligus bertanya karena ingat stok bahan dapur yang habis.

"Nanti malam Abang beli" jawab Rimba usai meneguk air dingin yang begitu menyegarkan tenggorokan nya yang kering.

"Gimana tadi sekolah nya? Suka ngga? Ngga ada yang ngebully lo lagi kan di sekolah yang baru ini?" tanya Rimba sembari bersandar di kulkas menatap Retha yang masih memasak.

"Baru hari pertama Bang, dulu juga gitu kok. Hari pertama sampe dua minggu adem ayem, eh tau nya minggu ketiga malah di buat trauma" jawab Retha membuat Rimba manggut-manggut.

"Kalau lo ngga betah bilang aja ke gue, biar nanti gue aduin ke Daddy biar di urus lagi pindahan lo" ucap Rimba mendapat helaan nafas jengah dari Retha.

"Bang gue cape pindah mulu, ngga pernah netap di satu sekolah gue, tiap tiga bulan pindah mulu, muak harus adaptasi" keluh Retha membuat Rimba iba.

"Ya mau gimana lagi, resiko muka cakep banyak yang iri. Tapi selama lo ada dalam pengawasan gue, lo aman kok. Gue jamin" Rimba menatap Retha serius dan tak main-main.

"Yaiyalah, sebagai Abang emang harus ngejaga adek nya. Inget kata Mom and Dad, Abang tu harus ngejaga Tata dengan baik ngga boleh sampai ceroboh atau lalai" oceh Retha membuat Rimba menghela nafas pelan.

"Dahlah besar kepala lo ntar kalo gini mulu, mau mandi dulu gue. Ntar gue makan sendiri deh, lo duluan aja makan nya" Retha mengiyakan ucapan Rimba yang meminta nya untuk makan lebih dulu, lagipula perut nya sudah berbunyi.

"Temen Abang yang tadi ganteng juga" gumam Retha kembali mengingat salah satu pemuda yang ia tau ialah teman Rimba.

Hahahaha!!

Hahaha!!

Hahaha!!

"Bisa banget lo Jes bikin orang ketawa" Ken menghentikan tertawa terbahak-bahak nya akibat lelucon yang di buat oleh Jessi lewat sambungan telepon di hp.

"Ih serius Ken, gue tadi ngeliat orang jalan sampe nyungsep di selokan itu beneran, gue ngga bohong" - Jessi.

"Oke-oke, gue percaya deh. Terus lo tolongin ngga?"

"Sebagai anak baik ya pasti lah gue tolong, ngga mungkin ngga gue tolong, tega banget gue dong" - Jessi.

"Mantap, ini baru cewek gue"

"Eh eh baru HTS ya, belum jadi cewek lo" - Jessi.

Ken menggaruk tengkuk nya merasa canggung, ia memang sudah lama menyukai Jessi, tapi Jessi selalu mengatakan tak ingin berpacaran dan memilih untuk menjadi teman tapi mesra.

"Udah dulu ya Ken, gue mau latihan dulu nih" - Jessi.

"Yah. Cepet banget Jes" keluh Ken, baru beberapa menit mereka mengobrol asik.

"Ya gimana ya.. Gue ketua cheerleader ngga bisa, kalau gue ngga konsisten ntar yang lain pada ikutan" - Jessi.

Ken menghela nafas pelan, diri nya masih ingin mengobrol dengan gadis yang selama ini mengisi pikiran nya.

"Demi nyemangatin tim basket kalian juga lah Ken, biar semakin membara semangat kalian kalau tanding" - Jessi.

Ken tersenyum tipis. "Oke Jes, semangat latihan nya ya. Jangan terlalu cape ntar sakit yang ada" Ken menunjukkan perhatian nya pada Jessi agar Jessi tertarik pada nya.

"Iya Ken, thanks ya. Gue tutup dulu, bye!" - Jessi.

"Bye.."

Tut

Ken menghela nafas berat, ingin meminta waktu yang lebih pada Jessi agar bisa berduaan tapi mereka bukanlah sepasang kekasih.

Jessi juga terlihat masih ingin merasa bebas tanpa larangan atau batasan dari pasangan. Dan Ken memaklumi itu.

"Daripada galau, mending ngajak Nando sama Rimba nongkrong" gumam Ken segera beranjak dari balkon bersiap-siap.

Ken melajukan motor CBR 250 nya dengan kecepatan sedang, ia akan menjemput Nando yang mengatakan ingin bermalas-malasan di kamar. Tapi yang nama nya Ken, kalau dia yang mengajak semua harus bisa.

"Ayo! Jangan malas anjir" pekik Ken sembari menarik kaki Nando dari kasur busa.

"Mentang-mentang lo tau kos-kosan gue, lo jadi seenaknya ya begini. Gue mau istirahat Ken" keluh Nando mencoba berontak.

"Cepet ngga!" desak Ken masih menarik kaki Nando hingga sampai di pintu keluar masuk.

"Iya-iya, sabar ege!" pekik Nando hampir berteriak, ia hanya memakai kolor berwarna merah jambu tanpa kaos atau penutup lain. Malu lah kalau di lihat teman kos nya.

Ken terkekeh dan membiarkan Nando menggerutu sembari melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!