My posesif husband. 04. Video-call

Pemilik restoran berjalan cepat kearah ruang VVIP tempat pertemuan Laura dengan kliennya. Dengan nafas memburu, disodorkannya ponsel itu didepan Laura yang tampaknya tengah berbincang dengan dua orang klien didepannya.

"Maaf bu, pak Brian menelpon katanya ingin bicara dengan ibu!" Katanya.

Mata Laura melebar, dia seolah tak percaya sekaligus terkejut.

Segera ia mengambil ponsel itu dari tangan bapak pemilik restoran, dia memiringkan badannya, lalu berbisik "halo mas! Ada apa?"

"Hm... Kamu tau apa kesalahan kamu?"

"Kesalahan? Memangnya aku ada salah ya? Apa soal masalah foto itu? Tapi bukannya semalam kita udah bicarain ya mas?" Kata Laura.

"Bukan itu! Kenapa kamu nggak bawa hape kamu? Aku chat-chat nggak di balas, ditelpon juga nggak diangkat!"

"Ohh iya... Lupa mas! Maaf yah.... "

"Nggak ada kata maaf! Sekarang aku mau video call, aku mau lihat gimana pertemuan kamu sama klien kamu itu!" Perintah Brian.

"Hah? Tapi mas! Ini kan bukan hape aku! Nggak enaklah mas masa mau video call pake hapenya orang!"

"Nggakpapa, kalau perlu aku beli hape pemilik restoran itu!" Ucap Brian terdengar begitu angkuh.

Laura terdiam sebentar, "iya... Tunggu ya mas! Kalau gitu aku mau bicara dulu sama bapak pemilik restorannya!" Kata Laura dengan nada berbisik aga tak terlalu didengar oleh klien dan pemilik restorannya.

Laura tau Brian itu manusia yang sulit sekali dibantah dan sekarang Laura tak punya pilihan lain selain menahan rasa tak enak hatinya dan berkata pada pemilik restoran, "pak, boleh nggak kalau hapenya saya pake buat video call sama suami saya? Nanti biaya wifi buat bulan ini biar saya yang bayar!"

"Ehh tentu saja boleh bu! Apapun yang bu Laura mau pasti saya turuti, nggak usah bayar wifinya juga, kalau ibu mau video call sampai berjam-jam juga saya nggak masalah bu!" Kata pemilik restoran.

Laura merasa sedikit malu, "maaf ya pak, ngerepotin!"

"Sama sekali nggak repot kok bu, saya kan tau ibu Laura dan pak Brian itu pengantin baru, wajar aja kalau berpisah sebentar langsung kangen lagi hehe!"

Laura hanya bisa cengengesan, rasanya ia ingin segera meninggalkan restoran tersebut tapi pertemuannya baru saja dimulai.

"Ya udah saya keluar dulu ya bu! Silahkan lanjutkan meetingnya!"

Setelah pemilik restoran keluar, kini Laura tertawa kecil di hadapan kliennya, "maaf ya pak, bu, nggakpapa kan kalau misalnya saya video call-an sama suami saya?" Izin Laura dengan sopan agar mereka merasa nyaman sebelum melanjutkan.

"Ehh iya nggakpapa kok bu!"

Sepanjang pembicaraan bukannya nyaman tapi malah makin canggung sebab Laura merasa di awasi begitu ketat, untuk bercanda saja rasanya sangat tidak mungkin. Rasanya seperti ujian matematika dan di awasi oleh guru yang memiliki tatapan tajam.

"Ehm jadi gaunnya yang seperti ini ya bu? Baik... Nanti saya perbaiki sketsa gambarnya sesuai request-annya." Kata Laura di tengah-tengah perbincangan.

"Kalau ibu masih ada request-an warna gaunnya, nanti boleh WA saya. Saya mengutamakan kenyamanan costumer!" Lanjutnya.

"Warnanya sesuai yang ibu Laura aja, biar saya terima jadinya aja dehh, saya percaya kok ibu Laura ini pandai soal ini!"

"Makasih ya bu! Heheh semoga gaunnya sesuai ekspektasinya dan semoga lancar sampai hari H!" Ucap Laura pada kliennya itu yang tak lain adalah calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan h-20.

Setelah berbincang cukup lama, akhirnya pertemuan itu selesai, Laura menghela nafas lega sembari memasukkan sketsa gaunnya kedalam tas.

"Kenapa? Capek ya?" Tanya Brian yang masih memantau lewat video call-nya.

"Kan aku udah bilang nggak usah kerja, uang aku udah banyak, kalau kamu mau apa-apa ya tinggal bilang sayan.... " Lanjutnya.

"Aku nggak terlalu capek kok mas! Lagian aku cinta sama pekerjaan aku!"

"Terus kalau sama aku, Nggak cinta?"

"Yang aku cintai itu, nomor satu suamiku, nomor dua pekerjaan aku dan nomor tiga uang suami hehe... Kan mas tau, dari dulu aku punya prinsip, kalau aku bisa ya kenapa enggak! Uang suami pastinya uang aku juga kan? Tapi uang istri tetap uang istri.... " Canda Laura.

"Hemmm..... " Timpal Brian tak bisa berkata-kata.

Episodes
1 My posesif husband. 01 foto itu
2 My posesif husband. 02. Godanya.
3 My posesif husband. 03. Menunda meeting
4 My posesif husband. 04. Video-call
5 My posesif husband. 05. Godaannya
6 My posesif husband. 06 cemberut
7 My posesif husband. 07 kewajiban istri.
8 My posesif husband. 08. Papa Sakit.
9 My posesif husband. 09.langsung keluar
10 My posesif husband. 10. Ruang bersalin
11 My posesif husband. 11. Balik dari ruang persalinan.
12 My posesif husband. 12. Takut
13 My posesif husband. 13 heran
14 My posesif husband. 14. Berdebat
15 My posesif husband. 15 cerita ke papa
16 My posesif husband. 16 kamar mandi
17 My posesif husband. 17. Main lagi
18 My posesif husband. 18. Curiga
19 My posesif husband. 19. Stop
20 My posesif husband. 20. Cek hp
21 My posesif husband. 21.ke dokter
22 My posesif husband. 22. Mendorong kuat
23 My posesif husband. 23. Harapan
24 My posesif husband. 24. Wanita itu
25 My posesif husband. 25. Dia siapa?
26 My posesif husband. 26. Malas pulang
27 My posesif husband. 27. Bertengkar
28 My posesif husband. 28. Mereka mengobrol
29 My posesif husband. 29. Lagi-lagi berdebat
30 My posesif husband. 30 menyindir
31 My posesif husband. 31. Niatnya.
32 My posesif husband. 32. Minta maaf
33 My posesif husband. 33. Mau membantu
34 My posesif husband. 34. Syok
35 My posesif husband. 35. Masuk Rumah sakit
36 My posesif husband. 36. Di peluk
37 My posesif husband. 37. Menceramahi
38 My posesif husband. 38. Demam
39 My posesif husband. 39. Bahagia
40 My posesif husband. 40. Hangus.
41 My posesif husband. 41. Proyek penting
42 My posesif husband. 42. Mila panik
43 My posesif husband. 43. Penasaran
44 My posesif husband. 44 bukan anaknya Laura
45 My posesif husband. 45. Gagal membukanya
Episodes

Updated 45 Episodes

1
My posesif husband. 01 foto itu
2
My posesif husband. 02. Godanya.
3
My posesif husband. 03. Menunda meeting
4
My posesif husband. 04. Video-call
5
My posesif husband. 05. Godaannya
6
My posesif husband. 06 cemberut
7
My posesif husband. 07 kewajiban istri.
8
My posesif husband. 08. Papa Sakit.
9
My posesif husband. 09.langsung keluar
10
My posesif husband. 10. Ruang bersalin
11
My posesif husband. 11. Balik dari ruang persalinan.
12
My posesif husband. 12. Takut
13
My posesif husband. 13 heran
14
My posesif husband. 14. Berdebat
15
My posesif husband. 15 cerita ke papa
16
My posesif husband. 16 kamar mandi
17
My posesif husband. 17. Main lagi
18
My posesif husband. 18. Curiga
19
My posesif husband. 19. Stop
20
My posesif husband. 20. Cek hp
21
My posesif husband. 21.ke dokter
22
My posesif husband. 22. Mendorong kuat
23
My posesif husband. 23. Harapan
24
My posesif husband. 24. Wanita itu
25
My posesif husband. 25. Dia siapa?
26
My posesif husband. 26. Malas pulang
27
My posesif husband. 27. Bertengkar
28
My posesif husband. 28. Mereka mengobrol
29
My posesif husband. 29. Lagi-lagi berdebat
30
My posesif husband. 30 menyindir
31
My posesif husband. 31. Niatnya.
32
My posesif husband. 32. Minta maaf
33
My posesif husband. 33. Mau membantu
34
My posesif husband. 34. Syok
35
My posesif husband. 35. Masuk Rumah sakit
36
My posesif husband. 36. Di peluk
37
My posesif husband. 37. Menceramahi
38
My posesif husband. 38. Demam
39
My posesif husband. 39. Bahagia
40
My posesif husband. 40. Hangus.
41
My posesif husband. 41. Proyek penting
42
My posesif husband. 42. Mila panik
43
My posesif husband. 43. Penasaran
44
My posesif husband. 44 bukan anaknya Laura
45
My posesif husband. 45. Gagal membukanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!