Sudah tiga hari berlalu semenjak pertemuan mereka di warung kala malam itu tapi sampai hari ini Arga masih terbayang bayang wajah Pricilla yang jauh berbeda dari tiga tahun sebelumnya, kecantikan dan pesonanya tak luntur di mata Arga tapi berbeda di pandangan Reza dia tanpa menyaring tutur katanya hanya langsung nyeletuk waktu itu.
"Ricill kamu baik-baik saja kan, kamu terlihat menderita" itu ucapan Reza
Dan jawaban Ricill hanya senyum dan angguk angguk saja walaupun bola matanya sudah terhalangi cairan bening dan seketika memeluk Reza dan berterimakasih atas pertanyaan nya, karena Ricill merasa itu kepedulian bukan hinaan.
Pertanyaan pertanyaan dan rasa penasaran penuh di kepala Arga, menderita level seperti apa yang di rasakan Ricill, hingga pertanyaan tak tersaring Reza sudah membuat nya terharu, bahkan Arga waktu itu fokus di jari jari tangan Ricill yang penuh luka, bekas irisan tak sengaja mungkin, tapi kenapa harus sebanyak itu?.
Malam itu Arga ingin bertanya ke Pricilla, selama ini kegiatan Ricill seperti apa?, dimana Ricill tinggal?, tapi pertanyaan itu buyar seketika melihat anak kecil kisaran umur 2 tahun di samping nya memanggil Ricill dengan sebutan *mama*, sakit sekali rasanya wanita kita cintai bertahun tahun, eeh saat tak sengaja berjumpa lagi sudah ada yang memanggil nya mama.
Aaaarrrggghhh
Arga seketika berdiri dari kursi kerja nya dan menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka, agar pikiran pikiran yang sedari tadi mengganggu nya bisa hilang sedikit saja.
Walaupun rasa penasaran jauh menyiksa nya keinginan tahu siapa suami Pricilla, dan kapan mereka menikah, tapi Arga berusaha menepis semua itu.
Waktu terus berjalan hingga jam kepulangan kantor sudah tiba.
ketika jam pulang kantor seperti biasa di antrian depan lift menuju lantai dasar pasti sedang padat padat nya, dan salah satu yang antri ada Reza dan di situlah
wanita pemuja Presdir Arga ngambil kesempatan .
"Pak Reza, terlihat dekat ya dengan pak presdir, apakah pak Reza sudah lama kenal" pertanyaan basa basi salah satu karyawan pemuja wajah tampan
"Sejak kuliah, kami satu kampus" terang Reza
Jawaban Reza semakin membuat mereka histeris katanya ini kesempatan emas melalui Reza.
"Berarti dekat banget dong, boleh minta comblangin pak "
"Pak Presdir udah punya kekasih gak pak?"
"Tipe pak Presdir seperti apa pak?"
"Pak Reza, lihat aku" salah satu dari mereka menarik paksa wajah Reza agar menghadap melihat dirinya memutar badan dan berkata,
"Body ku spek idol korea, kira kira masuk kriteria Pak Presdir gak ya?"
Respon Reza hanya menganga bukan karena terpesona tapi lebih ke syok karena fans pak Presdir tak lain adalah Arga semakin bar bar
"please pak Reza beri sedikit saja bocoran, nanti kami kasi tips" celetuk salah satu dari mereka lagi
"entah jawaban ku ini membantu atau tidak, tapi setahuku pak Arga belum ada kekasih, dan maaf sebelumnya hanya itu yang bisa ku bocor kan"
setelah memberikan Jawaban Reza melipir cepat masuk lift meninggalkan para fans Arga.
Di lantai dasar
Reza melihat Arga keluar dari lift khusus karena ini memang jam pulang, dan ia menghampiri Arga.
"Ga, fans mu membuat ku ketar ketir" bukan sapaan yang Arga dapat tapi keluhan
"Fans apa si Rez?" dengan nada sedikit bingung
"Itu di atas tadi para fans mu, mengurumuniku hanya untuk bertanya tipe mu seperti apa" jelasnya secara menggebu gebu
"Kalau kau yang di kerumuni berarti itu fans mu Reza" jawaban Arga membuat kepulan asap di telinga Reza keluar saking keselnya
"Iyaaaa memang aku di kerumuni tapi bukan aku mereka pertanyakan tapi k-a-m-u, pak Presdir tipe nya seperti apa, sudah punya kekasih gak dan bla bla bla, gak ada tuh yang nanya tentang aku" sahutan Reza membuat sederetan gigi Arga terlihat, baginya Reza lucu saat menerangkan sesuatu penuh ekspresi.
"Jadi kamu marah karena mereka gak nanya tipe kamu" pertanyaan Arga kembali memancing Reza
"Sudahlah aku mau pulang" Reza merajuk pemirsa
Tapi tak segampang itu Reza kabur saat di tawari tumpangan gratis dan makan gratis dia cepat luluh
Di dalam mobil
Arga ada di balik kemudi dan Reza duduk di kursi samping pengemudi, pikiran Reza kali ini pasti di traktir makan di resto mahal tapi sayangnya prediksi Reza lagi dan lagi meleset , yaaa Arga membawa Reza di kediaman keluarga nya, Rumah Ayah dan Ibu nya, Reza sempat protes tapi Arga berusaha meyakinkan bahwa ia rindu masakan Ibu nya selama bekerja ia kebanyakan tinggal sendiri di apartemen karena jarak rumah dari kantor memakan waktu lebih sejam sedangkan di apartemennya jarak dari kantor hanya butuh 15 menit, itulah kenapa ia jarang pulang, apalagi dengan jabatan yang sekarang, ia lebih butuh banyak waktu lagi.
"Waaah ternyata kamu beneran kaya, Ga" Reza terpesona dengan keindahan rumah Arga, setelah memasuki gerbang utama ia di suguhkan pemandangan rumah yang mewah dan taman luas, beberapa kali Reza berdecak kagum, apalagi setelah memasuki basement beberapa mobil terjejer rapi dan motor sport colletion.
"sekaya ini tapi kalau traktir makan hanya di warung pak Suryo ,peeliiit seekaliii" Reza mencibir
Arga hanya mendengar dan tersenyum saja,rasa lelah nya bekerja, ia sudah tak punya tenaga untuk meladeni celotehan Reza.
Reza mengekori Arga memasuki sebuah lift untuk menuju lantai dua.
Tring * lift terbuka
Arga lebih dulu keluar lalu Reza menyusul, Reza tak henti hentinya memuji interior yang ia lihat di sini.
"Selamat datang sayang, eeh ini Reza ya?"
Reza cukup kaget karena di kenali padahal ia tak tahu manusia di depan nya ini, apakah mereka pernah bertemu, rasanya tidak pernah, ini pertama kalinya kesini dan berjumpa penghuni rumah ini.
"Iyaa ini Rezaa bu, kenalin Rez ini Ibuku" Ternyata yang menyapa tapi adalah Ibu nya Arga.
"Haii tantee, Aku Reza " sebenarnya Reza sedang grogi karena dia pikir yang menyapa tadi bukan orang tua Reza.
"Haloo juga, makanan sudah siap Silahkan menuju ke ruang makan ya, ibu mau manggil Ayah dulu" Ibu Arga berlalu dengan senyuman cantik nya.
Di meja makan
Empat orang sedang menikmati makanan di piring masing-masing, Reza tak habis pikir bisa bisa nya ia duduk di antara orang old money ini, dan lebih tak pernah terbayangkan ia semeja makan dengan Direktur utama Wilders group.
"Reza aku melihat progres mu di kantor membuat saya kagum" itu ucapan Ayah Arga
"Teri-makasih Pak Direktur" Reza kaget dapat pujian itu
"Bagaimana kalau kamu jadi sekertaris Arga, karena aku mau narik sekertaris ku ke luar negeri" Tawaran Ayah Arga
"Apakah saya pantas Pak" Reza penuh ragu
"hahahaha, Arga dan kamu sama saja. Ragu dengan potensi sendiri"
"Bukan seperti itu pak tapi saya merasa, ada beberapa senior yang lebih mumpuni" sebenarnya Reza bahagia dan ingin sekali duduk di kursi sekertaris tapi jika baru tiga tahun ini bergelut di Perusahaan dan tiba tiba di angkat sekertaris akan penuh cemoohan nanti dan di anggap aji mumpung
" Masukkan saja berkas nanti, kita lihat secara sehat siapa yang benar-benar mumpuni" Itu ucapan Arga.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments