Penghianatan

Deg

Dimas tersentak. Ia pun menyuruh sekretaris barunya untuk keluar ruangan meninggalkan mereka berdua.

Sepeninggal sang sekretaris, Dimas mendekati Hilda, menangkup wajah istrinya dan menatap dalam wajah itu dengan tatapan lembut penuh arti.

"Hilda, apa yang sedang kamu pikirkan? kamu tidak sedang berfikir bahwa suami kamu sedang berselingkuh bukan?."

"Istri mana yang masih berpasangan baik pada suaminya setelah tahu bahwa suaminya itu menyimpan banyak rahasia yang sedikitpun tidak diketahui oleh istrinya sendiri."

"Maksut kamu?."

"Jangan berpura-pura tidak tahu mas. Kamu sengaja kan tidak memberitahu aku tentang penerimaan sekretaris baru pengganti Rendi?."

"Jangan salah paham dulu, aku akan menjelaskan padamu soal itu." udah Dimas sembari melepaskan raupan tangannya. Namun kini Dimas berganti menggenggam erat jemari Hilda.

"Sayang, aku memang sengaja tidak memberitahumu soal pembukaan lowongan sekretaris baru itu karena aku tu tidak mau membebani pikiranmu. Secara, aku sangat tahu betul bagaimana kamu sudah terbebani dengan semua permintaan ibu. Maka dari itu, Aku tidak mau membuatmu tambah terbebani lagi dengan permasalahanku di kantor. Kamu paham kan apa maksudku?."

Hilda tak menjawab. Ia hanya diam dan menatap wajah suaminya dengan tajam.

"Hilda sayang, Percayalah, Aku begitu menyayangimu. Bahkan aku pun juga sangat mencintaimu. Apa masih ada yang kau ragukan dariku?."

"Tidak. Aku percaya padamu. Maafkan aku yang sempat berburuk sangka padamu ya mas."

"Tak apa. Selanjutnya, tolong percayalah padaku. Jangan ada keraguan dihatimu tentang kesetiaanku."

Hilda hanya mengangguk kecil dan tersenyum tipis. Ia tak berani mengiyakan ucapan Dimas. Karena Entah mengapa sampai detik ini Hilda selalu merasa bahwa dihatinya masih merasakan kejanggalan tentang semua ini.

Tentu saja Hilda tak ingin menunjukkan pada sang suami tentang risalah hatinya. Dirinya lebih memilih untuk diam dan berpura-pura tidak tahu apapun. Namun jauh dari dalam hatinya, ia ingin sekali mengungkap kebenaran. Apapun risikonya.

"Sayang, sebaiknya kamu pulang dulu saja. Aku masih banyak pekerjaan."

"Kamu mengusirku mas?."

"Bukan begitu. Aku baru saja memenangkan tender besar di meeting pagi ini. Jadi aku akan sangat sibuk mengerjakan semua konsepnya. Jika kamu berada disini, aku takut kamu akan bosan nanti."

"Begitu ya. Hmmm.. ya sudah, kalau begitu aku akan pulang saja."

"Mau diantar sampai depan?."

"Tidak perlu mas. Aku bisa sendiri kok. Kamu lanjut kerja aja."

"Baiklah. kamu hati hati ya."

"Hmm.." Sahut Hilda yang langsung berpamitan dengan meraih telapak tangan Dimas dan menciumnya.

"Oh ya mas, satu lagi."

"Apa?."

"Hari ini adalah hari aniversary kita. Pulang lah lebih awal. Aku akan siapkan makan malam istimewa untuk kita."

"Ya. Mas usahakan pulang lebih cepat."

Setelah Hilda pergi. Dimas pun bisa bernafas lega. Sungguh, berada di dalam ruangan bersama Hilda beberapa menit saja mampu membuat Dimas begitu berkeringat.

Saat Dimas sedang fokus melanjutkan pekerjaannya. Tiba tiba saja Novia datang dan mengecup leher Dimas. Bagian yang sangat sensitif baginya.

"Kau mengagetkanku saja."

"Berkeringat sekali, habis naik rollercoaster ya? mm.. atau takut ketahuan istri tercinta?." bisik Novia dengan nada lembut, mendesah, dan menggoda.

"Bisa aja kamu! awas ya!."

"Aawww"

Dimas menarik tangan Novia dengan cepat dan langsung menjatuhkan tubuh wanita itu ke pangkuannya.

"Dimas.. kau sungguh mmbbbfff.." Belum sempat Novia berucap, Dimas sudah lebih dulu membungkam bibir sang sekretaris dengan bibirnya.

Ciuman dahsyat mulai tercipta dari keduanya. Penuh nafsu dan penuh gairah. Seluruh pakaian Novia sudah sangat berantakan karena ulah tangan jahil Dimas yang sudah bergerilya kesana kemari. Bahkan tanpa mereka sadari, Novia sudah separuh telanjang.

Jari yang sedang asik mengorek goa lembab itu terpaksa Dimas hentikan saat ia menyadari bahwa mereka sedang berada di ruang kerja yang sewaktu waktu bisa kedatangan orang lain yang masuk kedalam.

"Kenapa berhenti?." Tanya Novia

"Bagaimana jika ada yang masuk?."

"Aku sudah mengunci pintunya."

"Benarkah? Kau sudah berniat menggodaku ya?."

"Belum sempat aku goda kau juga sudah tertarik kan?."

"Kau sangat sexy" Bisik Dimas sembari melanjutkan kegiatannya.

Dimas tak sampai hati untuk melakukan kegiatan maksiat itu di tempat ia mencari nafkah. Akhirnya, Dimas pun menuntun Novia untuk masuk ke sebuah ruang rahasia yang ada di balik lemari buku.

"Dimas, ternyata ada kamar di ruang kerjamu? Kenapa aku tidak tahu sebelumnya?."

"Ya, aku menggunakannya jika aku terlalu lelah dengan pekerjaanku dan aku tidak sempat beristirahat pulang."

"Apa istri kamu tahu sial kamar ini?."

"Tentu saja. Kamar ini juga dulunya sering di gunakan Hilda untuk tidur siang pas seharian dia ikut ke kantor."

"Oh.." Sahut Novia dengan lirih dan dengan ekspresi yang kurang suka.

"Kenapa?."

"Beruntung sekali ya Hilda bisa memiliki kamu."

"Jika dulu kamu tidak meninggalkanku, posisi Hilda adalah posisi kamu."

"Maaf Dimas, aku.."

"Sssttt... jujur, aku senang sekali kamu kembali."

"Andai kamu tahu, aku lah yang lebih bahagia bisa bersamamu lagi sekarang. Ya meskipun hanya sebagai kekasih gelap."

"Jangan bicara seperti itu, Sejak kamu pergi, Hilda lah yang menemaniku. Dia yang membuatku bersemangat hidup kembali setelah kau tinggalkan. Dia yang mengisi kekosongan hatiku kala itu."

"Ya, aku memahami itu."

"Tenanglah, aku akan memperlakukanmu secara istimewa. Tapi dengan satu syarat."

"Apa?."

"Tetap rahasiakan hubungan kita dari siapapun. Termasuk keluargamu. Apalagi dari Hilda. Di luar, kita adalah atasan dan bawahan. Kamu mengerti?."

"Aku mengerti."

"Baguslah, kalau begitu, bisakah aku melanjutkannya?."

"Tentu saja."

Tanpa pikir panjang, Dimas pun langsung melanjutkan aksinya. Ia melepaskan seluruh kain yang melekat di tubuh Novia dan juga dirinya.

Entah mengapa Dimas merasa begitu bergairah melihat tubuh putih dan seksi Novia. Apakah karena Novia adalah cinta pertamanya? Atau karena ini adalah pertama kalinya ia melihat tubuh wanita lain selain istrinya? Entahlah, Dimas juga tidak tahu. Yang pasti, Dimas ingin smenyelesaikan nafsu birahi yang sudah mencapai puncak yang tak lagi bisa ia kendalikan.

Beberapa menit kemudian, keduanya pun telah menyelesaikan kegiatan terlarang yang seharusnya tidak mereka lakukan.

Dimas terkulai lemas dan terbaring di samping Novia. Ia terdiam menatap langit langit kamar. Ada sedikit rasa sesal atas penghianatannya kepada sang istri.

"Kamu menyesal?." Tanya Novia.

"Tidak. Aku hanya merasa bersalah pada Hilda."

"Lalu apa yang akan kamu lakukan?."

"Tidak ada. Aku akan tetap seperti ini. Menjalani pernikahan bersama Hilda. Dan menjalani hubungan ini bersamamu. Bagaimana? Apakah keberatan?."

"Jika harus jujur, aku merasa keberatan. Tapi karena hanya ada satu pilihan, maka aku akan tetap memilih bersamamu meski harus jadi yang kedua."

"Terimakasih kau sudah mau mengerti." Ucap Fimas sembari mengecup kening Novia dan memeluk tubuh seksi yang baru saja ia nikmati.

Sementara Novia hanya tersenyum smirk dan langsung ikut memeluk tubuh Dimas.

Aku tidak akan tinggal diam. Aku tidak mau selamanya menjadi yang kedua. Aku tidak mau berbagi. Aku ingin menjadi satu satunya untuk Dimas. Sama seperti dulu yang hanya aku lah prioritas Dimas.

Aku akan merebut Dimas. Aku akan merebut cintaku kembali.

Sementara itu, Hilda yang tengah sibuk memasak tiba tiba saja ujung jarinya tersayat pisau. "Aw.." Perasaannya tiba tiba saja merasa tak nyaman. Seperti ada rasa kehilangan. Tapi Hilda sendiri tak tahu apa yang hilang.

Saudara tak punya. Orang tua pun juga tak pernah tau siapa. Lalu pada siapa ia harus bertanya soal firasat buruk ini?

Apa pada suaminya? Tapi barusan dia habis bertemu dengan Dimas. Dan suaminya pun dalam keadaan yang baik-baik saja.

Ah sudahlah. Mungkin hanya perasaanku saja. Pikir Hilda.

Belum sempat ia melanjutkan kegiatan memasaknya, ponsel yang ada di sakunya mengeluarkan suara notifikasi pesan.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Green me

Green me

pengen gue jitak tuh pala si Dimas😤

2025-05-22

3

Rabiatul Addawiyah

Rabiatul Addawiyah

clbk trus cewenya ga tau malu ya udah kesingkir istri sah

2025-06-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!