Ultraman Nexus: Menyelamatkan Manusia Dari Para Titan
eps 2 suara dari dalam Mikasa
> Narasi Eren Yeager
"Setelah cahaya itu hilang… kami menemukan Mikasa. Tapi sesuatu dalam dirinya telah berubah."
Mikasa perlahan membuka matanya. Debu masih menutupi wajahnya, tapi tatapannya... masih seperti Mikasa yang kukenal. Kami semua langsung mengelilinginya.
Eren yeager
“Mikasa! Apa kau baik-baik saja?!”
Mikasa Ackerman
“Akh... Aku… aku tidak tahu… kepalaku sakit… seperti ada suara di dalamnya.”
Armin arlert
Armin segera memeriksa denyut nadi Mikasa.
Armin: “Denyut jantungnya normal. Tapi... ada sesuatu yang aneh…”
Dalam pikirannya, suara asing terdengar:
Jun himeya
"Namaku Himeya Jun… aku juga pernah menjadi Ultraman Nexus… dan kini, cahaya itu telah memilihmu."
Mikasa Ackerman
Mikasa menggertakkan giginya.
Mikasa (pelan): “Siapa… kamu…?”
Jun himeya
"Jangan takut. Kau adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkan dunia ini… dari kegelapan yang lebih besar dari Titan…"
Eren yeager
“Mikasa?! Kau kenapa kau tidak apa apa kan
Mikasa memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam.
Mikasa Ackerman
Mikasa: “Ada… suara dalam kepalaku. Namanya Himeya. Dia bilang... aku sudah dipilih.”
Armin arlert
Armin: “Dipilih? Seperti... cahaya yang menyelamatkan kita waktu itu?”
Eren yeager
Eren: “Berarti raksasa itu... benar-benar kau, Mikasa?”
Mikasa hanya mengangguk pelan.
> Narasi Eren:
"Cahaya itu bukan hanya kekuatan. Itu adalah warisan. Dan kini, Mikasa bukan lagi hanya sahabatku. Dia telah menjadi bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar…"
Mikasa, yang masih duduk lemah di tengah reruntuhan, perlahan mengangkat tangan kanannya. Di sana... sebuah alat yang bernama evoltruster
Itu anggap aja tangan Mikasa hehe
Semua yang ada di sekitarnya menahan napas. Alat itu memancarkan aura yang tidak berasal dari dunia ini.
Eren yeager
Eren (terkejut): “Itu… benda yang kau lihat waktu sebelum berubah…”
Armin arlert
Armin (kagum): “Benda itu... seperti kunci. Mungkin... itu cara Mikasa bisa berubah menjadi raksasa cahaya itu.”
Mikasa Ackerman
Mikasa: “Alat ini muncul di hadapanku saat aku hampir mati. Aku tak tahu bagaimana, tapi… saat aku menyentuhnya… aku merasa seperti... menyatu dengan sesuatu yang besar. Seperti aku bukan lagi manusia biasa…”
Mikasa berdiri perlahan, meski tubuhnya masih lemah. Tangannya meremas alat itu kuat-kuat.
Mikasa Ackerman
Mikasa: “Dan sekarang... suara dari dalam alat ini terus membisikkan satu hal: ‘Kau harus bertarung... melindungi yang tak mampu melindungi diri mereka sendiri.’”
Eren menatap Mikasa, matanya mulai dipenuhi rasa khawatir.
Eren yeager
Eren: “Kau nggak sendirian, Mikasa. Apapun yang terjadi, kita akan cari tahu soal alat itu... dan soal cahaya yang ada di dalam dirimu.”
Armin mengamati alat itu lebih dekat.
Armin arlert
Armin: “Aku yakin ini bukan teknologi dari dunia kita... Tapi seolah-olah benda ini ‘memilih’ Mikasa.”
Tiba-tiba... alat itu berkedip sejenak —dan dalam sekejap, gambaran mengerikan muncul di pikiran Mikasa: sebuah kota yang hancur, monster raksasa dengan wajah Titan namun tubuh seperti iblis kegelapan. Mikasa langsung tersentak dan menjatuhkan alat itu.
Mikasa Ackerman
Mikasa (terengah): “A-aku… aku melihat sesuatu… kota yang terbakar… Titan… tapi mereka berubah… jadi sesuatu yang jauh lebih buruk…”
> Narasi Eren:
“Kami tak tahu apa sebenarnya alat itu. Tapi satu hal yang pasti… ini bukan akhir. Ini baru permulaan.”
Comments
Kieran
Aku merasa terseret ke dalam cerita ini, tak bisa berhenti membaca.
2025-05-11
2