Pantai di Bali pagi itu menyambut dengan sinar matahari yang lembut dan hangat, memantulkan cahaya emas di atas permukaan air yang tenang. Pasir putih yang halus terasa di bawah kaki, dingin namun menyenangkan saat digali dengan jari-jari kaki. Ombak kecil berderu perlahan, menciptakan suara gemericik yang menenangkan, berpadu dengan suara burung-burung laut yang terbang rendah mencari ikan. Di kejauhan, beberapa perahu nelayan berwarna-warni tampak berlayar, menambah nuansa lokal pada pemandangan yang sudah seperti kartu pos ini.
Seorang pria tampan tengah berjalan menyusuri garis pantai, menikmati keindahan alam yang terbentang luas di depannya. Udara segar mengisi paru-parunya, bercampur dengan aroma garam laut yang khas, menyegarkan dan membawa kedamaian. Di sekitar, kelapa dan pohon-pohon tropis melambai-lambaikan daunnya yang hijau, menambahkan sentuhan eksotis pada suasana pagi yang cerah.
Pria tampan dengan kaca mata yang bertengger manis di hidung mancungnya itu menatap datar ke depan sana. Tidak ada senyuman yang terukir di bibirnya. Dirinya bahkan sama sekali tidak menikmati keindahan yang ada di depan matanya ini.
Pikirannya hanya terbelenggu oleh sebuah kertas-kertas pekerjaan yang menampilkan garis-garis sebuah kurva, beberapa angka yang mendominasi di setiapnya.
Pria tampan itu sama sekali tidak bergeming di tempatnya, pandangannya lurus ke hamparan lautan sana.
Baginya, tidak ada hal yang menarik, dan kenapa dirinya harus di suruh liburan oleh asistennya? Dirinya lebih suka duduk di sebuah kursi dengan beberapa berkas yang menumpuk, ketimbang di tempat ini.
Jangan heran, mau tempat seindah apapun, bagi pria itu sama saja. Kehidupannya terlalu datar, tanpa ada sebuah cahaya yang menyinari.
Sedari kecil, pria tampan berahang tegas itu di paksa menjadi seorang dewasa, menjadi tangguh, dan di paksa menjadi pria tanpa hati. Pria itu juga tidak mengenal sama sekali akan sang pencipta. Siapa Tuhannya, bahkan dirinya tak di ajarkan itu. Dirinya hanya di ajarkan oleh obses keluarganya yang menjadikannya pria yang kuat dan pandai, bahkan bisa merengkuh keindahan duniawi dengan genggamannya, lewat kecerdasan otaknya.
Dan kecerdasannya tidak bisa di ragukan lagi, pria itu terlalu cerdas, bahkan saat usianya masih kecil, hingga sampai saat sekarang ini..
Bahkan dirinya mampu menyelesaikan pendidikannya dalam waktu singkat, dan memegang semua tanggung jawab keluarga dalam usianya yang masih muda.
Banyak yang memuji dirinya, bahkan ada wanita yang terang-terangan ingin menggapainya, namun mereka langsung ciut saat melihat tatapan dari pria tampan itu.
Cinta? Bahkan pria itu tidak mengenal kata cinta, sebuah perasaan juga dirinya tidak punya, itu yang membuatnya bersikap dingin pada siapapun, termasuk pada keluarganya.
Semilir angin yang sejuk itu menerbangkan beberapa helai rambut hitamnya, namu tak membuatnya damai, dirinya malah memikirkan beberapa berkas miliknya yang terbengkalai karena dirinya terpaksa liburan.
Buk
Namun, saat dirinya tengah menikmati keindahan itu, tiba-tiba saja tubuhnya di tabrak oleh seseorang.
Pria tampan itu langsung mengeraskan rahangnya, dan menatap tajam pria yang baru saja menabrak dirinya itu.
Seumur-umur, tidak ada yang berani dengannya, bahkan mereka akan bersikap tunduk padanya.
"Kamu–"
"Ampun, saya minta maaf" pria di depannya malah meminta maaf, tapi bukannya dirinya merasa iba, dirinya malah semakin menjadi-jadi, pria tampan itu malah dengan santai menginjak tangan pria itu sampai membuatnya memekik kesakitan..
Ucapan permohonan dan ringisan kesakitan yang keluar dari mulut pria itu bagaikan alunan musik merdu yang menggerayangi dirinya. Bahkan dirinya semakin mengeratkan injakan di bawah sana.
Membuat orang tertindas seperti ini merupakan kesenangan bagi dirinya.
Tidak ada yang berani mendekat, mereka cukup menjadi penonton yang setia karena terlalu takut mencari masalah dengannya.
Sampai dengan tiba-tiba seorang wanita berhijab datang dan menyudahi kesenangannya itu. Dirinya menggeram menatap tajam wanita itu..
Semakin marah saat wanita itu berani dengan dirinya, tangannya sudah terkepal erat, ingin memberikan pelajaran berharga pada wanita itu. Jangan tanya apakah dirinya punya sisi kemanusiaan, jawabannya tetap tidak. Bahkan mau wanita sekalipun dirinya sama sekali tidak peduli.
Saat dirinya ingin memberikan pelajaran, tiba-tiba tubuhnya terhuyung, matanya menatap tajam seseorang yang baru saja menariknya.
Bibirnya sudah ingin protes, namun asistennya malah menariknya pergi dari tempat itu.
Sampai dimana mereka berada di penginapan, pria berahang tegas itu langsung meninju perut sang asisten, membuat asistennya itu langsung terjatuh.
"Kenapa tuan muda pukul saya?" Protes sang asisten.
"Karena kamu sudah berani-beraninya mengganggu saya!"
Asistennya menghela nafasnya kasar. "Tuan muda... Jangan bertindak gegabah, di sana ramai orang. Tuan muda tidak mau bukan wajah tampan tuan muda tersorot kamera mereka dan berita anda menjadi viral?" Sang asisten masih bersabar dan menjelaskannya.
"Kamu yang bawa saya kemari, bukan saya yang mau."
"Sekali-kali liburan tuan muda. Menikmati keindahan dunia, bukan hanya mencari dollar saja." Sahut pria itu.
"Tau apa kamu! Saya tidak suka liburan. Bagi saya itu buang-buang waktu saja."
Sang asisten menepuk jidatnya, ini lah jika orang yang terlalu otoriter dan datar, sama sekali tidak menikmati keindahan di alam sana.
"Tapi tuan–"
"Jangan banyak protes. Saya ingin pergi ke club'." Ucap pria tampan itu dan langsung pergi dari sana.
Sang asisten menghela nafasnya kasar. "Sampai kapan tuan muda seperti itu?" Gumamnya.
*
Pria tampan itu pergi sendirian di sebuah club' yang ada di kota itu. Dirinya bahkan tidak mengijinkan sang asisten ikut dengannya.
Kedatangannya membuat ratusan mata wanita yang ada di sana tercengang, bahkan ada yang berani menggodanya, namun langsung di tepis kasar dan di bentak olehnya.
Dia punya segalanya, bahkan uangnya banyak, pernah beberapa kali berciuman dengan perempuan, tapi dirinya tidak suka di sentuh oleh sembarangan orang. Apalagi saat berada di tempat seperti ini.
Pasti wanita itu sudah banyak di ti-duri oleh pria lain, dan dirinya pemilih, dan tidak mau melakukan hal seperti itu dengan orang seperti mereka..
"Wine"
Seorang wanita yang ada di sampingnya tersenyum menyeringai, wanita itu perlahan mengambil gelas wine yang di siapkan oleh bartender dan memasukkan sesuatu ke dalam minuman itu.
Sampai wanita itu menggeser gelas itu, dan tersenyum senang saat melihat pria tampan itu menenggak minuman yang sudah di campur olehnya dengan obat pe---rangsang.
Dirinya langsung beringsut duduk perlahan mendekati pria tampan itu, bajunya juga di turunkan membuat be--lahan da-danya yang b3-sar terlihat sangat jelas.
"Mas-" panggilnya dengan suara de-sahan manja.
Pria tampan berahang tegas itu melirik dari ekor matanya, lalu sebuah senyum miring terpatri jelas di wajah tampannya.
Pyar
Gelas yang sudah kosong itu langsung di banting hingga pecah, membuat semua orang yang ada di sana terperanjat terkejut. Mereka semuanya menoleh dan menatapi itu.
Glek
Wanita itu meneguk ludahnya susah payah, tenggorokannya terasa sangat tercekat, dirinya bahkan sampai kehilangan tarikan nafasnya saat ini.
Sialan, dirinya sudah salah mencari lawan.
Sreet
"Aaaa"
Wanita itu jelas terkejut saat apa yang di lakukan oleh pria itu. Pria itu langsung mengulurkan tangannya yang berotot, dan langsung men-cekik lehernya membuat wanita itu menjerit kesakitan.
"To-tolong lepaskan saya" suaranya bahkan terdengar parau dan kesulitan bernafas akibat ce-kikan itu terlalu kuat.
Pria itu menatapinya dengan tatapan tajam. "Beraninya kau j2-lan9 menyentUh saya!" Desisnya tajam di sertai geraman tertahan.
Brugh
Sampai beberapa menit sampai wajahnya sudah memerah, pria tampan itu langsung menghempaskan tubuh wanita itu, sampai jatuh tersungkur di lantai sana, membuat wanita itu menangis.
Pria itu tak memperdulikan itu, dirinya langsung berlalu pergi dari sana, meninggalkan tatapan mereka semuanya.
Namun, entah mengapa, takdirnya membawanya untuk bertemu dengan seorang gadis berhijab yang tadi di pantai. Pria itu melihat gadis itu ingin di le-c3hkan oleh seorang pria berperut buncit.
Alisnya terangkat, agak tersenyum sinis saat menyadari seorang gadis berhijab datang ke tempat seperti ini.
Dirinya malah jadi terkekeh kecil, namun tak ayal malah kakinya melangkah dan menolong gadis itu.
Bukan lawannya karena pria berperut buncit itu langsung kabur dan tak berani dengan dirinya.
Sampai dirinya di buat tersentak dengan apa yang di lakukan oleh gadis itu, membuat tubuhnya membeku syok. Tapi dirinya tak bisa menolak, karena dirinya juga terpantik dengan apa yang di lakukan oleh gadis itu.
Dirinya juga terbawa suasana karena dirinya baru saja minum obat yang diberikan oleh wanita tadi.
Sampai pria itu tak tahan, dan langsung membawa gadis itu di sebuah hotel yang ada di kota itu.
Toh tidak ada yang berharga, melakukannya juga bukan hal yang lumrah. Dirinya juga berpikir jika gadis itu mungkin sudah biasa.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments