Pada Tahun 1980'an

Ishwar tidak tidur semalaman. Ia sengaja melakukannya karena tidak ingin bayi laki-lakinya turut dijadikan tumbal.

              Dua malam yang lalu saat Ishwar sedang pergi ke rumah tetangga untuk memenuhi undangan kendurian. Ada yang mengganggu istri dan anaknya di rumah.

              Pada masa itu jarak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya saling berjauhan. Banyak pohon-pohon besar yang ditanam di halaman rumah mau pun pekarangan.

              Di desa lampu juga belum ada. Hanya nyala api yang bisa diandalkan untuk penerangan pada waktu malam.

              Ada yang mengetok pintu rumah Ishwar malam-malam.

              Siapa gerangan orang yang hendak bertamu tanpa mengucap salam? Hanya pintu yang terus diketok-ketok.

              Zainab istri Ishwar terpaksa membukakan pintu. Ibu muda yang tengah di rumah tanpa suaminya itu khawatir kalau suara ketokan pintu itu membangunkan bayinya yang baru sejenak tertidur.

              “Sebentar”,

              “Siapa ya?”,

              “Mas Ishwar sedang pergi kenduri”,

              Zainab keluar dari dalam kamar untuk membukakan pintu.

              Ketika pintu dibuka tidak ada siapa-siapa di depan rumah Ishwar. Hanya angin malam yang berembus menampar tubuh Zainab.

              Kemudian Zainab lekas menutup dan mengunci pintu rumahnya kembali. Ia berlari kembali ke kamar.

              Anaknya yang masih bayi tiba-tiba menangis dengan menjerit-jerit.

              “Aduh sayang”,

              “Kamu kenapa anak lanang?”,

              “Baru tidur sebentar sudah bangun”,

              Zainab menimang dan menyusui bayinya yang terbangun tanpa sebab. Padahal biasanya anaknya itu jika sudah terlelap tidak mudah untuk dibangunkan.

              Aneh pikir Zainab.

              Zainab perlu waktu yang lama untuk menidurkan buah hatinya.

*

              “Tadi ada yang mengetok pintu”,

              “Pas aku buka tidak ada orangnya”,

              Zainab mengadu kepada Ishwar yang baru saja pulang dari kenduri.

              “Kamu yakin itu bukan suara angin?”,

              “Angin apanya?”,

              “Suaranya jelas dan tidak berhenti-berhenti sebelum aku datangi”,

              Zainab sedikit kesal karena Ishwar menganggapnya sepele.

              “Habis itu anak kita nangis kencengnya minta ampun”, lanjut Zainab.

              “Apa yang terjadi setelah kamu membuka pintu?”, Ishwar mulai menanggapi istrinya dengan serius.

              “Kaya ada angin yang masuk ke dalam rumah”, jawab Zainab yang masih ingat dengan seksama.

              “Waduh dek”,

              “Besok lagi kalau ada yang mengetok pintu tanpa mengucap salam tidak usah dibukakan”, pinta Ishwar.

              “Kenapa mas?”,

              “Tiba-tiba mas Ishwar jadi takut”, Zainab membaca gelagat suaminya.

              “Tadi di kendurian …”,

              Ishwar pun bercerita kepada istrinya. Sewaktu kendurian habis isya di rumah tetangga tadi ia mendengar cerita yang sama. Kejadian yang baru saja dialami oleh Zainab juga terjadi pada warga yang lain.

Tidak hanya satu. Ada beberapa peristiwa serupa yang terjadi di rumah-rumah yang lain di desa ini.

              Ketukan pintu tanpa suara salam. Ketika pintu dibuka tidak ada orangnya.

              “Tok… tok… tok…”,

              “Tok… tok… tok…”,

              “Tok… tok… tok…”,

              “Tok… tok… tok…”,

              “Mas”,

              “Mas Ishwar”,

              Zainab terbangun di tengah malam.

              “Sudah biarkan saja”,

              “Tidur lagi”, kata Ishwar.

*

              Ishwar tidak tidur semalaman. Ia sengaja melakukannya karena tidak ingin bayi laki-lakinya turut dijadikan tumbal.

              Tidak hanya Ishwar yang melakukannya. Semua bapak-bapak di desa juga melakukan hal yang sama.

              Sebelumnya desa ini baik-baik saja. Tapi dalam dua pekan terakhir sudah ada dua orang yang meninggal.

Terang warga bertanya-tanya. Karena mereka yang meninggal dalam kondisi yang tidak wajar.

              Orang-orang desa percaya penyebab semua ini adalah karena ada tamu baru di desa mereka yang sekarang kerap datang berkunjung.

              Sebulan yang lalu seorang janda dari desa ini dipersunting oleh seorang duda tua kaya raya dari desa lain yang tempatnya jauh dari desa ini.

              Semenjak saat itu di desa ini mulai mengalami kejadian-kejadian aneh yang menakutkan.

              Mungkin orang-orang dewasa terlalu sibuk bekerja sehingga tidak bisa melihat ulah-ulah usil mereka.

Tapi anak-anak kecil di desa ini bisa merasakan kehadiran mereka. Bahkan ada beberapa yang bisa melihatnya lalu jatuh sakit selama berhari-hari.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!