Proyek Pertama

'Alvin yang kamu injak-injak itu sudah musnah. Alvin yang dihadapanmu sekarang

adalah Alvin versi baru.' ucap Alvin dalam hati, lalu ia kembali menatap Dina tidak mau kalah.

Dari kejauhan Dina geleng-geleng, ia tidak mengerti apa yang terjadi pada suaminya itu.

Tanpa membuang waktu, begitu melihat lampu merah. Dina langsung pergi menyebrang, karena sudah di tunggu di seberang jalan.

Melihat Dina masuk ke dalam mobil Alvin, langsung menghela nafas panjang, tiba- tiba saja Doni menepuk pundaknya.

"Udahlah ... jangan di pikirin, kamu udah keren banget. Setidaknya dengan cara kamu tadi, semoga dia bakal mikir bagaimana kamu yang sekarang.

Yuk bangkit, tunjukkan pada dunia kamu bukan laki-laki lemah!" ujar Doni membuat Alvin mengangguk.

"Masih ingat kata-kataku?" tanya Doni yang dibalas anggukan oleh Alvin."Masih banyak perempuan lain di dunia ini." jawab Alvin membuat Doni terkekeh, lalu mengangguk."Mantap, ayo kerja lagi." ajak Doni.***Tiga minggu telah berlalu, setelah Burhan menawarkan Alvin untuk memegang satu proyek."Gimana AL, siap?" tanya Burhan saat hendak serah terima dana pembangunan."Huh... Bismillah siap, Pak." jawab Alvin menerima uang tersebut, lalu menjabat tangan Alvin."Ok, kita tunggu hasilnya ya, semoga beruntung." lanjut Burhan yang dibalas anggukan oleh Alvin."Besok kamu sudah boleh membelikan uang ini untuk segala keperluan." lanjut Burhan."Baik Pak.""Bu, boleh saya gendong Guntur dulu." ucap Alvin yang dibalas anggukan oleh Maya.

"Boleh dong, ini kan anak kamu." jawab Maya lalu memindahkan Guntur ke gendongan Alvin. Alvin langsung menciumi kening dan pipi anaknya tersebut lalu ia tersenyum."Ini semua berkat kamu Nak, kamu yang membawa rezeki buat Ayah." ucap Alvin sambil mengusap lembut kepala Guntur yang sudah sangat aktif."Kalo bayi laki-laki biasanya cepat jalan AL, bentar lagi juga anak kamu mulai jalan itu. Sekarang aja dia udah aktif banget,pengennya didiriin mulu." ujar Maya membuat Alvin tersenyum."Terima kasih ya Bu, selalu menjaga Guntur. Bahkan Ibu lebih tau tentang Guntur, dibanding saya, Ayah kandung sendiri.Wajar sih, Ibu seharian sama Guntur,sedangkan saya malam aja. Dan itupun cuma beberapa jam lalu tidur." ucap Alvin membuat Maya mengangguk."Aman, saya sangat senang sama anak kamu, gak rewel bikin gemas." lanjut Maya yang dibalas anggukan oleh Alvin.***Sore hari, Alvin bersiap-siap untuk Pulang, saat ia sedang membenarkan kain gendongnya tiba-tiba Doni datang."Mandor jangan lupain temanmu ya." ucap Doni membuat Alvin terkekeh."Gak ada yang lupa, justru aku mau minta bantuan kamu ini selama sebulan kedepan." ujar Alvin yang dibalas anggukan oleh Doni."Ayo sayang, kita pulang ya." gumam Alvin pada Guntur lalu menyalakan motornya.Sekitar 30 menit melakukan perjalanan, akhirnya mereka sampai di depan rumah.Baru saja ia turun dari motor, ia melihat ada orang yang menunggu di depan rumahnya."Ibu." gumam Alvin saat melihat orang itu adalah orang tua Dina."Assalamualaikum." ucap Alvin membuat kedua orang tua Dina berdiri."Walaikumsalam Nak Alvin, sudah pulangkerja,* jawab orang tua Dina sambilmemperhatikan Alvin, dengan kain gendong melilit di pundaknya."Sudah Bu." jawab Alvin lalu membukapintu rumah."Masuk dulu Bu, Yah."

"Terima kasih.""Boleh Ibu gendong Guntur." ucap Ibu mertuanya tersebut, yang di balas anggukan oleh Alvin, lalu ia melonggarkan kain gendongnya.Kemudian ia memindahkan Guntur ke pangkuan Ibu Dina. Setelah itu Alvin celingak-celinguk, seperti sedang mencarisesuatu."Dina tidak ikut Nak jangan khawatir." ucap ayah mertuanya membuat Alvin mengangguk."Maafkan Dina Nak." lanjut Ayah membuat Alvin menoleh."Dia gak salah Yah, dia berhak bahagia, saya yang salah. Belum bisa membuatnya bahagia." jawab Alvin membuat Ayah terlihat menarik nafas sejenak."Tapi rasanya kurang pantas Dina melakukan ini sama kamu. Apalagi sampai meninggalkan anaknya begini." ujar ibu membuat Alvin tersenyum."Gak kok Bu, saya tidak merasa beban sedikitpun. Alhamdulillah Guntur anak yang baik budi, dia juga paham kalo ayahnya bekerja." jawab Alvin.

"Em... sebenarnya kami datang kesini untuk meminta Guntur, Nak."Deg!Alvin langsung kaget mendengar itu, lalu ia dengan cepat menggeleng."Nggak, Bu." tolak Alvin membuat Ibu melihat Ayah sekilas."Kamu boleh kok Nak mengunjungi Guntur kapanpun kamu mau. Tapi biarlah yangmerawat Guntur itu kami." ujar Ayah, membuat Alvin tidak habis pikir dengan jalan pikir mertuanya tersebut."Apa Ibu dan Ayah datang kesini, atas suruhan Dina kah?" tanya Alvin membuat keduanya gelagapan."Ah nggak kok, kami kesini memang mau melihat Guntur." elak Ibu."Gak perlu berbohong Bu, saya tau kok Dina, Ayah dan Ibu juga memandang saya sebelah mata, karena saya tidak sekaya mantan-mantan Dina.Tapi satu hal yang harus Ibu dan Ayah tau. Untuk sekarang saya masih bisa mengurus dan menafkahi Guntur sendiri." tegas Alvin membuat kedua orang tua Dina kaget.

"Bukan begitu Nak Alvin" ucapan Ibu terhenti saat Ayah menyenggol lengannya membuat Ibu diam."Baiklah Nak Alvin, pertimbangkan lagi aja. Jika Guntur bersama kami, kamu lebih leluasa mau kemana pun itu." lanjut Ayah yang di balas anggukan oleh Alvin."Terima kasih." jawab Alvin lalu ia mengambil alih Guntur dari pangkuan Ibu mertuanya itu.Merasa suasana makin canggung, kedua orang tua Dina memilih pamit pulang karena merasa tidak enak ke Alvin.Setelah melihat keduanya pergi, Alvin langsung mengatur nafasnya berkali-kali. Rasanya ia ingin marah, lagi-lagi Dina membuatnya semakin emosi.Kemaren Dina menjelek-jelekkan dirinyake tetangga-tetangga sekitar rumah dansekarang ia menyuruh kedua orang tua untuk mengambil Guntur."Apapun yang terjadi, Guntur tetap sama Ayah ya Nak. Ayah lebih percaya kamu dijaga sama Ibu Maya, dibanding sama Ibu kamu sendiri." ujar Alvin.Setelah kejadian itu Alvin benar-benar Was-was, kalau tiba-tiba Dina kembali berusaha mengambil Guntur.Sepanjang ia menjalankan proyek, Guntur tinggal di rumah Burhan atas permintaan Maya. Supaya Alvin lebih fokus bekerja, tanpa harus membawa Guntur kemana-manaBahkan tidak jarang, Alvin tertidur di rumah Burhan sambil menjenguk putranya."Bagaimana AL proyek yang kamu jalankan? Lancar kah?" tanya Burhan saat mereka sedang duduk bersama Alvin di teras sambil menikmati angin malam."Alhamdulillah lancar Pak, minta bimbingannya terus. Sekitar dua minggu lagi selesai." jawab Alvin yang dibalas anggukan oleh Burhan."Istrimu dan keluarganya bagaimana? Masih mengganggu?" tanya Burhan."Gak tau Pak, hampir setiap hari saya pulangnya kesini. Jadi gak tau apa-apa hehe lagian lebih mending begini dulu Pak, biar saya bisa fokus sama proyek.Walaupun ini benar-benar merepotkan Bapak sama Ibu."Gak lah, gak ada yang merepotkan, lihat Ibumu. Dia begitu senang dengan kehadiran Guntur disini.Makanya dia selalu meminta kalian tinggal disini dari awal." potong Burhan membuat Alvin tersenyum.'Orang yang gak dikenal berasa seperti keluarga sendiri. Sedangkan keluarga sendiri terasa seperti orang lain.' ucap Alvin dalam hati, lalu ia menghela nafas pelan."Sudahlah jangan banyak-banyak pikiran, pikiran yang penting-penting aja." ucap Burhan tiba-tiba, seolah-olah tau apa yang sedang dipikirkan Alvin."Iya Pak, saya ke dalam dulu mau lihat Guntur, seharian gak ketemu." ujar Alvin yang dibalas anggukan oleh Burhan.Begitu Alvin masuk, ia melihat Maya barusaja keluar dari kamar."Bu, Guntur mana?" tanya Alvin."Ada di dalam, masuk aja." suruh Maya lalu ia berjalan ke teras menghampiri suaminya.Ceklek!Alvin masuk ke dalam kamar, ia melihat Guntur sudah tertidur pulas dengan posisi terlentang.

Bibirnya langsung melengkung indah, lalu ia merebahkan dirinya disamping Guntur sambil mencium tangan mungil itu."Assalamualaikum sayang, seharian kita gak ketemu, eh sekalinya ketemu kamunya tidur.Maafin Ayah ya Nak, terlalu fokus kerja. Tapi ketahuilah, ini semua buat kamu Nak." gumam Alvin, membuat Guntur menggeliat. Detik kemudian ia membuka matanya.Begitu anak kecil itu menoleh ke samping, Guntur tertawa melihat Alvin, lalu ia tengkurap membuat Alvin tersenyum."Bangun lagi ya, gak apa-apa. Ayah kangen banget sama Guntur." ucap Alvin lalu menggendong Guntur.Di teras"Mas.""Hum.""Aku sedih mas." ucap Maya membuat Burhan menoleh."Sedih kenapa?" tanya Burhan tiba-tiba Maya merasa ada yang menggenang dipelupuk matanya."Guntur Mas,"

"Guntur? Kenapa?""Aku sayang banget sama bayi itu, gimana ya?" ujar Maya, membuat Burhan tersenyum lalu mengusap tangan Maya."Terus masalahnya dimana?""Aku takut Alvin membawa Guntur pergi setelah selesai proyek." jawab Maya membuat Burhan diam sejenak.Tanpa mereka sadari, ternyata Alvin mendengar percakapan keduanya dari balik pintu."Gak apa-apa, tapi Alvin insyaallah anak yang baik. Walaupun dia pergi, dia akan tetap mengizinkan kita bertemu dengan Guntur.Untuk memiliki Guntur itu gak mungkin May, karena lihatlah perjuangan Alvin mempertahankan anaknya dari istri dan keluarga istrinya." ujar Burhan membuat Maya mangut-mangut."Iya sih.""Kalo gak, nanti kita adopsi bayi aja dari panti asuhan. Kalo misalnya Alvin menikah atau bagaimana." usul Burhan membuat Maya tampak diam sejenak."Tapi gak ada yang kayak Guntur Mas."

Jawab Maya membuat Burhan terkekeh.

"Kamu mah suka gitu, dulu juga kan Kamu gak kenal Guntur, eh begitu gendong langsung sayang." ujar Burhan membuat Maya mengangguk.

Dibalik pintu, Alvin tersenyum mendengar percakapan dua sejoli tersebut.

Ia merasa keputusan keduanya lebih menghargai dirinya dibandingkan orang tua Dina.

'Banyak yang sayang sama kamu Nak. Walaupun kamu di buang Ibu kamu, tapi banyak orang yang menginginkan kamu.' ucap Alvin dalam hati lalu ia mencium pipi Guntur.

***

Selama menjalankan proyek, Alvin benar- benar berpikir keras bagaimana caranya mengendalikan semua, ia juga dibantu oleh

Doni.

Tidak jarang ia kadang merasa buntu dan bingung. Jika sudah begitu, Alvin biasanya langsung menghadap Burhan meminta arahan.

Sore ini, bangunan itu selesai membuat Alvin tidak menyangka selesai secepat itu. Padahal ia di targetkan selama sebulan dan

sekarang masih 25 hari sisa 5 hari lagi.

Alvin dan Doni memandangi bangunan yang baru saja selesai, lalu detik kemudian mereka saling melihat kemudian tos.

"Akhirnya AL." ucap Doni membuat Alvin

mengangguk, ia benar-benar tidak

menyangka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!