Bab 4 Tiara Puspa

Di suatu rumah terdengar jeritan dan tangisan dari seorang gadis kecil yang selalu di siksa oleh tantenya.

tidak pernah di beri makan dan juga di jadikan pembantu gratis oleh sang Tante,

Perlakukan kejam itu ia dapatkan hingga ia berusia remaja, pernah sekali suami dari sang tante yang melihat kecantikan dari gadis itu membuatnya gelap mata dan ia hampir memperkosa keponakannya itu.

Untung saja belum terjadi sesuatu, karena tante gadis itu pulang dan memergokinya, tapi naas suami dari sang tante justru menuduh gadis itu menggodanya. Hingga gadis itu di pukuli sang tante hingga sakit.

Tiara Puspa adalah nama gadis itu, ia gadis yang cantik dan juga baik hati. Tiara baru saja menginjak usia 17 tahun dan duduk di kelas tiga SMA. Tiara adalah anak yatim piatu, kedua orang tuanya sudah meninggal tujuh tahun lalu akibat kecelakaan.

Tiara tinggal di rumah peninggalan ayahnya tapi adik ibunya datang dengan niat untuk mengurus Tiara.

Awalnya baik baik saja hingga enam bulan. berlalu semua berubah, Tiara di jadikan pembantu di rumahnya sendiri.

Setiap kakek dan neneknya dari belah pihak ayahnya datang kesana Tiara selalu di sembunyikan.

Banyak alasan yang di berikan oleh Tante Ratna, hingga nenek dan kakek Tiara harus pindah keluar negeri untuk berobat.

Sesekali sang paman adik dari ayah akan mencari Tiara tapi selalu tidak bisa.

Sedangkan Tiara sendiri tidak pernah tau jika keluarga sang ayah mencarinya, karena dulu ia masih berusia 10 tahun dan tidak tau apapun selain harus sekolah dan mengurus rumah

Jika ia tidak mengurus rumah dan masak, Sang Tante akan mencambuknya dengan tali pinggang atau rotan.

Jika tidak Tiara akan di kurung, ia ingin pergi setelah lulus SMA ini, ia ingin hidup bebas dari penderitaan ini.

Seperti pagi ini, tubuh Tiara sangat panas, ia demam tinggi karena pulang sekolah kemarin ia kehujanan sepanjang jalan, dan tidak makan seharian.

Apa lagi ia baru saja di pukuli tantenya karena di fitnah oleh om nya

Setiap pagi Tiara harus pergi belanja dan masak lalu mencuci, setelah itu ia juga harus mengurus hal lainya baru bisa sekolah dengan berjalan kaki.

Setiap pagi ia selalu tidak kebagian sarapan, itulah yang membuat Tiara sakit di tambah kehujanan.

Hari ini ia ingin tidur karena demam tinggi tapi apa daya tantenya yang jahat itu tidak punya hati, ia justru menyiram Tiara dengan air dingin.

"Tiara.... Tiara bangun kamu, cepat cuci semua baju dan masak, jangan mau seenaknya saja kamu tinggal disini. Cepat" ujar seorang wanita paruh baya

Tapi tidak ada jawaban dari gadis yang bernama Tiara, karena kesal wanita paru baya itu sangat marah lalu menyiram Tiara dengan saru ember air dingin.

"Aahhrkkk.... Dingin......" Keluh Tiara pelan dengan tubuh menggigil.

"Bagus kalau kamu sudah bangun, cepat masak dan mencuci baju jangan lelet" ujar wanita itu

"Ma...maaf Tante Ratna, Tiara sedang tidak enak badan dan pusing boleh tidak Tiara gak masak dulu, satu hari saja" mohon Tiara dengan sangat lemah

"Apa.... Enak saja kamu mau libur, kamu pikir aku membiayai mu itu gratis sudah tidak menghasilkan uang dan sekarang kamu mau minta libur masak, tidak bisa cepat bangun masak sana aku tidak peduli kamu mati pun" ujar Tante Ratna. Marah lalu pergi

Sedangkan Tiara menangis tersedu seduh, "Bunda.... Ayah.... Kenapa kalian pergi begitu cepat dan kenapa gak ajar Tiara, Tiara lelah ayah bunda.... Tiara sakit" tangis Tiara

Setelah menangis Tiara bangun dari tidurnya dengan tubuh bergetar, ia menuju tempat cucian, dengan tubuh pucat menahan pusing dan sakit perut.

Dengan menguatkan hati Tiara mencuci baju dan memasak, saat ia akan makan justru di dorong hingga jatuh oleh putri dari sang Tante.

Tiara hanya bisa menangis di dalam kamar dengan berdoa memohon kekuatan dari Allah, ia menunggu keajaiban itu datang menerangi setiap langkah nya.

Setelah beberapa hari akhirnya Tiara pun membaik, seperti hari-hari sebelumnya Tiara mengurus rumah dulu sebelum sekolah.

Setelah selesai ia akang langsung berangkat sekolah dengan berjalan kaki, ia harus berjalan cepat agar cepat sampai sekolah

Tiga bulan kemudian.

Hari ini suasana rumah sangat tegang, karena om Cipto suami dari tante Ratna pulang dengan wajah babak belur, ia baru saja di hajar habis habisan oleh bodyguard dari tempat ia bekerja.

"Ayah kenapa ini semua bisa terjadi, ada apa sebenarnya sampai ayah di pukuli seperti ini?" Tanya Tante Ratna

"Ayah mempunyai hutang di tempat ayah bekerja dan sudah jatuh tempo tiga bulan lalu, ayah sudah memundurkan waktu terus menerus dan tadi orang itu sangat marah hingga memukul ayah seperti ini" Jawab om Cipto

"Apa hutang, berapa banyak hingga ayah tidak bisa membayarnya?" Tanya Tante Ratna gusar

"Dua milyar" jawab om Cipto

"Apa Dua milyar, apa ayah sudah gila?, untuk apa uang itu dulu dan bagaimana kita bayar hutang itu. Ayah ingat jika bukan rumah milik Tiara kita sudah jadi gelandangan" marah Tante Ratna

"Awas saja jika sampai ayah menjadikan rumah ini sebagai bayarannya, aku bunuh kau" ancam Tante Ratna

"iya bu.... ayah ngerti gak mungkin ayah jual rumah ini, ini satu satunya tempat kita berteduh" jawab om Cipto

"Tapi ayah bingung bu, waktunya hanya tinggal besok, kita gak bisa berbuat apa apa lagi, gak ada yang bisa di jual" jelas om Cipto.

"Ibu juga gak tau yah, barang barang berharga di rumah ini juga sudah pada habis, jadi ibu gak bisa bantu" ujar Tante Ratna

Setelah itu mereka pun hanya bisa berpikir karena tidak memiliki jalan yang benar.

*

*

*

Keesokan paginya, pagi pagi sekali rumah milik Tiara sudah di datangi oleh orang orang,

Ratu anak dari Ratna dan Cipto yang membuka pintu, saat ada yang memanggil manggil Cipto dengan marah.

"Kalian berisik sekali ganggu orang tidur saja, cari siapa kalian, gak sopan bertamu dengan teriak teriak kayak tidak berpendidikan" marah Ratu.

Orang orang itu memandang ratu dengan dingin, dan salah satu atasan mereka memandang ratu dengan dingin seperti ingin mencekik Ratu.

"Kau gadis kecil panggil ayahmu yang pengecut itu, kau putri dari Cipto dan itu sangat pantas anak sama bapak gak ada otaknya" ujar salah satu bodyguard disana.

Ratu yang di maki pun sangat marah serta memaki orang orang itu, dan itu membuat atasan mereka marah.

"Sudah cepat panggil ayahmu itu, jangan membuang waktu kami, kau sangat tidak sopan, tapi tidak kaget juga dengan sikap mu yang sombong karena orang tua mu saja begitu" ujar sang asisten sang bos

"Eh babu jangan sok berkuasa, hanya kacung berani memerintahku" ujar Ratu menghina asisten pribadi dari bos besar,

Bersambung

Terpopuler

Comments

🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana 🦂🍃

🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana 🦂🍃

Lanjut

2025-05-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!