"Gila, bro. Gue masih ingat banget pas lo lawan Jeka. Lo ngejatuhin dia gitu aja, semua orang sampai bengong." Hazerrie mengusap tangannya dengan semangat. "Tapi masalahnya Rahardian ini sudah di luar batas, bro. Gue tahu lo masih galau buat balik ke ring, tapi jujur saja... gue pengen banget lihat lo bikin dia diam."
Gue sudah berhenti tinju sejak bokap ambruk di ring, beberapa bulan setelah gue lawan Jeka. Dia gak bangun lagi, meninggal beberapa jam kemudian. Sejak itu, gue gak ada hati lagi buat tinju.
Gue fokus buat jalanin tempat Gym bokap bareng Melpida, partnernya di Rabbit Punch. Setahun lalu dia pensiun, terus dia nemuin cara biar gue bisa beli Gym itu, dan sekarang resmi jadi punya gue.
Lumayan bikin gue sibuk, sih.
Gue latih beberapa petinju, mengurus tim, memastikan tempat ini tetap jalan. Duitnya cukup buat hidup enak, tapi ya gak bikin tajir juga. Jujur saja, pertarungan ini bisa jadi jalan cepat buat mendapatkan duit.
Sementara adik gue masih kuliah, gue berusaha lakukan sesuatu yang bisa bikin nyokap sama nenek tetap sehat setelah bokap gak ada. Gue bersyukur banget pas nenek memutuskan buat tinggal bareng kita. Lega saja rasanya. Gak kebayang kalau salah satu dari mereka harus hidup sendirian.
"Gue gak tahu, bro. Gue udah ngobrol sama Barrie soal ini, dan dia bilang jangan sampai omongan Rahardian ngaruh ke gue. Dia udah ngalamin ini jauh lebih lama daripada gue."
Barrie, kakak gue. Gue baru tahu dia ada setelah bokap meninggal. Bokap ninggalin surat buat dia, dari situ gue bisa melacak dia. Sejak itu, kita jadi dekat.
"Kayaknya Rahardian makin semangat karena lo sekarang punya kakak terkenal," kata Eros. "Dia benaran gak ada capeknya ngejelekin lo. Dan jujur saja, Chumpa pasti bakal seneng banget lihat om Ru berantem benaran."
Chumpa itu anaknya Eros. Dari lahir dia sudah kayak bagian dari geng kita. Umurnya hampir enam tahun dan serius, dia bocah paling asik yang pernah gue kenal.
Kita berempat jadi wali baptisnya, dan gak ada hal yang gak bakal kita lakuin buat dia. Eros mengurus dia sendirian, kecuali waktu mantan istrinya datang buat ketemu setiap weekend. Jadi ya, bisa dibilang Chumpa itu anak kita juga.
Beberapa minggu lalu, dia mulai belajar tinju sama gue, soalnya dia pengen bisa berantem, "Iya, minggu lalu dia bilang pengen lihat gue bertarung. Gue malah kepikiran mau nyeret salah satu dari kalian ke ring buat latian bareng," tawa gue.
"Eh, tapi serius. Lo mungkin harus pertimbangin tawaran Rahardian. Lo lihat gak yang dia upload kemaren? Norak abis, bawa-bawa nama lo buat bercandaan."
Rahardian sempat diwawancara di salah satu saluran olahraga terkenal, dan pas ditanya soal pertarungannya yang akan datang, dia sebut nama "Nauru" gue. Kalau gue dapet duit tiap kali ada yang menyebut nama itu, sumpah, gue gak bakal mau balik ke ring lagi.
Masalahnya, ini makin merusak mental gue. Orang-orang bakal nanya, apa gue bakal kasih pelajaran ke dia, soalnya dia gak bisa diam. Terus saja menyerang gue tiap ada kesempatan.
"Dia cuma pengen ngusik lo," kata Eros. "Kalau lo mau masuk ring, gue dukung banget. Lihat lo hancurin dia, itu keren, sumpah. Tapi kalo lo tetap milih pensiun, lo juga gak punya utang apa-apa ke dia, kan?"
"Benar banget." Kai angkat cangkir kopinya, kita semua ikut.
"Gue harus mikir dulu. Gue benaran belum tahu mau gimana." Gue bersihkan tenggorokan terus lihat ke Eros. "Lo bakal nitipin Chumpa pulang sekolah nanti?"
Eros sama Mohan lagi ngurus proyek renovasi besar di kota, jadi dia kerja sampai malam.
"Iya, bro. Makasih. Cuma beberapa jam kok, abis itu gue mampir ke sini buat jemput dia setelah makan malam."
"Oke. Gue biarin dia main-main bentar di ring."
"Chumpa emang anak beruntung. Punya om-om yang baik. Kebayang, gak, pas dia sudah masuk SMA nanti," kata Hazerrie sambil ketawa.
"Gokil sih. Dia mungkin gak bakal lepas dari jaket kulit yang lo beliin buat dia." Eros mengangkat alis ke Hazerrie terus nengok ke Mohan. "Sekarang saja dia sering nanya, umur berapa boleh punya tato 'Fight Or Die'? Katanya, suatu hari dia harus punya itu biar jadi bagian dari keluarga kita. Ini parah sih, Mohan. Anak belum genap 6 tahun sudah nanya kayak gitu."
Mohan angkat tangan sambil nyengir, "Bro, waktu dia mampir minggu lalu, gue kan lagi gak pakai baju, dan dia terus-terusan nanya soal tato gue. Dia juga bilang gak suka sama namanya dan pengen ganti nama."
"Apaan sih masalahnya sama nama dia, Hah?" Eros ngusap mukanya.
"Eh," kata gue, "Chumpa itu bocah paling keren yang pernah gue kenal. Anak paling pede. Gue aja dulu gak se-pede dia."
"Gue gak ngerti deh... Si Chumpa itu sudah ngalahin anak-anak yang ukurannya dua kali lipat dari dia," kata Kai ketawa. "Tapi gue setuju, lo gak perlu khawatir soal dia."
"Anak lo itu tumbuh dengan penuh kasih sayang, bro. Kita semua dulu gak ngerasain hal yang sama, kan?"
Semua pada mengangguk. Kita semua punya masa kecil yang keras, masing-masing dengan caranya sendiri. Tapi kita terus bertahan. Mungkin itu yang bikin kita jadi sekutu sehidup semati kayak begini.
Untuk persahabatan ini.
Untuk keluarga ini.
Kita semua cuma mau hidupnya Chumpa jadi lebih baik dari kita semua.
"Udah pasti. Chumpa lebih banyak yang sayang dibandingin lo semua," kata Hazerrie sambil berdiri.
Tiba-tiba HP gue bergetar, gue lihat layarnya, terus mengeluh.
"Ada apa?" tanya Mohan.
"Nenek minta dibawain minuman rempah labu dari Batari Beans buat dia sama Mama minggu ini." Gue melirik dan memutar mata. Setiap ada hal baru di kota, Mama sama Nenek pasti langsung borong.
"Anjir. Kayaknya sekarang kita semua sudah jadi budak kopi Batari," Hazerrie nunjukin jari tengahnya sambil buang gelas ke tempat sampah.
"Meski kita benci sama Batari," kata Mohan, "tapi gue akui, gue suka banget sama Chai Latte labu dengan gambar hati di atasnya."
Semua ketawa.
Kita berjabat tangan dengan ciri khas kita, dan Kai mulai teriakan yel-yel pas keluar dari pintu.
"Fight Or Die. Saudara sampai mati. Setia selamanya. Temani kita selamanya!" Dia angkat peace sign dan cabut.
Gue langsung jalan ke dalam Gym dan balik kerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Yuliana Purnomo
aku masih berusaha ngapalin nama namanya,,agak susah ☺️
2025-04-30
1
Abu Yub
lanjut thor.like komen./Pray/
2025-05-07
0
Tini Timmy
sabar ya
2025-04-30
2