Selama satu minggu menjalani pernikahan dalam keheningan akhirnya berlalu tanpa banyaknya drama yang ada d dalam rumah tangga yang kami jalani ini bahkan tidak ada perubahannya sama sekali. Aku yang setiap hari selalu bangun pagi sekali untuk menyiapkan sarapan untuk Arif dan anak nya serta membereskan rumah mewah Arif, dikarenakan tidak adanya pembantu dirumah mereka toh aku juga bisa membersihkan rumah dan memasak makanan untuk mereka berdua.
Setiap kali Arif melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah ini aku merasakan sikap Arif yang sangat dingin seperti kulkas 2 pintu, bahkan seperti ada dinding yang menjadi penghalang untuak aku mendekati Arif.
Saat ini Arif msuh menjadi pria asing bagiku, dia pria asing yang tegas namun sedikit sopan. Dia tampak baik-baik saja diluar namun sangat rapuh didalam. Dalam satu sisi aku ingin menjadi istri yang baik bagi Arif dan ibu yang baik bagi anaknya, namun di satu sisi yang lain aku tidak bisa berada dalam situasi yang seperti ini terus menerus karna hubungan yang seperti ini sangat menyiksaku. Kami salah dua orang asing yang terjebak dalam satu ikatan yang sah, yang terikat dalam sebuah pernikahan, akan tetapi aku dan Arif tidak mengenal satu sama lain, baik itu sifat ataupun hal - hal lainnya. Hal kecil tentang Arif pun aku tidak mengetahuinya begitupun tentangku dia juga tidak mengetahuinya.
Sore itu. Arif pulang lebih cepat dari pada hari-hari biasanya aku yang sedang duduk di ruang tamu sambil menonton drama Korea favoritku. Ketika dia masuk, matanya sedang mencari sesuatu akupun dengan memberanikan diriku untuk bertanya kepadanya " apakah ada yang ingin kamu bicarakan ? " akan tetapi dia tampak terkejut dan mungkin saja dia tidak menyadari kebardaan kU di tuang tamu itu. " oh tidak aku hanya merasa lelash saja," kata Arif dengan tersenyum yang mana senyumnya terlihat sangat terpaksa.
Sbenarnya banyak sekali yang ingin aku ketahui tentang suamiku ini terapi aku takut untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu karna aku takut mengganggu waktunya lagian juga dia tidak pernah memberikanmu sedikitpun celah untuk dekat dengannya. Apa yang aku harapkan dari hubungan yang jelas jelas dari awal sudah ada keraguan didalam ya.
Pukul 7 malam aku melihatnya sedang duduk diluar akupun berbicara kepadanya bahwa aku sudah menyiapkan makan malam. " Terimaksih jawabnya sambil tersenyum yang senyumnya terus dipaksakan. Kami duduk makan malam bersama, namun suasananya tetap hening seperti biasanya, maira yang datang menghampiri meja makan kemudian menghidupkan suasana dia berbincang bincang dengan papa nya, sambil bercerita bagaimana hari ini yang dia jalan. Akan tetapi aku tahu bahwa ini tidak akan lama, dan setelah makan malam selesai kami suasana nya akan hening kembali dan kami akan menyibukkan diri dengan pikiran masing-masing.
Setelah makan malam bersama akupun membereskan meja makan dan mencuci piring kotor bekas kami makan tadi, sedangkan Arif, dia langsung berlalu pergi ke ruang kerjanya. Setelah selesai akupun masuk kamar dan ingin tidur.
*********************
Malam itu aku terbangun dari tidur kU, Arif sudah tertidur di sampingku akan tetapi pikiranku tidak tenang sama sekali, aku merenung mencoba mencari tau apa yang akan terjadi. Aku juga merasa mengapa aku semakin hari semakin merasa terasing kan. Semua ya yang aku lakukan, kulakukan demi Arif dan anak nya supaya anak nya bisa mendapatkan kasih sayang seorang ibu dariku walaupun aku hanya ibu sambung saja baginya. Bukan aku bukan melakukan ini karna aku mencintai Arif kan, bahkan saat ini belum ada sedikit pun perasaan kU untuk suami kU, aku berjalan mendekati jendela kamar kU, kU tatap keluar memandangi malam yang sepi.
tidak ada suara apapun diluar kecuali suara angin yang bertiup sangat kencang dan sangat sepi kulihat seperti hubungan yang sedang aku jalani saat ini. Aku berbisik kepada diriku sendiri " apa sebenarnya yang saat ini yang Sedang aku harapkan ? "
Hanya angin malam yang menjawab tanpa ada jawaban sama sekali, serasa mimpi saat ini kehidupan yang aku jalani.
Sejak menikah dengan Arif ini aku belum pernah bertemu dengan Rani, mantan istri dari Arif suamiku. Akan tetapi setiap kali aku memikir kan tentang rani ada perasaan aneh yang bergejolak didalam dadaku. Apakah saat ini dia sudah benar-benar pergi dari hidup Arif dan putrinya ? Apa mungkin masih ada tempat untuk nya di hati Arif, apakah tidak akan mungkin Arif akan mencintaiku suatu hari nanti ? "
Aku tidak tahu pasti bagaimana cerita dari rumah tangga Arif dan Rani sebelumnya dan Arif pun belum ada bercerita kepadaku, ingin bertanya kepadanya pun aku tidak berani sama sekali.
Tetapi di suatu pagi ketika aku sedang membereskan ruang tamu, aku menemukan sebuah foto yang tergeletak di atas meja kerjanya Arif, ya itu adalah foto seorang perempuan yang cantik gayanya yang casual dan memiliki kulit putih serta tinggi dan body yang sangat mirip dengan model , dia lah wanita yang sempurna yang pernah aku lihat walaupun hanya dalam foto aku yakin wanita itu pasti sangat cantik sekali. Aku penasaran kemudian membuka brankas yang ada di meja kerja Arif tersebut, aku menemukan satu lembar foto lagi, foto itu adalah gambar Arif dengan seorang wanita dan seorang gadis kecil - maira, tentu saja wanita itu adalah Rani, mantan istri Arif.
Aku merasa seolah - olah dihantam oleh sesuatu yang berat, foto itu wlapun hanya sepotong kenangan, namun dapat membuat hatiku terasa sakit. Apakah mungkin aku mulai menyukai Arif, apakah aku mencintainya ? Aku bertanya-tanya ke diriku sendiri.
Aku mencoba untuk menenangkan diriku namun aku tidak bisa, tetapi aku akan terus mencoba untuk menjadi yang terbaik bagi Arif dan anaknya. Meskipun hatiku merasa terbelah. Aku ingin maira merasa diterima, tetapi aku juga tau bahwa maira lebih sering mencari ibunya daripada aku bahkan dia tidak pernah menanyakan apapun kepadaku sama sekali setiap kali di ajak bicara dia hanya mengangguk dan menggeleng saja.
Aku hanya berharap suatu hari nanti maira akan menerima kU sebagai ibunya dan kami akan menjadi keluarga yang bahagia. Akan tetapi aku menyadari aku terlalu banyak berharap dalam pernikahan ini, aku tidak tahu apkah Arif pernh melibat kU sebagai istrinya atau dia melihatku sebagai orang asing yang hadir di hidupnya, tetapi aku berjanji kepada diriku sendiri , aku tidak akan menyerah begitu saja, meskipun pernikahan ini terjadi bukan karena cinta aku bertekad untuk membuat Arif mencintaiku. Dan aku juga akaan membuat aku berati bagi Arif dan meira.
semoga dalam waktu dekat ini maira mau menerimaku untuk menjadi ibu sambungnya aku akan mulai dengan perlahan dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments