Danang tiba-tiba melepaskan diri dari pelukan sang ayah.
Bocah tujuh tahun itu segera berlari meninggalkan ayahnya. Prayit yang khawatir pun mengejarnya.
Danang terus berlari tanpa mau mendengarkan sang ayah yang tak henti memanggilnya.
Prayit menghentikan langkahnya, saat melihat Danang berlari menuju lorong rahasia.
"Jangan kesana le, cepat kembali!" seru Prayit
Namun Danang tak mengindahkan peringatan dari sang ayah. Ia tetap masuk hingga tubuhnya menghilang.
Dan bersamaan dengan itu , tiba-tiba lampu di sepanjang selasar mati Sendiri.
"Danang!!" wajah Prayit memucat
Ia pun segera berlari masuk menuju ke lorong rahasia. Ia menghalau segala rasa takut demi menyelamatkan sang buah hati.
Ia masih ingat peringatan dari Nyonya Suryati untuk tidak memasuki ruangan di lorong rahasia itu. Baru saja ia tiba di bibir pintu sebuah kekuatan besar menghempaskan tubuhnya hingga ia tersungkur di lantai.
Prayitno berusaha bangun, namun tubuhnya begitu lemah. Ia bahkan tak menggerakkan kakinya yang tiba-tiba saja kaku. Lelaki itu hanya menangis meratapi kebodohannya.
Dan tiba-tiba sesuatu terlempar ke arahnya.
"Buuggh"
Hampir saja benda itu mengenainya, beruntung Prayit berhasil menghindar.
Namun ia begitu terkejut saat melihat apa yang tergeletak di belakangnya.
Tubuh Danang bersimbah darah menghantam dinding tembok.
"Danang??" mulut Prayit seketika terkatup saat melihat tubuh putranya sudah tergeletak di belakangnya.
"Danang??" Suara jeritan Prayit menggema menembus sunyi nya malam
Ia terus menangis sambil memeluk putra semata wayangnya itu.
Prayitno belum sepenuhnya pulih dari kematian Danang. Anak semata wayangnya itu menghembuskan napas terakhir dua hari setelah ditemukan pingsan di lorong rahasia. Tak ada dokter yang bisa menjelaskan penyebab pastinya. Tubuhnya lemah, organ-organ dalamnya seolah berhenti bekerja satu per satu.
Pemakaman Danang dilakukan sederhana, hanya ditemani Nurul dan tetangga sekitar yang tak paham apa-apa. Suryati sendiri tak menampakkan diri. Ia hanya mengirim karangan bunga dan sedikit uang untuk biaya pemakaman.
Uang yang bahkan tidak disentuh oleh Prayitno.
Sejak itu, Nurul berubah.
Wanita itu sering duduk diam di pojok kamar, memeluk guling bekas Danang. Matanya kosong, sesekali menangis tanpa suara. Nurul begitu shock dengan kematian sang buah hati.
Meskipun Prayit sudah berusaha menghiburnya tetap saja ia tak percaya jika putranya sudah tiada.
Perubahan Nurul semakin hari semakin menjadi. Tapi perubahan sesungguhnya datang saat malam tiba. Ia selalu datang ke lorong rahasia dan berbicara sendiri seolah ada seseorang yang mengajaknya berbicara.
"Sadae dek, Danang sudah bahagia sama Gusti Allah, jangan sampai sikapmu ini bikin Danang malah sedih," ucap Prayit berusaha membujuknya untuk kembali ke kamar
“Dia belum pergi... Dia masih di sini...” bisik Nurul sambil menatap ke langit-langit.
Prayitno yang mendengar itu hanya memeluk istrinya. Tapi saat memeluk, ia merasakan tubuh Nurul kaku dan dingin. Seperti bukan lagi manusia.
Prayit segera melepaskan pelukannya dan menatap lekat istrinya. Tatapan matanya kosong, wajahnya pucat, membuat Prayit langsung menjauh darinya.
Melihat suaminya ketakutan Nurul pun tertawa Nyaring.
"Jangan takut sayang, karena kamu selanjutnya," ucap Nurul menunjuk kearah Payit
Prayitno sadar jika istrinya kesurupan, ia pun berusaha sebisanya menyadarkannya.
Nurul langsung jatuh pingsan setelah Prayit membaca ayat kursi.
Keesokan paginya, Prayit bangun dengan tubuh penuh luka cakaran. Di dinding kamar tertulis kata-kata dengan darah,
"TUMBAL BELUM LENGKAP"
"Astaghfirullah," Prayit langsung menoleh ke samping untuk memastikan istrinya masih bersamanya
"Syukurlah,"
Ia tampak lega saat melihat Nurul masih terlelap di sampingnya
Hari-hari selanjutnya penuh dengan teror. Nurul mulai berbicara dengan suara berbeda, kadang laki-laki, kadang seperti suara anak kecil.
Ia menari-nari di tengah malam dengan gerakan kaku seperti boneka. Mulutnya terus menggumamkan nama-nama asing ditelinga, Siti, Minah, Ratna, Ningsih…
Danar membelalak saat Nurul menyebut nama sang Ibu.
"Apa yang terjadi dengan ibuku??"
"Itu semua… adalah nama-nama pembantu yang dulu bekerja di rumah ini, termasuk ibumu, Ningsih." jawab Nurul
"Lalu dimana mereka sekarang??"
"Mereka semua sudah mati, mereka jadi tumbal,"
Seketika Prayit merasakan tubuhnya lemas. Ia sadar kenapa selama ini Ibunya hilang tanpa kabar. Ternyata ia sudah meninggal.
Prayit sadar jika wanita di depannya bukan lah Nurul istrinya, melainkan makhluk dari dunia lain. Seperti biasa ia pun berusaha menyadarkan Nurul dengan membaca ayat kursi.
Pada malam kelima setelah Danang wafat, Prayitno terbangun karena mendengar suara cekikikan. Ia keluar kamar, dan mendapati Nurul berdiri di dapur, memegang pisau.
"Kamu ngapain dek??"
Nurul pun membalikkan badannya menatap ke arahnya dengan mata sepenuhnya hitam.
“Kamu akan menyusul anakmu, Prayit!" ucapnya, dengan senyum mengerikan.
Nurul kemudian melempar Pisau itu kearahnya. Pisau itupun melayang dengan cepat kearah Prayitno. Beruntung, Prayitno sempat menghindar.
Nurul tampak geram saat lemparannya meleset. Prayitno segera menendang kursi kearah Nurul lalu berlari keluar rumah saat wanita itu berusaha menyerangnya. Nurul mengejarnya sampai ke halaman. Tapi tiba-tiba ia berhenti, tubuhnya terguncang hebat.
“Aaaaargh!!”
Seketika tubuh Nurul jatuh ke tanah.
*Buukk!
Prayitno menghentikan langkahnya dan menghampiri Nurul. Mulut wanita itu berbusa dengan matanya yang terbalik.
Prayitno panik, lalu berlari mencari bantuan. Ia kembali ke rumah Kyai Amin, berharap pria tua itu bisa menolong istrinya.
“Kyai... tolong istri saya. Dia... dia dirasuki.”
Kyai Amin menatap Prayitno dengan tatapan penuh iba. “Sebaiknya kamu segera keluar dari rumah itu sebelum semuanya terlambat.”
“Tapi dia istri saya! Saya tidak bisa meninggalkan dia!”
Kyai mengangguk pelan, lalu mengambil kendi kecil dan seikat daun kelor.
“Kalau begitu… mari kita kembalikan dia. Kalau masih bisa.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
dari dulu yg namanya tumbal di mana2 ngeri yaaa
ada2 aja cara kematian nya klo di logika kek g bisa tp tak jarang pula yg msih serakah mau kaya instan
2025-04-30
3
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
kk otor.. kira2 nnti ada g ya trio somplak di sini
aqqqq kanggeennnn sm mereka 😭😭😭
2025-04-30
3
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
apakah mungkin Nurul juga bisa diselamatkan setelah Danang pasti Nurul akan jadi korban selanjutnya
2025-05-15
1