#2 二

.
Di sebuah toko buku.
"ini bukunya, terima kasih sudah membeli di sini~"
echan¹³th
echan¹³th
hihi, iyaaa~
Echan kecil baru saja membeli sebuah buku, di tangannya kini terdapat sekantung kresek berisi buku yang baru saja ia beli.
Ia pun tersenyum kepada si penjual buku, lalu berjalan keluar dari toko yang di hinggapinya.
echan¹³th
echan¹³th
Oh kalian??!
Echan menatap 4 orang remaja yang pernah ia temui kemarin, orang yang menolongnya dari penjahat.
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Siapa dia? *tanyanya datar
echan¹³th
echan¹³th
Hem!! Kalian lupa denganku ya?! Padahal echan mengingat kalian...
makeu¹⁵th
makeu¹⁵th
ah, dia si pendek yang kemarin itu.
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Oh.
echan¹³th
echan¹³th
Aku tidak pendek!
Nono¹⁴th
Nono¹⁴th
Kau sekarang jadi pemarah ya?
echan¹³th
echan¹³th
Tidakk
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
Hey, pergilah segera dari sini.
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
Dan kalian, jangan lupa. *tatapnya tajam
echan¹³th
echan¹³th
Eum? memang kenapa??
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
Kau tak akan mengerti. Cepat pergi.
echan¹³th
echan¹³th
T-tapi kan—
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
Ku bilang pergi, atau kau akan ikut dalam bahaya!! *bentaknya
Echan kecil tampak berkaca-kaca kala mendengar bentakan itu.
Sedangkan Jie kecil hanya menghitung dengan desisan pelan.
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
3
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
2
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
1
Dor!
Dor! Dor!
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
Sial!
makeu¹⁵th
makeu¹⁵th
Aku ke sana dengan dia, kau bawa si pendek ini pergi.
Makeu berlari sambil menarik tangan Jeno kuat.
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
ck! Menyusahkan!
Lantas Jie menarik tangan kecil itu dalam genggamannya. Membawanya pergi untuk meninggalkan tempat itu yang awalnya tenang menjadi tempat yang bahaya.
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Hah... Pekerjaan yang kurang menyenangkan.
Nana pun kemudian berlari, tidak mengikuti Jie maupun 2 saudara yang pergi tadi. Ia memilih jalannya sendiri.
Menuju ke dalam gang sempit tempat itu agar ia bisa memutus jalan.
.
Dor!
Brakk!!
Seorang pria paruh baya tengah berlari, luka sayatan di lengan, punggung, kaki serta dahi tak mengindahkan dirinya untuk terus berlari. Pistol di tangannya yang sesekali ia tembakkan pada beberapa remaja kecil yang mengejarnya.
"sial!" umpat pria paruh baya itu kala gerakan larinya terhenti.
Satu remaja lain berhasil menghentikannya, menghadang tepat di depannya. Tangan si remaja itu yang memainkan sebuah pisau lipat, mulutnya yang bergerak mengunyah sebuah permen, serta tatapan datar nan remeh di layangkan padanya.
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Kejar yang lain, biar aku yang uruskan ini. *perintahnya pada makeu dan Nono yang ada tak jauh dari tempat mereka.
makeu¹⁵th
makeu¹⁵th
Baiklah.
makeu¹⁵th
makeu¹⁵th
Ke kanan, aku kiri.
Nono¹⁴th
Nono¹⁴th
*mengangguk
Sekarang hingga tersisa Nana dan pria tua itu.
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Baiklah, orang tua bodoh. Saatnya bermain.
Pertarungan sengit di mulai, pria tua itu mulai melayangkan pukulannya yang selalu berhasil Nana hindari dan balas.
"akkh..!" teriak kecil pria tua itu saat pisau lipat Nana berhasil mengenainya.
Pria tua itu sedikit kehabisan akal, nafasnya tersengal-sengal sambil menatap si anak remaja. Tangannya sontak melayangkan tembakan namun sebelum itu, dengan gesit Nana lebih dulu maju. Menyerang dan mendesak tangan si pria tua hingga menjatuhkan pistolnya.
Ssreeet
Nana berhasil membuat pria tua itu jatuh tengkurap, terjerembab di alas kotor, dingin dan kasar itu.
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Lain kali, jangan pernah bermain-main dengan keluarga sepertiku.
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Dasar penghianat.
pistol itu sudah berada di tangan Nana. Ia pun mulai mengarahkan pistol itu tepat di dahi.
"saya mohon tuan muda, mohon ampuni saya! Maafkan saya! Saya mohon jangan bunuh saja tuan" pria itu menyatukan kedua tangannya, memohon pada sang tuan yang pernah ia khianati sebelumnya.
Percuma, penghianat tetap penghianat.
Pengampunan?
Terlambat.
Dor!!
Peluru itu kemudian masuk ke mengenai dahi pria tua itu, menembus tempat pada otaknya. Cipratan darah kini mengenai wajah serta pakaiannya, tak menghentikan tatapan datarnya. Tugasnya satu, membunuh penghianat ini.
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Darahmu busuk, sama seperti sifatmu. Penghianat.
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
📱 selesai. Bereskan.
Tut.
Jaemin menatap remeh mayat yang tak bernyawa itu, menendangnya lalu pergi meninggalkan tempat kotor di sana.
.
Nono¹⁴th
Nono¹⁴th
Bagaimana?
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Tidak seru.
makeu¹⁵th
makeu¹⁵th
Kau pasti menghabisi penghianat itu kan?
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Hm
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Aku tebak, kau tak lakukan hal yang sama.
makeu¹⁵th
makeu¹⁵th
Ah.. Kau benar. Aku hanya menyuruh bawahan lain membunuhnya waktu dia sekarat aku pukuli tadi.
Nono¹⁴th
Nono¹⁴th
Yeah... Dia kurang berbakat dalam membunuh. Hanya dalam tingkat sekarat saja.
makeu¹⁵th
makeu¹⁵th
Kau juga sama!
Nono¹⁴th
Nono¹⁴th
Tidak!
Nono¹⁴th
Nono¹⁴th
Aku membunuhnya!
makeu¹⁵th
makeu¹⁵th
ya, tapi dengan pil. Bukan tenagamu
Nono¹⁴th
Nono¹⁴th
Melelahkan jika harus menggunakan tenaga!
makeu¹⁵th
makeu¹⁵th
Kau nya saja yang malas!
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Diam lah!!
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Kita temui Jisung sekarang.
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Ganti baju kalian, jika tidak mau anak kecil itu melihat darah di baju kita.
makeu¹⁵th
makeu¹⁵th
Oh iya, si pendek itu masih ada ya?
.
echan¹³th
echan¹³th
hiks... Echan takut...
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
*menghela nafas lelah
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
Berhentilah menangis.
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
Ini hanya luka kecil.
Luka kecil. Yang di maksud adalah luka sayat yang menembus perutnya, tidak terlalu dalam namun tetap saja itu luka dan harus segera di obati.
Tadi, saat mencoba untuk membawa echan bersembunyi. Mereka malah bertemu dengan kawanan si penghianat. Lantas, Jie pun mengejar dan mulai menyerangnya. Hingga saat akhir si penghianat ingin melukai Echan yang memang mengikuti langkahnya lantaran takut, ia langsung memasang badan. Penghianat menancapkan pisaunya hingga mengenai perut Jie, supaya tak terlalu dalam Jie lebih dulu menarik dan mendorong pria penghianat itu. Berteriak menyuruh Echan menutup mata dan kemudian membalikkan pisau hingga mengenai tepat pada jantung si penghianat.
Jie kemudian berbalik dan memeluk Haechan erat, membawa sosok kecil itu pergi agar tak melihat darah yang lebih banyak keluar menggenang di tempat itu.
echan¹³th
echan¹³th
D-darah... Hiks... Maafkan Echan..
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
bukan salahmu.
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
Sudahlah, jangan menangis lagi atau aku akan memukulmu.
echan¹³th
echan¹³th
No no! tidak boleh! *menggeleng dengan air mata yang masih mengalir
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
*terkekeh pelan
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
jadi diamlah, bersihkan air matamu.
echan¹³th
echan¹³th
Tapi... Jiejie benar tidak apa??
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
ya.
"yak!"
Sontak keduanya menoleh.
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Kenapa?
echan¹³th
echan¹³th
Ugh... Nana, lihat... Jiejie terluka
Nono¹⁴th
Nono¹⁴th
Kenapa bisa begitu?
echan¹³th
echan¹³th
Hiks... Ini salah echan..
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
Ck! Sudah ku katakan bukan salahmu! *sebalnya
makeu¹⁵th
makeu¹⁵th
Jangan membentaknya, nanti semakin menangis.
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
Hah...
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Ingin ke rumah sakit?
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
Tidak perlu.
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
Hanya luka kecil.
makeu¹⁵th
makeu¹⁵th
Luka kecil bisa membunuh mu
makeu¹⁵th
makeu¹⁵th
Ayo ku gendong.
Jie¹⁴th
Jie¹⁴th
Aku bukan wanita.
Jisung lantas berdiri dari duduknya dan mulai berjalan di sisi Mark.
echan¹³th
echan¹³th
Aku ikut..
Nono¹⁴th
Nono¹⁴th
Tidak usah.
Nono¹⁴th
Nono¹⁴th
Kau pulang saja.
Nana¹⁴th
Nana¹⁴th
Hm, biar aku antar. kalian bawa dia ke rumah sakit untuk di tangani.
makeu¹⁵th
makeu¹⁵th
Ayo. *ajaknya pada Nono.
.
Bersambung.
N: ini tuh sebenernya draft tahun lalu hhe(⁠´⁠ ⁠.⁠ ⁠.̫⁠ ⁠.⁠ ⁠`⁠)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!