Bab 4

"Sini duduk" Ucap mama aila lalu menarik riel duduk di tengah-tengah antara nenek irina dan mamaa aila "Nama mu siapa?"

"Dariella" Jawab riel gugup

"Aduh, kenapa harus duduk disini sih. Canggung banget" Batinnya

"Kamu pasti udah tau kan, kenapa kami memanggil kamu kesini" Tanya nenek irina

Dariella tersenyum kikuk sembari mengusap tengkuk lehernya, perasaan nya mulai tidak enak "Maaf sebelumnya nyonya, jujur saja saya tidak tau kenapa tiba-tiba saya di ajak kesini menemui nyonya"

Nenek irina menghela nafas panjang lalu menggenggam tangan riel "Kejadian semalam pasti membuat kamu trauma banget, maafin cucu nenek yang sudah menodai kamu"

"Menodai? Jangan bilang si bos kutub ini cerita ama keluarga nya kalau dia abis cium aku, tapi masa sih?" Batin nya tak percaya

Kini giliran mama aila yang menggenggam tangan riel "Kalix akan tanggungjawab jadi kamu ga perlu khawatir ya"

"Tanggungjawab? Ahh saya rasa tidak ada yang perlu dipertanggungjawabkan j-"

"Mba riel, mau ga mau mba harus menerima tanggungjawab dari kalix. Kalau ngga, nanti masalahnya makin rumit apalagi kalau sampai mba riel hamil" Ucap naka menatap riel dengan tatapan bersalah

Riel sontak membulatkan matanya terkejut "Hah? Hamil? Siapa? Saya?" Riel menatap orang-orang disana satu persatu lalu tertawa canggung "Sepertinya ada kesalahp-"

"Kamu harus tetap menerima pertanggungjawaban dari kalix, tenang saja, kami semua menerima kamu" Ucap mama aila

"Nyonya, saya rasa anda sudah salah paham sa-"

Ucapan riel lagi-lagi terpotong kala nenek irina menyela ucapannya

"Kalix, cepat persiapkan pernikahan kalian. Nenek ga mau cicit nenek lahir tanpa status yang jelas" Ucap nenek irina

"Melahirkan? Yang bener aja, ngelahirin gimana kalau orang masih perawan. Isss lagian mereka ini hobi banget motong omongan orang" Batin riel kesal

"Ya udah" Ucap kalix datar

"Apa anda gila?" Ucapnya reflek menatap kalix tajam "Kenapa saya harus menikah dengan anda?!"

"Tentu saja kamu harus menikah dengan kalix karena kalian sudah melakukan hubungan terlarang, kamu bisa saja hamil" Ucap nenek irina

"Ohh astagah" Geram dariella rustasi

"Tolong dengarkan saya. Saya tidak akan hamil, karena saya tidak pernah melakukan hubungan intim dengan pria mana pun termasuk sama pak kalix. Dan saya masih bingung kenapa kalian bisa berpikiran jika saya dan pak kalix melakukan hubungan suami istri. Ahh terlepas apapun alasan nya, intinya kami tidak berada dalam hubungan seperti itu. Saya memang bersama pak kalix di hotel semalam dan apa yang kalian katakan itu tidak pernah terjadi" Jelas riel

"Sekalipun kami melakukan sesuatu, saya tidak akan mau menikah dengan pak kalix

"Kamu pikir saya mau menikah sama kamu" Ucap kalix sembari melototi riel

"Mba riel jujur aja. Saya-" Menghentikan ucapannya sejenak sambil menatap kalix sejenak lalu kembali menatap riel "S-saya melihat dengan jelas ada darah di sprei kasur hotel dan i-itu pasti darah suci mba riel" Ucap naka lalu menundukkan kepala merasa bersalah

Riel tampak membulatkan matanya, sejenak ia terdiam dan menyadari kebodohannya "ohh astagahh" gumamnya sambil menepuk keningnya

"Itu bukan darah penetrasi tapi-"

"Tapi itu darah datang bulan saya" Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"HAAHHHH????!!!" Pekik naka, nenek irina dan mama aila bersamaan

Riel tsenyum canggung "Jadi mereka salah paham karena itu, astagah memalukan sekali. Kenapa juga coba aku sampai lupa darahku tembus di kasur hotel itu aisss" Gumamnya merutuki kebodohan nya

---------

Flashback

Riel membawa kalix ke hotel karena tidak mungkin terus-terusan menunggu naka di restoran

Saat masuk kedalam kamar hotel, riel hendak menuju kamar mandi ingin buang air kecil namun tiba-tiba kalix menariknya dan menciumnya bahkan mendorongnya hingga terjatuh di atas kasur

Riel tentunya memberontak namun tidak berlangsung lama kalix tiba-tiba tak sadarkan diri hingga ia menindih tubuh riel, riel dengan cepat menyingkirkan tubuh kalix dan bergegas bangun. Dariella tampak menggerutu sesaat dan mencoba menahan emosinya sejenak kemudian ia hendak menuju kamar mandi lagi tetapi atensinya tertuju pada kasur yang terdapat noda darah

Dariella tentunya panik dan sontak memeriksa celananya, riel lupa jika seharusnya minggu ini adalah waktu datang bulan nya. Tanpa memikirkan kalix ia pun langsung keluar dari hotel menuju apartemennya

Setelah sampai di apartemen, riel tidak kembali lagi ke hotel karena ia pikir naka pasti sudah ada bersama kalix.

Riel pun bersantai-santai hingga ia melupakan sesuatu, yaitu noda darah di kasur itu. Noda yang bisa membuat siapapun salah paham

Flashback end

"Jadi saya gak apa-apain kamu kan? Dan darah itu adalah darah tamu bulanan kamu?!" Dariella hanya mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan kalix

"Ahh syukurlah" Ucap kalix sambil mengusap dada nya merasa legah

Riel menggerutu melihat ekspresi kalix "Jika pak kalix macam-macam pada saya, saya tidak akan mungkin tinggal diam saja. Setidaknya harus ada beberapa gigi anda yang copot" Ketus nya

"Tck kamu kira saya sudi nyentuh makhluk seperti kamu" Ucap kalix tak kalah ketus

Riel reflek tertawa kesal "Tidak sudi??? Tck anda bahkan mencium saya dengan penuh gairah” ceplosnya

Kalix membulatkan matanya mendengar ucapan riel "Apa? Jangan ngawur kamu?!"

"Ngawur?! Tck" Menatap kalix kesal

"Loh?! Bukannya kamu bilang gak terjadi apapun antara kamu dengan kalix?" Tanya nenek irina

Riel mengatupkan bibirnya dan merutuki kebodohan nya

"Tidak bisa! Kalix harus tanggungjawab" Ucap mama aila

"T-tidak nyonya, saya akui pak kalix sempat mencium saya tapi hanya sebentar karena saya reflek memukul kepalanya hingga pingsan" Ucapnya membuat kalix melototi nya

"Maaf nyonya, saya rasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Saya memiliki pekerjaan yang banyak di kantor jadi saya permisi" Ucap riel lalu berdiri dari duduknya dan hendak berlalu pergi

Nenek irina dengan cepat menahan tangan riel hingga mau tidak mau riel harus menghentikan langkahnya "Kenapa menolak terus? Cucu ku ini tampan dan kaya raya, walaupun di kantor dia sangat dingin tapi dia aslinya sangat baik. Kami hanya ingin dia mempertanggungjawabkan apa yang telah dia perbuat, walaupun dia tidak sampai mengambil kesucian mu tetapi dia sudah menyentuh tubuh kamu kan?"

"NEKK!!!" Pekik kalix tidak terima

"Maaf nyonya, pak kalix tidak berbuat lebih dan beliau tidak sampai harus bertanggung jawab namun terlepas dari itu, pak kalix bukan tipe ideal saya"

Naka tampak menahan tawa mendengar ucapan riel "Anjir mba riel emang ga ada obat haha" Batinnya

"Wahh si jelek ini benar-benar" Batin kalix sembari tertawa kesal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!