Aku Bereinkarnasi Menjadi Nyamuk
BAB 02: PERLAWANAN LEI CHEN
Malam itu, Lei Chen menyelinap di bawah sinar bulan. Ia tahu tempat itu berbahaya... tapi ia tak bisa tinggal diam.
Di perjalanan menuju arah paviliun barat, Ia menemukan pintu rahasia di paviliun barat... dan menuruni tangga batu menuju ruang bawah tanah terlarang.
Ruangan itu penuh dengan Jeritan, tangisan, bahkan Bau darah dan obat membusuk memenuhi udara.
Lei Chen mengintip dari tirai. Di atas meja batu...
Di atas meja batu... Mei Lin terbaring lemah. Luka-luka kecil menghiasi tubuhnya.
????
(Kultivator 1) Tubuhnya sempurna. Bisa jadi kunci untuk mempercepat pembukaan meridian.
????
(Kultivator 2) Jika berhasil, kita bisa membuka meridian lebih cepat...!
Lei Chen
Tidak... Aku tidak akan membiarkan kalian menyentuhnya lagi. (Gumam Lei Chen di dalam lubuk hati terdalam-nya)
Lei Chen mendekati kedua kultivator itu dengan langkah yang hati-hati sembari mencabut pisau dapur berkarat dari ikat pinggang nya dengan pelan-pelan.
Ia kemudian berlari Dengan satu gerakan dan dorongan.
Ia menusuk pisau dapur yang berkarat itu ke leher salah seorang kultivator muda.
????
(Kultivator 1) AAAAKKKKHHHHH...!!!!
????
(Kultivator 2) Apa?! Seorang budak... menyerang?!
Lei Chen
Aku tak akan diam saja melihatnya di siksa.
Lei Chen berlari ke arah Mei Lin. Ia memotong tali dengan pisau dapur yang masih berlumuran darah di tangannya.
Lei Chen
Maaf... aku datang terlambat Mei Lin...
Belum sempat ia memotong tali di kaki Mei Lin, sebuah pukulan berisi energi spiritual menghantam punggungnya dan melemparkannya ke dinding.
Suara tulangnya yang retak terdengar jelas. Darah keluar dari mulutnya, namun ia memaksakan diri untuk berdiri.
????
(Kultivator 1) Bunuh dia!!!!
Meski berdarah dan tulang punggung retak, Lei Chen berdiri lagi.
Dengan tenaga terakhir, ia melempar pisau ke tali kaki Mei Lin.
Mei Lin kabur, ia berulang kali terjatuh namun ia terus kembali bangkit dan Terus berlari.
Tubuh Lei Chen terus ber-gemetar, penuh luka, namun matanya masih menyala. Ia kembali bertarung selayaknya orang gila. Ia menahan pukulan demi pukulan, menangkis tendangan, bahkan mencakar dan menggigit seperti binatang. Ia tidak berniat bertahan hidup, ia hanya ingin memberi waktu bagi Mei Lin untuk kabur.
Tubuhnya mulai tak sanggup berdiri. Pandangannya kabur. Darah mengalir di lantai dan dunia terasa berputar.
Lei Chen
Aku mati sebagai manusia. Bukan budak.
Lalu segalanya menjadi gelap. Kesadarannya menghilang di tengah nyeri yang menyiksa, dan tubuhnya terjatuh tanpa suara di atas lantai batu yang dingin dan basah oleh darah.
Comments
Anyelir
hi! aku mampir
2025-04-24
0