"Kakak..... Usil ih! Udah di bilang jangan rusak rambut. Aku nggak suka rambutnya di acak-acak, tapi masih aja begitu. Sini Kak... Aku cubit..!" Teriak Salsa seraya mengejar Kakaknya yang melesat cepat bersembunyi di belakang Ibunya.
"Abisnya gemas sih, jadinya Kakak nggak tahan kan pengen acak-acak rambutnya." Sahut Shaka di belakang Ibunya sembari berkelit saat tangan mungil Slasa menggapai-gapai ingin mencubitnya.
"Ibu,,,, liat tuh Kakak selalu nakal ngerusakin rambut aku." Adunya kepada sang Ibu yang hanya menghela nafasnya saja pasrah dengan kelakuan anak-anaknya
"Udahlah Sa, nggak usah lebay gitu. Kan nggak sampe di cabut juga rambutnya sama Kakak." Timpal Dean yang baru turun dari lantai atas dan sudah di suguhkan dengan drama adik perempuan satu-satunya itu.
"Apa kabar Kak?" Dean menyalami Shaka dan memeluknya tak lupa menanyakan kabarnya. semuanya saling menyayangi. Sang Ibu selalu mendidik anak-anaknya untuk saling menyayangi dan menghargai.
"Kabar baik. Gimana kuliahnya?" Balas Shaka.
"Aman, yang nggak aman itu ini nih, selalu bikin ulah." Ucap Dean menunjuk adik perempuannya.
Perkataan Dean itu mendapat tatapan horor dari sang adik yang tidak terima.
"Ibu….!" Rengek Salsa diiringi mata yang sudah berkaca-kaca sebagai jurus andalan yang selalu berhasil melumpuhkan lawan. Membuat Ibu mereka segera menyudahi drama yang sedang terjadi itu.
"Sudah, sudah! Kalian ini ya, senang sekali mengusili adiknya." Tukasnya yang langsung membuat ke tiga anaknya terdiam.
"Maaf ya dek, kamu itu selalu bikin gemas!" Shaka segera menarik tangan adiknya kemudian memeluknya sembari meminta maaf. Dean yang menyaksikan itu mencibir adik perempuannya yang terlalu cengeng itu.
"Dih, cengeng banget sih, masa gitu aja mau nangis." Cibir Dean berkacak pinggang. Sementara Salsa hanya memeletkan lidahnya kepada kakak keduanya itu.
"Udah, mending kalian siap-siap sana, sebentar lagi jam 9. Kiita sudah harus ada di hotel sebelum acara di mulai. Jangan sampai keluarga Fira menunggu kedatangan kita. Malu dong!" Lanjutnya lagi kepada anak-anaknya.
"Asiap! Ibu, Salsa mau siap-siap sekarang." Sahut Salsa setelahnya segera berlari menaiki undakan tangga menuju kamarnya untuk bersiap-siap.
Begitupun dengan Dean. Pemuda itu juga segera masuk ke kamarnya untuk bersiap-siap.
"Ayah mana Bu?" Shaka menanyakan keberadaan Ayahnya yang belum di lihatannya sejak datang tadi.
"Ayah sedang di ruang kerjanya. Shaka, Ibu mau bicara sesuatu yang penting sama kamu." Ucap Asma menatap Shaka dengan serius.
Asma duduk di hadapan putranya seraya menelisik penampilan putranya itu dari ujung kaki hingga ujung kepala. Hatinya berkata jika putranya itu tengah menyembunyikan sesuatu.
Sementara Shaka sedikit keki mendapat tatapan menelisik dari sang Ibu. Ia tahu jika Ibunya itu adalah orang yang peka. "Apa jangan-jangan Ibu curiga padaku?" Batin Shaka was-was.
"Ibu mau bicara apa?" Tanya Shaka yang hanya menatap sang Ibu sekilas. Pria itu tidak bisa memandang wajah wanita yang telah berjasa dalam hidupnya itu. Shaka merasa berdosa kepada Ibunya karena telah melakukan hal yang besar tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya.
"Apa yang terjadi selama kamu di desa?" Tanya Asma menatap datar putranya. Kamu tidak melakukan sesuatu yang merugikan dirimu maupun orang lain kan?" lanjutnya lagi. Pertanyaan Ibunya itu begitu mengena di hati Shaka yang sekuat tenaga berusaha untuk tidak panik.
"Maksud... Ibu apa? Shaka nggak ngerti!" Sahut Shaka yang sedikit panik mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Ibunya.
"Kamu tidak sedang menyembunyikan sesuatu kan nak? Ibu bukanya mau menekan kamu. Ibu hanya ingin anak-anak Ibu itu jujur, tidak ada yang di tutup-tutupi. Jika ada masalah di Desa bicarakanlah sama Ibu dan Ayah. Kami akan berusaha membantu untuk mencari jalan keluarnya." Tukas Asma maish menatap lekat anak laki-lakinya itu.
"Tidak ada Bu, Shaka baik-baik saja kok. Nggak ada masalah di desa. Semua baik-baik saja. " Jawabnya yang tidak berani menatap netra tajam Ibunya.
"Baiklah, berarti semua aman kan? Kamu hari ini akan bertunangan dengan Fira, Ibu harap kamu konsisten dengan keputusan kamu. Ibu tidak ingin ada masalah di kemudian hari." Ucap Asma lagi walaupun hatinya berkata lain jika Putranya itu tengah menyembunyikan sesuatu yang entah apa.
"Iya Bu, terima kasih ya Ibu sudah selalu sabar mengurusi Shaka. Shaka sayang sekali sama Ibu" Ucap Shaka yang memeluk Ibunya penuh sayang.
"Jadi... Hanya Ibu saja yang di sayang ini, Ayah tidak? Ah.. sedihnya." Surya Narendra duduk di samping Asma dengan wajah murung yang di buat-buat. Membuat Shaka terkekeh kemudian berdiri menghampiri sang Papih dan memeluknya.
"Shaka juga sayang Ibu dan Ayah!" Ucapnya dengan memeluk keduanya.
Maafkan Shaka Bu, Yah. Shaka sudah melakukan sesuatu yang begitu fatal. Itu semua Aku lukan karena Shaka masih tidak terima dengan kepergian Kakek, karena ulah orang bejat itu."
Tepat jam 9 Pagi keluarga Surya Narendra sudah berangkat menuju tempat akan di selenggarakan acara pertunangan Putra sulung Surya Narendra dengan Asma Widianti.
Hari ini adalah hari bahagia dua keluarga dimana akan di adakan pertunangan antara Fira Larasati putri dari rekan bisnis Surya Narendra yang bernama Hendro Widodo dengan Ibu Lena Riana.
Momen sakral itu terbingkai indah didalam roll kamera yang di abadikan oleh seorang fotografer terbaik. Yang di pilih oleh keluarga Narendra.
Kedua keluarga nampak sangat bahagia begitupun dengan wanita bernama Fira yang telah sah menjadi tunangan seorang Arishaka Narendra yang telah lama ia dambakan itu. Tidak sia-sia segala usaha dan pengorbanan yang ia lakukan selama ini. Akhirnya pria idamannya kini semakin dekat dengnnya. Selangkah lagi akan bisa memilikinya.
"Ka, aku bahagia akhirnya sekarang kita sudah tunangan. Mulai sekarang kamu nggak boleh lagi terlalu cuek sama aku ya. Aku nggak suka di cuekin loh Ka!" Ucap Fira manja. Seraya menjatuhkan kepalanya di bahu kokoh Shaka.
"Jalani apa adanya. Fir, jangan terlalu berlebihan." Ucap Shaka yang sedikit Risih dengan tingkah Fira. Walaupun mereka sudah bertunangan.
"Tapi Shaka, kita sudah tunangan." Ucap Fira mengangkat kepalanya dari bahu Shaka.
"Ya, kita sudah tunangan. Tetapi bukan berarti kamu bisa mengatur-atur kehidupan aku seenaknya saja. Aku tidak suka di atur-atur camkan itu Fira." Setelah mengatakan itu Shaka segera beranjak dari duduknya. Meninggalkan Fira wanita yang baru saja resmi bertunangan dengannya.
Sementara Fira mengepalkan kedua tangannya dengan kuat mendengar kalimat-kalimat penolakan dari Tunangannya itu.
"Kamu akan menjadi milikku cepat atau lambat Shaka, aku nggak akan melepaskan mu. Kita lihat saja nanti, siapa yang akan menunduk memohon dan mengemis cinta duluan." Gumam Fira dengan kesal.
Pertunangan mereka karena perjodohan yang di lakukan kedua orang tua mereka. Lebih tepatnya Fira lah yang memaksa kedua orang tuanya untuk menjodohkannya dengan Shaka putra dari seorang Surya Narendra salah satu pengusaha ternama di kota itu.
*
*
Nindia mengemasi barang-barangnya yang tidak seberapa itu. Nindia memutuskan untuk segera pergi dari tempat yang menyimpan segala kenangan pahit hidupnya. Yang di renggut dalam waktu semalam.
Dimana dirinya di lambung tinggi kemudia di hempaskan Tanpa belas kasih oleh orang yang begitu ia cintai. Nindia mencintai Shaka dengan segenap jiwanya. Namun apa daya cinta tulusnya di balas dengan kesakitan yang luar biasa.
"Selamat tinggal kenangan. Selamat tinggak wahai kau pria yang begitu tega menghancurkan aku dengan sadisnya. Mulai saat ini aku akan menjadi Nindia yang baru. Aku akan melupakan jika namamu perna tersemat indah di hatiku. Ternyata mengenalmu adalah sebuah musibah besar. Mencintaimu adalah kesalahan fatal yang perna aku lakukan. Tanpa sadar aku kembali melukai diriku sendiri dengan mempercayai jika dirimu tulus mencintaiku, menyayangiku. Selamat tinggal!" Ucap Nindia diiringi buliran air mata yang seakan tiada habisnya mengalir dari netra hazelnya.
"Terima kasih telah mengajarkan aku jika di dunia ini tidak ada cinta untukku. Kalian semua hanya mempermainkan aku yang malang ini. " Lanjutnya seraya melangkah meninggalkan kamar pesakitan itu. Ya Nindia menyebutnya kamar pesakitan yang menjadi saksi cinta tulusnya di bunuh paksa oleh seorang Shaka Narendra.
NEXT....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments