Rea baru saja masuk dan duduk di bangkunya dan meletakkan tasnya ketika tiba tiba sesorang datang dan duduk begitu saja di atas meja yang ada depannya.
" Niel...kamu sudah kembali ?! " pekik Rea dengan raut wajah terkejut sekaligus senang.
Pasalnya,
Pemuda yang saat ini duduk di atas mejanya itu adalah satu satunya teman sekaligus sahabatnya yang ia miliki di sekolah besar dan elit ini.
Dia adalah Niel Mananta Kim,
Satu satunya sahabatnya dan seseorang yang mau menerimanya di sekolah ini sejak tiga tahun yang lalu.
Hanya pemuda itu yang mau berteman dengannya dan menganggap keberadaannya sejak pertama ia masuk sekolah ini.
Tapi sayang,
ia hanya satu tahun berada satu kelas dengan pemuda tampan berdarah Tionghoa itu.
Karena selanjutnya keduanya terpisah kelas meski berada di jurusan yang sama.
Jika Rea berada di kelas X1 IPA satu begitupun saat kelas X11.
Niel berada di kelas IPA empat saat kelas X1 dan sekarang pemuda itu berada di kelas IPA tiga.
Niel berada satu kelas dengan Ibra dan kawan kawannya.
Dan satu minggu yang lalu pemuda itu izin tidak masuk sekolah karena ikut berlibur ke Belanda dengan keluarganya.
" tentu saja aku harus kembali, bukankah beberapa hari lagi kau akan menjadi perwakilan sekolah ini untuk lomba olimpiade sains itu ?!
Dan aku harus menjadi orang pertama yang mensupportmu dan ada di sana untukmu..." jawab pemuda tampan dengan kulit putih dan berhidung mancung itu.
Senyum tersungging di bibirnya hingga menunjukkan deretan giginya yang berjajar rapi dan putih.
Rea ikut tersenyum riang. Kehadiran Niel sungguh membuatnya seolah berada dekat dengan keluarganya. Kehadiran Niel mampu membuatnya merasa nyaman dan aman.
Dan berada di dekat Niel, membuat hatinya damai dan tenang.
Wajah Rea nampak cerah dan riang karena kata kata Niel itu.
" lihat apa yang ku bawa untukmu " kata Niel lagi sambil menunjukkan sebuah buku tebal kepada Rea.
Mata Rea segera membulat sempurna dan wajahnya nampak semakin berbinar ketika ia mengenali buku tebal itu.
Itu adalah buku kumpulan soal soal ujian sejak tahun 2020 an.
Dan Rea sudah lama mencari buku itu, mulai dari toko toko buku besar hingga ke pasar loak.
Namun ia tak kunjung bisa menemukan buku itu.
" kau bisa mendapatkannya ?! " tanya Rea dengan raut wajah penuh keterkejutan.
Rasanya sangat sulit ia percaya, akhirnya ia bisa menemukan buku itu.
O...bukan dirinya, tapi sahabatnya....Niel.
" tentu saja, memangnya apa yang tak bisa kudapatkan untukmu.
Selama aku ada di sisimu, maka semua yang kau inginkan pasti akan aku penuhi " jawan Niel dengan wajah berbinar.
" idih....gombal " jawab Rea mencebik.
" kok gombal, aku serius Rea....coba kau ingat, inginmu mana yang tak aku penuhi ?! " tanya Niel dengan menaik turunkan alisnya.
Rea menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
" ya ya ya....aku percaya, sekarang....?! Boleh aku melihatnya ?! " tanya Rea sambil mengulurkan tangannya dan membuka telapak tangannya kepada Niel.
" eits tunggu, kau harus berjanji lebih dulu " Niel memeluk bukunya lagi.
" apa lagi ?
kau tak ikhlas ?! " tanya Rea dengan kening mengerut menatap Niel.
" tentu saja aku ikhlas, apa lagi itu untukmu...
tapi aku ingin kau janji satu hal padaku..." pinta Niel dengan raut wajah mulai serius.
" apa ?! " tanya Rea dengan wajah yang juga mulai ikut serius.
" saat besar nanti kau janji akan menungguku dan hanya akan menikah denganku " kata Niel dengan raut wajah seriusnya.
Rea sontak diam dan menatap mata sahabatnya itu, keduanya sedikit lama saling menatap sebelum akhirnya Rea tertawa terbahak.
" bbbbuuaaaahhhh....bercandamu tidak lucu, sini... kemarikan buku itu " kata Rea kemudian sambil menutup bibirnya karena ia yang tertawa terbahak.
Tidak sopan rasanya jika ia tertawa selebar itu tanpa menutup mulutnya
Namun berbeda dengan Rea, jika Rea tertawa karena ucapan Niel itu.
Niel justru terdiam dan menatap tak berkedip kepada Rea yang masih tertawa sambil menutup bibirnya.
Tak lama keduanya nampak berebut buku.
Pemandangan itu nampak lucu di mata sebagian orang yang mungkin melihatnya,
Namun tidak untuk seseorang yang diam diam menyaksikan adegan itu dari balik kaca jendela yang ada di kelas itu.
" sepertinya kau memang bukan seleranya Ibra.....
mungkin inilah jawabannya kenapa ia berani menolakmu waktu itu,
gadis miskin itu sudah punya targetnya sendiri, dan targetnya adalah tuan muda Mananta Kim.
ia menyukai Niel....makanya dia berani menolakmu waktu itu.
lihatlah,
Gadis kuper itu sepertinya menyukai ketua kelas kita itu.. "
kata Tomy kepada Ibra.
" tutup mulutmu Tomy, tidak ada yang akan bisa menolak diriku, kita lihat saja nanti.
aku pastikan gadis sialan itu akan merangkak dan memohon cintaku "
sentak Ibra kepada Tomy dengan mata melotot dan raut wajah memerah.
Tadi keduanya hendak menuju ke kantin dan tidak sengaja melihat ke akraban Niel yang adalah ketua kelasnya dengan Rea.
Gadis yang telah berani menolaknya di lapangan basket satu minggu lebih yang lalu.
Mata Ibra menatap jahat dan penuh kebencian kepada Rea yang nampak masih tertawa di dalam kelasnya sana bersama Niel.
( beraninya kau tertawa dan bahagia seperti itu setelah membuatku malu, awas kau....)
Rutuk Ibra di dalam hati dengan masih menatap jahat dan penuh kebencian kepada Rea.
Terselip sebuah rencana jahat di benak pemuda itu untuk Rea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Tuti Tyastuti
tar kamu yg merangkak memohon sama rea ibra
2025-04-24
0
indy
lanjut...
2025-04-22
0