Chapter 5 - Serba Salah

Tama mengernyitkan keningnya. Ia tertawa kecil mendengar Dewa bicara lewat telefon kalau hari ini dia akan mengantar Fitri kerja. Sebetulnya ada rasa sakit di dalam hati Tama, karena sudah pasti Fitri akan terus bersama Dewa, apalagi perlahan Dewa sudah ingin memperbaiki semuaya.

“Asal kamu bahagia, Fit. Aku bisa apa, kamu cintanya sama Dewa. Ya aku dekat kamu itung-itung buat menyadarkan sepupuku yang keras kepala itu sih. Sudah lah, Tam, cewek masih banyak kok, gak hanya Fitri. Memang sih yang paling baik di mata kamu Fitri, itu karena kamu tidak pernah melihat cewek lain di luar sana yang mungkin lebih baik dari Fitri,” batin Tama.

Fitri dari tadi hanya diam saja duduk di sebelah Dewa yang sedang mengemudikan mobilnya. Biasanya dengan Tama tidak sekaku ini, dengan Tama Fitri selalu bisa bercanda, kadang denger musik dan nyanyi bareng, tapi dengan Dewa malah saling diam.

“Nanti malam ikut aku ya, Fit? Kamu bisa batalin ajakan Tama, kan?” ucap Dewa.

“Ehm ... aku gak janji, Mas. Aku juga belum iyain ajakan Tama sih,” jawab Fitri.

“Kalau belum iyain Tama, berati aku ada kesempatan ajak kamu ntar malam dong, Fit?”

“Ya lihat nanti saja, Mas.”

“Aku mohon beri aku kesempatan, Fit.”

“Yakinkan hatimu dulu, Mas. Sudah sampai, aku kerja dulu,  Mas.” Fitri mencium tangan Dewa, lalu dia langsung bersiap untuk turun dari mobil Dewa.

“Nanti pulang jam berapa? Aku jemput kamu.”

“Kalau Mas repot, tidak usah jemput, aku bisa pulang sendiri atau diantar Tama, Mas.”

“Aku akan jemput kamu, aku juga akan ajak kamu makan malam, mau tidak mau, kamu harus ikut sama aku.”

“Pemaksaan kamu, Mas!”

Fitri turun dari mobil Dewa. Hati Fitri sebenarnya dari tadi berbunga-bunga melihat Dewa yang pagi ini sangat berubah. Tapi, di balik bahagianya hati Fitri, ada kekhawatiran sedikit dalam hatinya.

“Semoga saja Dewa benar mau berubah.”

Tiga tahun lamanya Dewa  baru pernah seperti ini dengan Fitri. Tentu saja ada kebahagiaan tersendiri dalam hati Fitri. Padahal dia sudah bertekad untuk melupakan semuanya, dan pasrah dengan keadaan rumah tangganya yang seperti itu. Di saat Fitri sudah perlahan melupakan, dan tidak peduli dengan Dewa, kini Dewa malah bersikap seperti itu.

“Ehem ... yang diantar suami, sepertinya bahagia nih?” ucap Tama.

“Biasa saja, Tam. Kamu kok ke sini? Gak ke kantor?” tanya Fitri.

“Pengin lihat orang bahagia, karena baru saja diantar suaminya. Semoga saja Dewa berubah ya, Fit?”

“Semoga saja, meski aku tidak yakin sih,” ucap Fitri.

“Harus yakin dong, Fit? Aku yakin Dewa pasti berubah. Ya sudah aku ke kantor. Oh iya, masalah ajakan aku nanti malam, kamu gak usah dipikirkan, kalau kamu mau sama Dewa, aku tidak apa-apa. Lagian gak pantas dong aku ajak istri orang, aku sadar diri Fit. Semalam aku bicara begitu, supaya Dewa kesal saja. Dia kan cepat kepancing emosinya.”

“Iya aku tahu, kok. Tadi memang Dewa mengajak aku, aku bilang gak janji sih. Tapi kalau dia memaksa ya sudah aku terpaksa ikut.”

“Ikut saja, mumpung Dewa lagi begitu, ini kesempatan kamu untuk bisa merebut hati Dewa.”

“Iya deh kalau begitu.”

“Good luck, ya?”

Tama menepuk pundak Fitri, lalu dia langsung pergi meninggalkan restorannya. Tama berangkat ke kantornya, karena pagi ini ada beberapa pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Mungkin sampai sore dia akan sibuk di kantornya.

^^^

Hans dan Niken sedang bersiap-siap untuk liburan berdua. Mereka memang butuh liburan berdua, karena Niken masih saja sering terbawa suasana karena tak kunjung hamil lagi setelah kegugura anak ke dua. Hans sengaja merencanakan liburan supaya Niken bisa melupakan kesedihannya itu, apalagi kalau sudah melamun, dia selalu menyalahkan dirinya sendiri. Menyalahkan dirinya karena dulu tidak bisa menjaga kehamilannya, dan menyalahkan dirinya karena sampai detik ini Dewa masih belum bisa menerima Fitri.

“Nanti setelah makan malam dengan Pak Arsyad, kita langsung berangkat, ya?” ajak Hans.

“Harus gitu kita hadir ke sana dulu, Mas?” tanya Niken.

“Menurut Mas sih harus, Sayang. Tidak enak kalau tidak datang.”

“Banyak relasi yang diundang, Mas?”

“Banyak lah, Tama sama Dewa saja datang sepertinya. Mungkin Ratu juga.”

Mendengar nama Dewa, Niken langsung diam. Dia selalu merasa serba salah kalau bertemu Dewa. Tatapan Dewa padanya kadang membuat dua orang salah jadi salah paham. Dua orang itu tentunya Hans dan Fitri. Hans selalu saja cemburu jika Dewa menatap Niken dengan tatapan yang seolah dia sangat mengagumi dan mencintai Niken. Tapi, sebisa mungkin Hans menyembunyikan cemburunya itu. Padahal Hans selalu menasihati Dewa, supaya bisa menerima keadaan. Niken pun tidak enak hati dengan Fitri. Dia jadi serba salah.

Fitri pun demikian. Dia terlihat cemburu saat Dewa menatap Niken dengan tatapan penuh cinta. Meski pun Fitri selama ini cuek, tapi tetap saja namanya seorang istri melihat sang suami menatap perempuan lain dengan penuh cinta pastinya akan cemburu. Apalagi yang ditatap adalah mama sambungnya.

“Kenapa, dengar aku sebut nama Dewa kok langsung diam?”

“Huh ... aku ini gak tahu kenapa Dewa masih saja begitu, Mas? Aku itu kasihan Fitri, Mas. Aku gak enak sama Fitri. Makanya kalau ada acara makan malam di sini, atau kumpul di sini, ada Dewa dan Fitri, aku lebih banyak di kamar. Aku ini serba salah, Mas. Aku sudah mencoba bilang sama Dewa, menasihati dia, tapi tetap saja. Entah kenapa dia begitu. Fitri kurang apa sih, Mas? Dia itu sangat mencintai Dewa loh?”

“Mas juga bingung sama dia, Sayang. Mas sudah berulang kali menasihatinya, tapi tetap saja. Mungkin kalau Fitri dikejar cowok lain, dia baru kabakaran jenggot kali?”

“Alah apaan, Mas? Tama itu bagaimana sama Fitri? Dewa saja gak peduli, kan?”

“Ya sudah, kita bisa apa lagi, Sayang? Kita sebagai orang tua sudah menasihatinya. Sekarang doakan saja dia, semoga di tahun ketiga ini Dewa dibukakan pintu hatinya untuk bisa menerima Fitri.”

“Iya, Mas.”

Hans memeluk Niken. Dia kangen sekali seharian full di kantor, sedangkan Niken tidak bisa ikut ke kantor karena tadi siang ada Paman Teguh dan Bi Ratna yang datang untuk menjemput Angkasa dan Mega. Mereka sengaja mengajak Angkasa dan Mega supayatinggal bersamanya saat Niken dan Hans berlibur. Mereka juga ingin Niken stabil lagi keadaannya seperti dulu, tidak lagi sering melamun, dan menyalahkan dirinya setelah kejadian keguguran itu.

“Mas ih kok peluk-peluk gini? Ini aku lagi siap-siap lho?” ucap Niken yang sedang bersiap untuk pergi makan malam dengan relasi bisnis Hans.

“Kangen, seharian aku full di kantor. Biasanya bisa makan siang pulang, tadi gak bisa.”

“Mas, tapi gak gini dong?”

“Sekali ya? Yuk? Sebelum berangkat. Kangen banget, Sayang ....”

Hans merengek seperti anak kecil yang meminta balon saja. Niken sudah pasrah kalau Hans sudah seperti itu. Mau tidak mau dia harus melayani suaminya yang sudah ingin bermanja. Jika menolaknya, sudah pasti dia merajuk, dan minta jatah lebih dari biasanya.

Pasangan suami istri itu, semakin hari semakin hot. Mereka seperti pasangan yang baru menikah saja. Di mana pun tempatnya asal bisa melakukan mereka langsung eksekusi begitu saja. Kadang Niken merasa Hans seperti muda kembali semangatnya.

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈

❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈

keren hans ya niken juga
tp knp masih bgtu khlhgn emg skit tp lebih abik iklaskan sja

2025-05-01

0

lai Juleha

lai Juleha

lanjut,,,👍🏻

2025-06-05

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Sampai Kapan?
2 Chapter 2 - Lepaskan Aku
3 Chapter 3 - Kamu Tidak Masak?
4 Chapter 4 - Sarapan Bersama
5 Chapter 5 - Serba Salah
6 Chapter 6 - Berubah Dingin
7 Chapter 7 - Melampiaskan Amarah
8 Chapter 8 - Penyesalan Dewa
9 Chapter 9 - Jangan Pergi
10 Chapter 10 - Aku Mau Pulang!
11 Chapter 11 - Tanda Merah
12 Chapter 12 - Aku Tidak Akan Melepaskannya.
13 Chapter 13 - Aku Mau Satu Macam Saja
14 Chapter 14 - Mending Kesambet Demit, Daripada Kesambet Kamu!
15 Chapter 15 - Dilarang Kangen Sama Istri Orang!
16 Chapter 16 - Aku Tidak Mau Selamanya Menjadi Selir Hatimu
17 Chapter 17 - Foto Pertama
18 Chapter 18 - Sikap Aneh Dewa
19 Chapter 19 - Lepaskan Dia, Jika Tidak Bisa Membuatnya Bahagia
20 Chapter 20 -
21 Chapter 21 - Perkara Warna Lipstik
22 Chapter 22 - Tolong Jaga Jarak
23 Chapter 23 - Mencoba Memperbaiki
24 Chapter 24 - Cinta Tak Direstui
25 Chapter 25 - Harus Berakhir
26 Chapter 26 - Boleh Aku Memintanya Lagi?
27 Chapter 27 - Sopir Baru
28 Chapter 28 - Siapa Dia?
29 Chapter 29 - Penasaran
30 Chapter 30 - Kamu Bukan Istriku Lagi!
31 Chapter 31 - Takut Kehilangan
32 Chapter 32 - Kejujuran Dewa
33 Chapter 33 - Mengikhlaskan
34 Chapter 34 - Aku Mencintaimu
35 Chapter 35 - Bucin Akut
36 Chapter 36 - Apa Benar Kamu Mencintaiku?
37 Chapter 37 - Pergi Dari Sini!
38 Chapter 38 - Memaksa Dewa
39 Chapter 39 - Tidak Pernah Menyerah
40 Chapter 40 - Harus Bisa Merebut Hatimu
Episodes

Updated 40 Episodes

1
Chapter 1 - Sampai Kapan?
2
Chapter 2 - Lepaskan Aku
3
Chapter 3 - Kamu Tidak Masak?
4
Chapter 4 - Sarapan Bersama
5
Chapter 5 - Serba Salah
6
Chapter 6 - Berubah Dingin
7
Chapter 7 - Melampiaskan Amarah
8
Chapter 8 - Penyesalan Dewa
9
Chapter 9 - Jangan Pergi
10
Chapter 10 - Aku Mau Pulang!
11
Chapter 11 - Tanda Merah
12
Chapter 12 - Aku Tidak Akan Melepaskannya.
13
Chapter 13 - Aku Mau Satu Macam Saja
14
Chapter 14 - Mending Kesambet Demit, Daripada Kesambet Kamu!
15
Chapter 15 - Dilarang Kangen Sama Istri Orang!
16
Chapter 16 - Aku Tidak Mau Selamanya Menjadi Selir Hatimu
17
Chapter 17 - Foto Pertama
18
Chapter 18 - Sikap Aneh Dewa
19
Chapter 19 - Lepaskan Dia, Jika Tidak Bisa Membuatnya Bahagia
20
Chapter 20 -
21
Chapter 21 - Perkara Warna Lipstik
22
Chapter 22 - Tolong Jaga Jarak
23
Chapter 23 - Mencoba Memperbaiki
24
Chapter 24 - Cinta Tak Direstui
25
Chapter 25 - Harus Berakhir
26
Chapter 26 - Boleh Aku Memintanya Lagi?
27
Chapter 27 - Sopir Baru
28
Chapter 28 - Siapa Dia?
29
Chapter 29 - Penasaran
30
Chapter 30 - Kamu Bukan Istriku Lagi!
31
Chapter 31 - Takut Kehilangan
32
Chapter 32 - Kejujuran Dewa
33
Chapter 33 - Mengikhlaskan
34
Chapter 34 - Aku Mencintaimu
35
Chapter 35 - Bucin Akut
36
Chapter 36 - Apa Benar Kamu Mencintaiku?
37
Chapter 37 - Pergi Dari Sini!
38
Chapter 38 - Memaksa Dewa
39
Chapter 39 - Tidak Pernah Menyerah
40
Chapter 40 - Harus Bisa Merebut Hatimu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!