Bab 4

Julian membaringkan tubuhnya di atas kasur. Dia memejamkan matanya sambil menghela nafas. Tiba-tiba terbayang sangat jelas raut wajah Celine yang memancarkan kesedihan mendalam.

Julian pun membuka matanya kembali. Bagi Julian, Celine adalah seorang wanita yang sangat licik. Sehingga dia tidak boleh tersentuh oleh air mata buayanya.

Seharusnya Julian saat ini merasa bahagia, karena Celine akan melayangkan gugatan cerai. Sehingga dia bisa kembali bersama dengan Liora, menikahi gadis yang sangat dicintainya itu.

Julian masih ingat betul nama orang yang sudah menolongnya, dengan sekilas melihat nama pada seragam yang dikenakan oleh gadis itu. Liora Calista.

Meskipun dia tidak sempat melihat wajah Liora dengan sangat jelas. Tapi dia tidak akan pernah melupakan sesosok gadis yang sudah menyelamatkan hidupnya.

Sebenarnya dulu Julian sempat tertarik kepada seorang gadis remaja yang sudah dia tolong.

Sepuluh tahun yang lalu, gadis remaja itu terlihat sedang bersedih dan sedang melamun, sehingga dia tidak fokus saat sedang menyeberangi jalan.

Beruntung Julian segera menolongnya. Tapi sayangnya, Julian tidak sempat berkenalan dengannya. Padahal saat pertama kali bertemu, Julian sangat terpana melihat kecantikannya.

Sampai Julian pernah beberapa kali mencoba nongkrong di depan gerbang sekolah SMP Buana, berharap bisa bertemu dengan gadis yang pernah dia tolong. Tapi sayangnya Julian tidak pernah bertemu dengannya lagi.

Tapi setelah nyawanya diselamatkan oleh seorang gadis yang bernama Liora. Julian memutuskan untuk melupakan ketertarikannya pada gadis yang tidak dia ketahui namanya itu. Dia merasa berhutang nyawa kepada Liora, sehingga dia berjanji akan mencarinya setelah dewasa nanti. Karena Julian harus pergi ke Amerika.

Namun siapa sangka, Liora yang menghubunginya duluan. Saat itu Julian masih berada di Amerika, instragram atas nama Liora Calista tiba-tiba mengirim direct message padanya.

[Hallo, aku Liora Calista. Apakah kamu masih mengingat aku? Aku adalah orang yang sudah menyelamatkan kamu sepuluh tahun yang lalu.]

Setelah lama berkomunikasi sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk menjalin hubungan secara long distance. Dan Julian memutuskan untuk pergi ke Indonesia, dia ingin melamar Liora. Sekalian dia ingin meneruskan perusahaan Barnard Group setelah ayahnya meninggal.

Tentu saja saat itu Celine sangat mengenali Julian. Karena dari dulu dia selalu nge-stalking media sosialnya Julian, meskipun dia tidak berani menyapanya ataupun meng follow nya.

Sedangkan Julian tidak ngeh kepada Celine, mungkin karena dulu Julian hanya melihat wajah Celine satu kali, itu pun saat dia menolong Celine yang hampir tertabrak. Dan seiring berjalannya waktu, pastinya setelah Celine beranjak dewasa, penampilan Celine mengalami banyak perubahan.

Meskipun terkadang Julian merasa wajah Celine seakan tidak asing untuknya.

...****************...

Dari semalaman Julian tidak bisa tidur sama sekali. Entah mengapa hatinya merasakan resah dan gelisah. Padahal seharusnya hatinya bahagia, karena sebentar lagi dia akan segera bercerai dengan Celine.

Biasanya setiap pagi Julian selalu mencium wangi masakan Celine, tapi kini tidak ada. Julian pun segera keluar dari kamar.

Julian tidak melihat keberadaan Celine di mansion. Padahal biasanya setiap pagi Celine selalu sibuk mengerjakan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.

"Pergi kemana dia? Apa karena dia ingin bercerai denganku, sehingga dia tidak mau memasak untukku lagi?" ucap Julian dengan perasaan kesal.

Julian pun bergegas pergi menuju kamar Celine, siapa tahu Celine masih berada di dalam kamarnya.

"Celine!"

Julian selalu memanggil Celine dengan nada tinggi sambil mengetuk pintu.

Tok...

Tok...

Tok...

Karena tidak ada sahutan, Julian memanggilnya kembali sambil terus mengetuk pintu.

"Celine, keluarlah!"

Lama-lama Julian habis kesabarannya, dia memilih masuk ke dalam kamar, tanpa meminta persetujuan dari Celine.

Tapi ternyata Celine tidak ada disana.

Julian bergegas memeriksa lemari pakaian. Rupanya lemari pakaian Celine kosong, sepertinya semalam wanita itu telah pergi.

"Jadi dia sudah pergi tanpa berpamitan dulu kepadaku?" Julian berkata dengan nada kesal.

Kemudian Julian berkata kembali. "Kenapa juga aku harus merasa kesal? Baguslah jika dia sudah pergi. Dengan begitu aku tidak akan bertemu dengannya lagi."

Julian hendak keluar dari kamar, tapi dia tidak sengaja menyenggol sebuah photo book yang terletak di atas nakas, membuat photo book tersebut jatuh ke lantai.

Braaak...

Julian pun mendengus kesal. Dia segera membungkukan badannya dan membawa photo book tersebut. Sepertinya masih banyak barang yang tidak sempat Celine bawa. Celine pergi hanya membawa pakaian saja.

Karena photo book yang dipegang oleh Julian sedikit terbuka, dia tidak sengaja melihat isi di dalam photo book tersebut.

Julian menyipitkan matanya ketika dia melihat ada foto seorang gadis yang dulu pernah dia tolong. Tepatnya gadis itu pernah membuatnya tertarik ketika melihatnya pada pandangan pertama.

"Ini kan gadis yang..."

Julian tidak meneruskan perkataannya, dia segera melihat semua foto yang ada photo book satu persatu. Rupanya photo book tersebut adalah koleksi foto-foto Celine dari semenjak Celine masih kecil sampai dia sudah beranjak dewasa. Membuat Julian nampak terperangah melihatnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***