Bab 4

......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......

"Ya sudah deh, yang penting aku sudah mendapatkan kartu ATM ku," ucap Eva mengalah.

Afgan menatap Glarissa tajam. "Kau sebaiknya jadi wanita patuh, ini adalah wilayah ku! Jangan berpikir untuk melakukan sesuatu hal di luar batas!" ingat Afgan sambil mengangkat jari telunjuknya.

Glarissa mengangkat alisnya sambil melipat tangannya. "Oh, wilayah kekuasaan mu? Aku ingin lihat, siapa yang akan menguasai wilayah ini," tantang Glarissa dengan senyum miringnya membuat Afgan semakin kesal.

"Kau..."

Glarissa menepis tangan Afgan dengan kuat membuat Afgan hampir saja terjatuh.

"Ughhhh!" ringgis Afgan karena pergelangan tangannya yang sakit tadi di tepis Glarissa.

"Kau lebih baik jangan mengancam ku, kalau tidak kau... Dan... Dia end!" ucap Glarissa membulatkan mata dan dan meletakkan tangan di lehernya seolah-olah ia akan memotong leher mereka.

Afgan menggenggam erat tangannya. Akhirnya ia dan Eva pun pergi dari kamar Glarissa dengan perasaan kesal.

Afgan dan Eva masuk ke dalam kamar mereka. Afgan sendiri berusaha mengangkat pintunya yang jatuh di tendang Glarissa.

Saat ia mencoba mengangkatnya, tapi pintu itu jatuh lagi karena sangat berat. Afgan melihat pintu itu dengan saksama.

"Pintu ini sangat berat, bagaimana Glarissa bisa merobohkannya?" tanya Afgan berjalan dan duduk di sis ranjangnya.

"Tidak tahu, dia tiba-tiba saja menjadi kuat begitu dan berubah menjadi pemberani begitu. Entah apa yang merasukinya," gerutu Eva juga masih terlihat kesal.

"Apa tadi dia mengalami sesuatu?" tanya Afgan.

Eva memutar bola matanya mengingat kejadian yang baru saja ia lakukan pada Glarissa.

"Ta-tadi, aku tidak sengaja mendorongnya jatuh ke tangga, mungkin... Mungkin kepalanya terluka. Soalnya setelah dia terbangun dari pingsannya, tiba-tiba saja dia masuk ke dalam kamar ku, dan ini lah yang terjadi," jawab Eva sedikit gugup takut di salahkan Afgan.

Afgan langsung berdiri dan memegang dagunya. "Berarti kepalanya terbentur dan membuat kerusakan pada sistem sarafnya, sepertinya dia harus di bawa ke ruang sakit untuk di periksa. Kalau begini terus kit yang bisa mati Kuti di tindas olehnya. Dia harus kembali seperti dulu agar tidak menjadi ancaman untuk masa depan kita nanti," ucap Afgan.

"Ah, benar Sayang, kita panggil dokter ke rumah saja, dan suruh memeriksa dia. Baru juga sehari dia sudah melakukan ini dan itu, benar-benar meresahkan!" gerutu Eva sambil memanyunkan bibirnya.

Eva ingat jika Afgan akan membeli ponsel baru untuknya, ia pun berdiri di samping Afgan dan memegang tangan Afgan dengan manja. "Sayang, kamu bilang mau beli ponsel baru ku."

Afgan mengelus rambut Eva dengan lembut dan kasih sayang. "Ya udah, ayo kita pergi, sekalian makan malam di restoran," ucap Afgan.

"Wah, asikkkkkk!" ucap Eva senang.

"Ya udah siap-siap sana gih."

"Sayang, sekali beli baju juga ya," pinta Eva lagi dengan suara yang lebih manja.

"Iya Sayang?" angguk Afgan menuruti semua keinginan istrinya itu.

Mereka pun bersiap-siap, apa lagi hari sudah mulai agak gelap menandakan jika malah sebentar lagi akan menghampiri.

Terdengar suara langkah kaki Afgan dan Eva keluar dari kamar mereka, mereka pun masuk ke dalam mobil.

"He he he mereka pergi ya. Kalau begitu aku juga mau jalan-jalan keluar menikmati hidup, ia ingin jalan-jalan keluar penasaran bagaimana kehidupan di dunia novel ini.

"Uang 1 M ini aku mau beli mobil juga lah. Di simpan juga buat apa? Toh aku juga bakal kembali ke dunia nyata ku suatu saat nanti," ucap Glarissa tersenyum.

Ia pun mengganti pakaiannya dengan baju Eva yang terlihat masih baru, mungkin baru sekali pakai. Ia memasukkan ponselnya ke dalam tas yang senada dengan baju dan sepatu heelsnya.

Glarissa keluar dari rumah tersebut dengan santai. Ia mengambil ponselnya untuk mencari aplikasi taksi online.

"Hm... Sepertinya di dunia nyata dan di dunia novel tidak jauh beda. Mungkin penulisnya adalah anak jaman sekarang," ucap Glarissa sambil melihat langit yang sudah gelap. Karena langit di dunia nyata dan di dalam novel sama saja.

Tak lama kemudian, sebuah taksi datang. Glarissa pun masuk ke dalam taksi tersebut.

"Mau ke mana Nona?" tanya supir taksi tersebut.

"Ke showroom mobil," jawab Glarissa singkat.

"Baik Nona." perlahan-lahan mobil pun melaju di jalanan membelah jalan yang ramai.

......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!