Bab 5. Mantan Kekasih

Nala sedikit bergidik, dia mulai sedikit bingung dengan tatapan jenderal Mahesa Wulung padanya. Pria yang tubuhnya tinggi dan besar itu, lebih tinggi dari pangeran Arga Yudha Kertajaya malah. Mungkin kalau di jaman modern, dia bisa jadi model. Badannya bagus. Eh, kenapa jadi fokus ke badannya? Nala bingung dan agak merinding dengan tatapan jenderal Mahesa Wulung padanya.

"Jenderal! hei..." Nala sampai harus melambaikan tangannya di depan jenderal Mahesa Wulung karena pria itu menatapnya dengan sangat intens dan fokus.

Jenderal Mahesa Wulung berkedip dan menghela nafas panjang.

Tangannya langsung membentuk sebuah gerakan dimana satunya terkepal dan satunya terbuka lalu bertemu dan membentuk gerakan hormat.

"Maafkan saya tuan putri. Saya..."

Jenderal Mahesa Wulung menjeda ucapannya, dan hal itu membuat Nala semakin penasaran. Sebenarnya kenapa jenderal seperti itu.

"Jenderal ada apa denganmu? apa ada yang ingin kamu katakan?" tanya Nala.

Karena ingatan dari pemilik tubuh itu yang asli lewatnya hanya sepotong-potong. Sebenarnya itu memberi kesulitan pada Nala. Dia tidak bisa mengingat sebenarnya apa saja yang sudah terjadi pada Sekar Nala yang asli selama ini.

"Saya melihat tuan putri sedang tidak tenang. Jika saya bisa membantu..." jenderal Mahesa Wulung kembali menjeda ucapannya.

Tapi ucapan yang singkat itu, Nala sudah bisa menangkapnya. Matanya terbuka. Bukankah ini sebuah kebetulan yang sangat bagus untuknya. Pembunuh bayaran Ratih Jayengwati itu adalah salah satu pendekar sakti yang memang mau membantu Ratih Jayengwati, karena pernah di tolong oleh Ratih Jayengwati. Dan yang bisa mengalahkannya adalah Jenderal Mahesa Wulung. Bukannya kalau jenderal Mahesa Wulung berada di pihaknya, dia akan selamat? dia mana mungkin bisa mengandalkan pangeran Arga Yudha Kertajaya yang sikapnya acuh cenderung kasar padanya.

Nala segera berdiri, dia bahkan sangking excitednya sampai berdiri sangat dekat dengan jenderal Mahesa Wulung.

"Benarkah? kamu mau membantuku?" tanya Nala dengan mata berbinar.

Jenderal Mahesa Wulung tertegun. Dia mundur beberapa langkah dengan wajah yang memerah.

Nala yang merasa jenderal itu sedikit malu, langsung mundur juga.

"Maaf, maaf... aku terlalu senang kamu mau bantu aku!" jelas Nala.

Tapi ucapan Nala itu juga membuat jenderal Mahesa Wulung tidak enak.

"Tolong jangan mengatakan maaf pada saya tuan putri. Saya tidak pantas!" ucapnya sambil memberi hormat.

Nala diam lagi. Pria di depannya kenapa wajahnya merah sekali. Dan daun telinganya juga. Itu persis ketika dia melihat pangeran Arga Yudha Kertajaya yang tengah berada di atasnya. Wajahnya juga merah seperti itu, daun telinganya juga sama seperti itu memerah tiba-tiba.

Pandangan mata Nala spontan saja melihat ke arah bawah perut jenderal. Penasaran, apa mungkin...

"Kemana arah matamu melihat?"

Sebuah suara membuat Nala langsung mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara keras itu. Begitu pula jenderal Mahesa Wulung.

"Sembah pangabekti Gusti pangeran!" kata jenderal Mahesa Wulung memberikan sikap hormat.

"Ayah mencarimu jenderal!" ujar pangeran Arga Yudha Kertajaya.

"Terimakasih pangeran, saya permisi!" kata jenderal Mahesa Wulung yang langsung memberikan hormat pada Nala dan pergi.

Nala mengangguk dan tersenyum, lalu melambaikan tangannya pada Jenderal Mahesa Wulung.

"Begitu senang bertemu mantan kekasih? ingin semua orang di istana ini tahu kalau kalian pernah menjadi sepasang kekasih?" tanya pangeran Arga Yudha Kertajaya dengan nada tinggi.

Nala cukup terkejut mendengar ucapan pangeran Arga Yudha Kertajaya itu.

"Aku?" tunjuk Nala pada dirinya sendiri, "aku pernah menjadi kekasih jenderal?" tanya Nala.

Karena dia memang tidak ingat itu. Tidak baca bagian itu juga.

Dan mendengar pertanyaan Nala, tatapan pangeran Arga Yudha Kertajaya malah semakin sengit padanya.

"Mau pura-pura apa? kamu mau balas aku dengan bertemu Jenderal Mahesa Wulung? mau buat aku cemburu? mimpi saja kamu!"

Nala menatap bingung ke arah pangeran Arga Yudha Kertajaya.

'Orang ini habis nyemil granat atau gimana sih? kenapa kata-katanya kasar sekali, meledak-ledak begitu emosinya. Tidak suka padaku, tapi marah-marah saat aku bersama pria lain. Eh, apa benar aku dan jenderal... eh salah, maksudnya Sekar Nala dan jenderal...? aku harus tanya Sumi!' batin Nala.

Dan Nala pun beranjak dari tempat itu. Tapi tangannya di tarik oleh pangeran Arga Yudha Kertajaya.

"Eh..."

Brukk

Keduanya terjatuh ke lantai. Dengan posisi Nala yang berada di atas tubuh pangeran Arga Yudha Kertajaya.

Nala tidak bermaksud menatap pangeran Arga Yudha Kertajaya, tapi tatapan mereka tidak sengaja bertemu. Dan terkunci satu sama lain.

Cukup lama keduanya saling pandang. Bahkan Nala tidak mengerti, kalau pangeran Arga Yudha Kertajaya membencinya. Kenapa bisa menatapnya seperti itu.

"Tuan putri" panggil Sumi yang baru datang setelah membawakan Nala kue dari dapur istana.

Brukkk

Dan dengan tanpa perasaan, Pangeran Arga Yudha Kertajaya malah mendorong Nala ke samping.

"Heh!" pekik Nala tak terima, "kenapa mendorongku?" tanyanya kesal.

"Kamu tidak mau bangun! mau ambil kesempatan dalam kesempitan dengan pangeran ini?" tanya pangeran Arga Yudha Kertajaya dengan wajah yang sebenarnya tersipu merah.

Nala bangun dengan kesal.

"Mengambil kesempatan darimu? tak sudi! ayo Sumi!" ajak Nala yang langsung menggandeng tangan Sumi dan mengajaknya pergi dari sana.

Sumi memberikan hormat dengan singkat pada pangeran Arga Yudha Kertajaya. Karena Nala benar-benar menariknya dengan cepat.

Pangeran Arga Yudha Kertajaya yang tadinya terduduk di lantai langsung bangkit berdiri.

"Gusti pangeran" sapa pengawal rahasia pangeran Arga Yudha Kertajaya.

"Apa yang kamu dengar tadi? apa yang dibicarakan Sekar Nala dengan jenderal Mahesa Wulung?" tanya pangeran Arga Yudha Kertajaya pada Rakendra.

"Jenderal Mahesa Wulung menawarkan bantuan pada tuan putri, dan tuan putri tampak senang mendengar itu! hanya itu pangeran" jawab Rakendra.

Tangan pangeran Arga Yudha Kertajaya terkepal. Dia terlihat sangat tidak senang.

Sementara itu, Nala sedang berada di kamarnya dengan Sumi. Sekarang dia harus mencaritahu dari Sumi, sebenarnya dulu dia punya hubungan apa dengan jenderal.

"Sumi, apa aku punya hubungan dengan jenderal Mahesa Wulung?" tanya Nala.

Sumi tertegun, bagaimana bisa majikannya tidak ingat itu.

"Sumi, katakan! malah bengong!"

"Tuan putri, tuan putri beneran tidak ingat?" tanya Sumi dan Nala menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Tuan putri butuh Ki Tamba?"

Nala mendengus kesal.

"Aku tidak butuh pria tua itu. Aku cuma ingin kamu ceritakan sedetail mungkin..."

"Detail?" tanya Sumi tak mengerti kata itu.

"Hais, ceritakan semua yang kamu tahu!" ujar Nala.

Sumi pun mengatakan semuanya yang dia tahu. Putri Sekar Nala dan Jenderal Mahesa Wulung menempuh pendidikan di padepokan yang sama. Mereka dekat sejak kecil, dari sekian banyak orang. Memang hanya Mahesa Wulung yang dekat dan bisa tahan dengan sikap kasar dan semena-mena Sekar Nala.

"Dan hubungan tuan putri juga jenderal Mahesa Wulung berakhir, karena kesepakatan perjodohan yang diusulkan oleh Gusti Ratu Sekar Arum" jelas Sumi lagi.

Nala terlihat sedih.

"Ya ampun, ini tragis sekali. Ini ironis sekali, dari sekian banyak orang yang benci Sekar Nala, hanya Jenderal Mahesa Wulung yang tulus padanya. Eh, si Ratu jahat itu malah memisahkan mereka" mata Nala berkaca-kaca.

Sumi sampai kebingungan melihat Nala bicara sendiri begitu.

"Ini benar-benar menyedihkan, aku ingin menangis..."

"Bertemu mantan kekasih membuatmu sentimental?"

"Sembah pangabekti Gusti pangeran!" sapa Sumi memberi hormat saat pangeran Arga Yudha Kertajaya masuk ke kamar Nala.

'Ya ampun, orang ini kayak jelangkung ya. Datang tak dijemput, pulang tak diantar. Tahu-tahu nungul aja' batin Nala tidak mengharapkan kehadiran pangeran Arga Yudha Kertajaya.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

🍏A↪(Jabar)📍

🍏A↪(Jabar)📍

habis makan petasan imlek dia itu😆😂😂

2025-04-21

1

🍏A↪(Jabar)📍

🍏A↪(Jabar)📍

kenyataannya dalam hti kecilmu memang bnr cemburu kan/Chuckle/

2025-04-21

1

🍏A↪(Jabar)📍

🍏A↪(Jabar)📍

Nala bukan Alea😌

2025-04-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!