3. Bunga di Tangga Belakang

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Rumah besar keluarga Alvaro sunyi, hanya suara detak jam antik di ruang tengah yang terdengar. Semua lampu sudah dimatikan, kecuali satu: lampu kecil di dekat tangga belakang.

Clarissa duduk di anak tangga ketiga, berselimut hoodie tipis dan membuka buku besar berjudul Psikologi Perkembangan. Cahaya lampu temaram membuat bayangannya memanjang ke lantai. Tangannya sibuk mencoret-coret kertas, alisnya sedikit mengernyit.

Nate berdiri di balik jendela ruang makan, mengintip diam-diam sambil menyandarkan diri ke dinding.

Sudah hampir seminggu dia memperhatikan kebiasaan Clarissa ini. Tiap malam setelah semua pekerjaan rumah selesai, gadis itu akan menyelinap ke tangga belakang dengan buku dan setumpuk print out. Tempat itu sunyi, tak ada yang lewat, dan biasanya cukup dingin untuk membuat orang menyerah setelah lima belas menit.

Tapi Clarissa bisa duduk di sana berjam-jam, hanya dengan satu mug air putih dan semangat yang entah datang dari mana.

Nate tersenyum kecil. “Gila, ni anak bener-bener rajin,” gumamnya.

Ia melirik bunga kecil yang tadi diambilnya dari taman. Bunga mawar merah muda, mekar sempurna.

Rencananya impulsif, bodoh bahkan, tapi Nate tak peduli. Ia menggulung secarik kertas kecil yang sudah ditulis sebelumnya dan mengikatnya ke batang mawar dengan pita kecil.

Lalu, diam-diam, dia berjalan keluar lewat pintu samping.

Clarissa sedang terlalu tenggelam dalam bacaannya untuk menyadari langkah pelan Nate yang mendekat dari arah taman. Pria itu berhenti sekitar dua meter dari tangga, meletakkan bunga di atas pagar kayu kecil, lalu mundur lagi cepat-cepat.

Dari balik bayangan, ia menunggu.

Butuh beberapa menit sebelum Clarissa menyadari kehadiran bunga itu. Saat dia berdiri untuk meregangkan badan, matanya menangkap sesuatu yang asing di pagar.

“Eh?” Clarissa melangkah mendekat.

Ada sebatang mawar merah muda.

Dengan catatan kecil tergulung di batangnya.

Clarissa membuka kertas itu perlahan-lahan, seperti takut merusaknya. Tulisan di sana hanya dua kalimat, sederhana:

“Untuk gadis yang lebih kuat dari yang dia sadari.

Dari: Pengagum Rahasia.”

Wajah Clarissa memerah seketika. Dia memandang ke sekitar, jantungnya berdebar.

Nate nyaris tertawa dari tempat persembunyiannya. Dia bisa melihat reaksi gadis itu dengan jelas—kebingungan, malu, senang, lalu kembali bingung.

Clarissa duduk kembali, kali ini memandangi bunga itu dengan senyum kecil.

Nate mundur pelan, lalu kembali ke kamarnya. Detak jantungnya tak kalah kencang.

“Pengagum rahasia,” gumamnya sendiri, geli. “Gue juga nggak nyangka bakal sekampungan ini.”

Tapi melihat senyum Clarissa tadi, senyum tulus tanpa beban, semua konyolnya jadi terasa berharga.

Keesokan paginya, Madeline mengetuk kamar Nate dengan ekspresi tak senang.

“Kamu ingat, kan? Hari ini kamu harus makan siang sama Celeste.”

“Celeste?” Nate mengernyit.

“Anak sahabat Mama, Julianne Aurellia. Kamu udah ketemu dia pas kecil. Sekarang dia udah cantik, sukses, kerja di firma hukum top. Mama atur lunch kalian di hotel sore ini.”

Nate langsung geleng. “Ma, aku ada meeting.”

“Jangan cari alasan. Anak itu calon istri ideal.”

Nate berdiri dari tempat tidur. “Aku nggak butuh istri ideal. Aku butuh istri yang bisa bikin aku ngerasa nyaman, bukan yang Mama pilih.”

Madeline menatap putranya tajam. “Jangan bilang kamu masih mikirin... Clarissa?”

Nate mengangkat bahu, cuek. “Kalau iya, kenapa?”

Madeline menahan napas sejenak, lalu memutar tubuh dan keluar dari kamar tanpa kata.

Nate duduk kembali. Matanya melirik ke arah balkon, ke taman di mana Clarissa biasanya menyiram bunga. Dia masih memegang satu bunga mawar merah muda yang tersisa di vas kecil di meja.

“Gue nggak peduli dia pembantu atau bukan,” katanya pada diri sendiri. “Selama dia bisa bikin gue tersenyum kayak kemarin... itu cukup.”

Di dapur, Clarissa menyelipkan bunga pemberian “pengagum rahasia” itu ke dalam bukunya. Senyum itu belum hilang sejak semalam.

Dalam hati, dia berpikir:

Siapa pun dia... terima kasih. Aku butuh itu.

Dan diam-diam, dua hati mulai saling mendekat—dalam gelap, dalam sunyi, dalam diam.

Tanpa tahu bahwa dunia takkan membiarkan cinta mereka semudah itu.

Episodes
1 1. Ulang Tahun ke-29
2 2. Gadis Berpita Cokelat
3 3. Bunga di Tangga Belakang
4 4. Gadis yang Tidak Terduga
5 5. Putri dari Sahabat
6 6. Campur Tangan Seorang Tamu
7 7. Sisi Lain Celeste
8 8. Jarak yang Terbentang
9 9. Pelajaran dari Seorang Celeste
10 10. Salah Paham Ibu Madeline
11 11. Malam Romantis yang Tidak Biasa
12 12. Cinta yang Diucap
13 13. Manis Hari Pertama Pacaran
14 14. Sisi Lain Nathan
15 15. Diam-diam Luka
16 16. Batasan yang Dijaga
17 17. Garis yang Ditegaskan
18 18. Keyakinan yang Terguncang
19 19. Hari yang Tak Lagi Sama
20 20. Celeste, Peri Tanpa Sayap
21 21. Panggung yang Retak
22 22. Perang yang Tak Terucap
23 23. Bayangan yang Mengintai
24 24.Asing di Dekatku
25 25. Rahasia yang Disimpan Rapat
26 26. Gaun dan Api Kecil
27 27.Malam yang Berkilau
28 28. Retak dalam Gemerlap
29 29. Pagi Setelah Pesta
30 30.Permintaan Putus
31 31. Misi yang Tak Pernah Diketahui
32 32. Percakapan di Balik Bayangan
33 33. Dua Hari yang Sunyi
34 34. Bayang-Bayang Rahasia
35 35. Luka yang Tak Terucap
36 36. Rencana Clarissa
37 37. Jebakan Malam
38 38. Magang Usaha Sendiri?
39 39. Hadiah dari Sang Bayangan
40 40. Tiga Hari Terakhir
41 41. Saat Segalanya Terbongkar
42 42. Luka yang Belum Pulih
43 43. Rahasia yang Terkubur Dalam Diam
44 44. Kenyataan di Balik Gaun Hitam
45 45. Rencana Positif
46 46. Hamil
47 47. Pernikahan yang Tak Dirayakan
48 48. Janji yang Tanggung
49 49. Pelukan Dusta
50 50. Pengkhianatan yang Terkuak (Cerai)
Episodes

Updated 50 Episodes

1
1. Ulang Tahun ke-29
2
2. Gadis Berpita Cokelat
3
3. Bunga di Tangga Belakang
4
4. Gadis yang Tidak Terduga
5
5. Putri dari Sahabat
6
6. Campur Tangan Seorang Tamu
7
7. Sisi Lain Celeste
8
8. Jarak yang Terbentang
9
9. Pelajaran dari Seorang Celeste
10
10. Salah Paham Ibu Madeline
11
11. Malam Romantis yang Tidak Biasa
12
12. Cinta yang Diucap
13
13. Manis Hari Pertama Pacaran
14
14. Sisi Lain Nathan
15
15. Diam-diam Luka
16
16. Batasan yang Dijaga
17
17. Garis yang Ditegaskan
18
18. Keyakinan yang Terguncang
19
19. Hari yang Tak Lagi Sama
20
20. Celeste, Peri Tanpa Sayap
21
21. Panggung yang Retak
22
22. Perang yang Tak Terucap
23
23. Bayangan yang Mengintai
24
24.Asing di Dekatku
25
25. Rahasia yang Disimpan Rapat
26
26. Gaun dan Api Kecil
27
27.Malam yang Berkilau
28
28. Retak dalam Gemerlap
29
29. Pagi Setelah Pesta
30
30.Permintaan Putus
31
31. Misi yang Tak Pernah Diketahui
32
32. Percakapan di Balik Bayangan
33
33. Dua Hari yang Sunyi
34
34. Bayang-Bayang Rahasia
35
35. Luka yang Tak Terucap
36
36. Rencana Clarissa
37
37. Jebakan Malam
38
38. Magang Usaha Sendiri?
39
39. Hadiah dari Sang Bayangan
40
40. Tiga Hari Terakhir
41
41. Saat Segalanya Terbongkar
42
42. Luka yang Belum Pulih
43
43. Rahasia yang Terkubur Dalam Diam
44
44. Kenyataan di Balik Gaun Hitam
45
45. Rencana Positif
46
46. Hamil
47
47. Pernikahan yang Tak Dirayakan
48
48. Janji yang Tanggung
49
49. Pelukan Dusta
50
50. Pengkhianatan yang Terkuak (Cerai)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!