menghakimi dyah

"Aa... anu... anu sih aceng! Sih aceng! Coba kalian lihat sendiri!" Ucap tejo yang sama sekali tak bisa menjelaskan apa-apa.

Warga saling tatap mendengar apa yang di katakan oleh tejo. Mereka berbondong-bondong mengikuti langkah tejo yang tergesa-gesa menuju rumah aceng.

Sepanjang perjalanan mereka saling bisik satu sama lain. Membicarakan apa yang ingin tejo beritahu.

Setibanya di depan rumah aceng, mereka semua tidak sabar untuk masuk ke dalam sana.

"Kk... kalian... masuk saja duluan!" Ucap tejo dengan kaki dan tangan yang masih gemetaran.

Warga justru saling tatap mendengar suara tejo yang seolah sedang ketakutan.

Karena sudah tidak sabar, akhirnya warga memutuskan untuk masuk bersama-sama.

Rumah berukuran 6 kali 7 meter seketika penuh dengan suara teriakan orang yang terkejut melihat kondisi aceng yang bersimbah darah. Leher tergorok dengan mata melotot tajam.

"Apa yang sudah terjadi pada aceng? Siapa yang melakukan ini kepadanya?" Tanya salah satu warga, namun tidak ada satupun warga yang bisa menjawab.

"Entahlah, saat subuh tadi, saya datangi rumah aceng. Rencananya mau menemui uwak yanto untuk mengatakan bahwa kami tidak sampai lewat tengah malam merondanya. Tetapi pas saya buka, pintu utama tidak di kunci. Makanya saya langsung masuk kamar, dan menemukan aceng dalam kondisi seperti ini!" Jelas tejo dengan tangan yang masih bergerak-gerak menggigil.

Warga semakin di buat panik, kala melihat tulisan dari cairan kental berwarna merah pekat di kaca kamar dekat aceng terkapar.

"Desa terkutuk!" Begitulah tulisan yang ada di kaca.

Tidak berselang lama, yanto dan beberapa rekannya datang. Dia berteriak agar di beri jalan, untuk masuk ke dalam rumah aceng.

Matanya langsung membulat kala melihat kondisi tubuh aceng yang teramat mengerikan.

Dalam keadaan telanjang bulat dan luka sayatan di leher yang cukup lebar. Hingga membuat kerongkongannya terlihat jelas.

Kasur yang menjadi tempat tidur aceng, sudah berubah warna semua menjadi merah semua.

Mata yanto menatap ke arah tulisan yang ada di kaca atas ranjang aceng. Bertulis jelas ancaman yang akan menjadi momok bagi desa ini.

"Sudah jelas pelakunya, ini pasti dyah yang melakukannya!" Serunya yang membuat semua warga terkejut sampai-sampai membekap mulut, dan ada juga yang memegangi dada mereka. Ketakutan melumpuhkan persendian otot yang mereka miliki.

"Bagaimana ini? Kalau benar pelakunya adalah dyah? Dia pasti dendam terhadap kita karena tidak membantu memakamkan neneknya." Ucap salah satu warga.

"Ini bukan salah kita, ini salah dia sendiri. Masih saja melindungi dan merawat orang yang jelas mengabdi pada setan!" Seru yanto yang membuat semua orang manggut-manggut.

"Tunggu apa lagi? Kita datangi saja dia!" Ucap yanto yang langsung mendapat sorakan dari para warga.

Sebagian lagi dari mereka bertugas untuk mengurus jasad aceng. Sedangkan yang lain ikut membawa batu kerikil untuk mendatangi rumah dyah.

Pagi yang penuh dengan kabut, serta awan hitam yang mengelilingi desa itu. Menjadi sebuah pertanda amarah yang tak terhingga.

Gerimis rintik rintik yang jatuh ke desa itu, menjadi perwujudan tangis dari seorang wanita yang harus menanggung hidup sebatang kara di dunia ini.

"Hiks... hiks... hiks..."

Tangsinya terus saja terdengar di segala penjuru ruangan rumahnya yang hanya sepetak.

Di pandanginya kuburan neneknya yang hanya berada di belakang rumahnya. Hatinya sangat teriris mengingat dirinya saat ini sudah berpisah alam dengan neneknya.

"Nek, kenapa nenek meninggalkan dyah sendirian? Dyah tidak tahu, harus apa sekarang ini.." lirih dyah di iringi dengan isakan tangis.

Tidak banyak orang yang bisa sekuat dyah saat ini.

Bruaaak!

Tarr!

Batu yang di lemparkan warga, bersamaan dengan kerikil yang di lempar dari arah luar sana, mengenai bagian depan rumah dyah.

Rumah yang hanya berdinding bambu anyam yang sudah mulai keropos itu, tentu tidak akan mampu melawan hantaman batu yang di lemparkan warga.

Dyah terkejut, dyah langsung mengusap air matanya, dan bangkit dari duduk panjangnya.

"Aaaaarrrgghh!!! Apa-apaan ini?" Teriak dyah yang melihat kondisi rumahnya berantakan. Bahkan dindingnya jebol di beberapa bagian.

Dengan bermodal keberanian dyah menerobos banyaknya batu dan kerikil yang melayang kesana kemari.

"HEEEEII, HENTIKAN..!!!" Teriak dyah kembali hingga membuat otot lehernya mencuat menekan kulit luarnya.

"Apa mau kalian hah! Nenekku sudah meninggal, dan kalian masih mau mengusik hidupku lagi?" Teriak dyah dengan mata melotot tajam.

"Hei pembunuh, kau tidak terima nenekmu mati dalam kondisi seperti itu, sampai kau mencoba memberikan teror kepada warga desa kami?" Sahut warga lainnya tak kalah lantang, di sahut oleh warga lainnya.

"Pembunuh apa? Siapa yang kalian maksud?" Tanya dyah dengan wajah kebingungan.

"Halah! Kita langsung arak saja dia! Biar dia kapok dan tidak semena-mena lagi!" Teriak yanto dan di setujui warga lainnya.

Mereka bergegas menarik tubuh dyah dengan kasarnya. Tidak perduli gadis itu meronta, menangis untuk di lepaskan.

"Lepaskan aku! Aku bukan pembunuh! Lepaskan!" Teriak dyah yang terus meronta, namun tidak di gubris oleh para warga.

Tubuh mungil dyah di ombang-ambingkan oleh mereka, bahkan beberapa kali wajahnya sampai menghantuk dinding rumahnya. Besitan bambu yang lumayan tajam itu membuat luka goresan di pipi dan lehernya.

Dengan air mata yang tumpah ruah, dyah terus berteriak dan meronta untuk di lepaskan.

Dyah di tali di sebuah kayu yang lumayan besar, lalu di arak keliling kampung sambil di teriaki pembunuh.

Dia yang terus meronta, membuat koyakan di baju kemeja bunga-bunganya, rambut panjang lurusnya bahkan sudah acak-acakan.

Mereka benar-benar menutup mata dan telinga untuk menghakimi dyah.

"NENEK!" Pekik dyah di sela-sela isakan tangisnya.

Tidak ada yang perduli dengan suara tangisannya dan teriakannya, mereka semua benar-benar tidak merasa kasihan kepada dyah.

Terpopuler

Comments

FiaNasa

FiaNasa

pada gak.punya otak mereka main hakim sendiri tanpa.bukti

2025-05-26

0

Lim Febri

Lim Febri

Kejam bangettt

2025-05-14

0

Nike Raswanto

Nike Raswanto

astaga.....bner² dah ini

2025-04-25

0

lihat semua
Episodes
1 sumpah!
2 awal teror
3 awal kematian
4 menghakimi dyah
5 rizky dan dewi
6 kematian tejo
7 yanto?
8 dyah?
9 jasad dandi
10 siapa dia?
11 ada apa dengan dyah?
12 sosok yang menyerupai dyah
13 bingung
14 gadis penuh misteri
15 pesan nenek saroh
16 organ menggantung
17 sosok dendam dan kebencian
18 darso ayah siska
19 transformasi dyah
20 menemui mbah rasimah
21 mencintaimu dengan tulus
22 kabur
23 tegang
24 malam yang hangat
25 ada yang mengintai
26 kerasukan
27 masa lalu dyah
28 dayu
29 ayunina
30 sakit
31 cerita masa lalu
32 ayunina yang cemas
33 ayunina, pandega tiba di desa wanara
34 ayunina bertemu dengan mbah rasimah
35 perjuangan ayunina
36 pertolongan dari bibi dan mbah buyut
37 kembalinya teror, nenek minta gendong!
38 ayunina mendapatkan izin
39 kegeraman ayunina
40 keputusan
41 hendak mencari kebenaran tentang fitnah masalalu
42 cerita
43 sebuah rencana
44 gaun pengantin
45 gaun pengantin setan
46 misteri gaun
47 pernikahan dan teror
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 TAMAT
75 season 2: petualangan di gunung keramat
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
Episodes

Updated 78 Episodes

1
sumpah!
2
awal teror
3
awal kematian
4
menghakimi dyah
5
rizky dan dewi
6
kematian tejo
7
yanto?
8
dyah?
9
jasad dandi
10
siapa dia?
11
ada apa dengan dyah?
12
sosok yang menyerupai dyah
13
bingung
14
gadis penuh misteri
15
pesan nenek saroh
16
organ menggantung
17
sosok dendam dan kebencian
18
darso ayah siska
19
transformasi dyah
20
menemui mbah rasimah
21
mencintaimu dengan tulus
22
kabur
23
tegang
24
malam yang hangat
25
ada yang mengintai
26
kerasukan
27
masa lalu dyah
28
dayu
29
ayunina
30
sakit
31
cerita masa lalu
32
ayunina yang cemas
33
ayunina, pandega tiba di desa wanara
34
ayunina bertemu dengan mbah rasimah
35
perjuangan ayunina
36
pertolongan dari bibi dan mbah buyut
37
kembalinya teror, nenek minta gendong!
38
ayunina mendapatkan izin
39
kegeraman ayunina
40
keputusan
41
hendak mencari kebenaran tentang fitnah masalalu
42
cerita
43
sebuah rencana
44
gaun pengantin
45
gaun pengantin setan
46
misteri gaun
47
pernikahan dan teror
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
TAMAT
75
season 2: petualangan di gunung keramat
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!