Chapter 5 - Debaran Lain

Farah mulai berlari mengelilingi lapangan. Baru beberapa detik berlari, dia sudah diserang lelah. Karena hal itu, Farah berhenti sambil memegangi lutut.

"Punya badan gemuk ternyata nggak enak," keluh Farah sembari mengatur nafas. "Mulai sekarang sepertinya aku harus menurunkan berat badan," sambungnya yang kembali berlari mengitari lapangan.

Farah memaksakan dirinya untuk terus berlari. Sampai kakinya terasa semakin lelah. Alhasil dia terjatuh ke tanah karena kelelahan.

Bersamaan dengan itu, bel istirahat berbunyi. Farah mendengus lega karena hukumannya otomatis berakhir.

Perlahan Farah membawa badannya berdiri. Tetapi entah kenapa dia kesulitan melakukannya.

"Ugh!" Farah kesulitan berdiri karena tubuh besarnya.

"Hahaha! Lihat! Ada ikan paus terdampar di lapangan," seru seorang siswa. Jelas dia membicarakan Farah yang masih terduduk di tanah.

"Dia kayaknya nggak bisa berdiri. Lucu banget. Bwahaha!" sahut siswa lainnya. Lama-kelamaan semakin banyak orang yang mentertawakan Farah.

"Sialan nih anak-anak. Berani sekali dia ngejek orang tua," gerutu Farah. Dia tentu tidak merasa kalau dirinya adalah gadis remaja.

Farah menunjukkan raut wajah marah. Dia melotot ke arah semua orang yang mentertawakan. "Awas ya kalian!" ancamnya.

Bukannya takut atau jera, para murid yang melihat Farah justru terus tertawa. Ejekan mereka bahkan semakin menjadi-jadi.

"Lihat! Ikan pausnya marah," ucap seorang siswa lagi.

Farah mengepalkan tinju di kedua tangan. Dia memasang ekspresi datar saat melihat tiga siswi yang muncul di antara semua murid. Mereka tidak lain adalah Fatma, Nia, dan Elita. Tiga orang yan setahu Farah sering membuli Rasti.

"Tenang aja, Rasti. Aku akan membuatmu bangkit. Aku nggak bisa membiarkan mereka terus menindasmu," gumam Farah bertekad. Dia kembali bergerak untuk berdiri.

"Ras! Kau ngapain di sini?" Tanpa diduga, seorang lelaki turun tangan membantu Farah berdiri. Dia ternyata adalah Yoga. Satu-satunya teman Rasti yang selalu ada.

Mata Farah membulat. Karena dia merasa jantung pemilik tubuhnya langsung berdebar kuat.

'Tunggu dulu. Apa Rasti menyukai Yoga?' batin Farah menduga. Dia memegangi dadanya sendiri.

"Ayo ikut aku!" Yoga mengajak Farah pergi dari lapangan.

Melihat hal itu, Fatma memberengut. Dia cemburu karena sudah lama menaruh rasa kepada Yoga. Lelaki paling populer dan sekarang menjadi ketua osis di sekolah.

Kini Farah duduk di kursi panjang bersama Yoga. Lelaki itu memberikannya sebotol air mineral.

"Nih minum. Kau pasti capek," kata Yoga.

"Makasih," sahut Farah. Dia langsung meminum air pemberian Yoga.

Jujur saja, Farah terus merasakan jantungnya berdegup kencang. 'Fix! Farah suka sama Yoga. Tapi ini jelas perasaan dia. Bukan perasaanku. Bagiku Yuda satu-satunya lelaki yang aku cintai,' ucapnya dalam hati.

Yoga mengamati Farah dengan serius. Dia sampai mendekatkan wajahnya.

"Kau kenapa tiba-tiba dihukum? Kayak bukan Rasti biasanya," cetus Yoga heran. Sebagai sahabat kecil Rasti, dia tahu gadis itu bukan seorang murid yang suka berbuat masalah. Apalagi sampai dihukum keliling lapangan.

Farah tidak menjawab. Dia tenggelam dalam pikirannya sendiri. Selain itu, dirinya merasa namanya tidak dipanggil. Mengingat Farah belum terbiasa dengan panggilan nama Rasti.

"Ras? Rasti!" Yoga menepuk pundak Rasti. Dia terpaksa melakukannya karena gadis itu tak kunjung menjawab.

"Eh, iya!" Farah langsung menoleh ke arah Yoga.

"Bengong aja. Kau baik-baik saja kan? Kau aneh sekali hari ini," tukas Yoga.

"Aku baik-baik saja," jawab Farah.

"Beneran?" Yoga meragu.

Farah mengangguk. Bertepatan dengan itu, temannya Yoga memanggil. Lelaki tersebut lantas pergi dari hadapan Farah. Saat itulah Fatma dan dua temannya datang.

"Mau apa?" tanya Farah dengan dagu terangkat.

"Cih! Mulai berani ya kamu sekarang. Sudah jelek, miskin, bodoh lagi!" cibir Fatma gamblang.

"Terus apa pedulimu, hah?!" Farah melotot.

"Astaga, kau minum obat apa hari ini?" komentar Elita. Dia dan dua temannya baru sekarang melihat Rasti menunjukkan perlawanan.

"Kepalanya pasti baru kejedot tanah," sahut Nia. Dia terkekeh bersama dua temannya.

Farah memutar bola mata jengah. Dia pergi begitu saja meninggalkan Fatma dan kawan-kawan. Bahkan saat gadis itu berteriak memanggil namanya.

Farah pergi ke toilet. Dia membersihkan pakaian dan membasuh wajahnya. "Aku harus terbiasa dengan nama Rasti sekarang. Oke, lupakan nama Farah. Kau adalah Rasti," gumamnya. Berbicara pada cermin. Kemudian masuk ke bilik toilet.

Tanpa sepengetahuan Rasti, Fatma dan dua temannya sejak tadi mengamati dari ambang pintu. Diam-diam mereka mengunci pintu bilik toilet dimana Rasti berada.

Terpopuler

Comments

⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈

⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈

kasihan banget mentang2 gendut di bully

2025-04-15

1

🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘

🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘

🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰

2025-04-21

0

Cindy

Cindy

next

2025-04-14

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kecelakaan
2 Chapter 2 - Reinkarnasi
3 Chapter 3 - Rumah Rasti
4 Chapter 4 - Bertemu Suami
5 Chapter 5 - Debaran Lain
6 Chapter 6 - Terkurung
7 Chapter 7 - Bolos
8 Chapter 8 - Tentang Fatma
9 Chapter 9 - Dihukum
10 Chapter 10 - Melihat Rumah
11 Chapter 11 - Mendekati Yuda
12 Chapter 12 - Kabar Tentang Ifa
13 Chapter 13 - Bertemu Teman Lama
14 Chapter 14 - Diet
15 Chapter 15 - Tersaingi
16 Chapter 16 - Mengikuti
17 Chapter 17 - Buku Diary
18 Chapter 18 - Menemui Reno
19 Chapter 19 - Berusaha Lagi
20 Chapter 20 - Berubah
21 Chapter 21 - Berusaha Lagi
22 Chapter 22 - Beraksi
23 Chapter 23 - Siapa Kau Sebenarnya?
24 Chapter 24 - Menulis Bukti
25 Chapter 25 - Aula
26 Chapter 26 - Tanda Lahir
27 Chapter 27 - Akhirnya Percaya
28 Chapter 28 - Obrolan Rasti & Yuda
29 Chapter 29 - Yoga Tahu
30 Chapter 30 - Pulang Bersama
31 Chapter 31 - Melepas Rindu
32 Chapter 32 - Ide Rasti
33 Chapter 33 - Menyusun Rencana
34 Chapter 34 - Kembali Ke Rumah
35 Chapter 35 - Belajar Bersama
36 Chapter 36 - Menghilang
37 Chapter 37 - Kaget
38 Chapter 38 - Bersama Ifa
39 Chapter 39 - Yuda Datang
40 Chapter 40 - Bebas?
41 Chapter 41 - Memberi Kesaksian
42 Chapter 42 - Pulang
43 Chapter 43 - Siuman
44 Chapter 44 - Ke Rumah Sakit
45 Chapter 45 - Calon Mertua
46 Chapter 46 - Kembali Ke Sekolah
47 Chapter 47 - Jebakan
48 Chapter 48 - Dipecat
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Chapter 1 - Kecelakaan
2
Chapter 2 - Reinkarnasi
3
Chapter 3 - Rumah Rasti
4
Chapter 4 - Bertemu Suami
5
Chapter 5 - Debaran Lain
6
Chapter 6 - Terkurung
7
Chapter 7 - Bolos
8
Chapter 8 - Tentang Fatma
9
Chapter 9 - Dihukum
10
Chapter 10 - Melihat Rumah
11
Chapter 11 - Mendekati Yuda
12
Chapter 12 - Kabar Tentang Ifa
13
Chapter 13 - Bertemu Teman Lama
14
Chapter 14 - Diet
15
Chapter 15 - Tersaingi
16
Chapter 16 - Mengikuti
17
Chapter 17 - Buku Diary
18
Chapter 18 - Menemui Reno
19
Chapter 19 - Berusaha Lagi
20
Chapter 20 - Berubah
21
Chapter 21 - Berusaha Lagi
22
Chapter 22 - Beraksi
23
Chapter 23 - Siapa Kau Sebenarnya?
24
Chapter 24 - Menulis Bukti
25
Chapter 25 - Aula
26
Chapter 26 - Tanda Lahir
27
Chapter 27 - Akhirnya Percaya
28
Chapter 28 - Obrolan Rasti & Yuda
29
Chapter 29 - Yoga Tahu
30
Chapter 30 - Pulang Bersama
31
Chapter 31 - Melepas Rindu
32
Chapter 32 - Ide Rasti
33
Chapter 33 - Menyusun Rencana
34
Chapter 34 - Kembali Ke Rumah
35
Chapter 35 - Belajar Bersama
36
Chapter 36 - Menghilang
37
Chapter 37 - Kaget
38
Chapter 38 - Bersama Ifa
39
Chapter 39 - Yuda Datang
40
Chapter 40 - Bebas?
41
Chapter 41 - Memberi Kesaksian
42
Chapter 42 - Pulang
43
Chapter 43 - Siuman
44
Chapter 44 - Ke Rumah Sakit
45
Chapter 45 - Calon Mertua
46
Chapter 46 - Kembali Ke Sekolah
47
Chapter 47 - Jebakan
48
Chapter 48 - Dipecat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!