Part 04

Mengetahui sahabat kecil sekaligus cinta pertamanya mengalami kecelakaan, Yoon-gi langsung bergegas ke rumah sakit. Dia mengenakan kaca mata hitam dan juga topi untuk menyamar. Tentu dia tidak ingin jadi pusat perhatian semua orang saat di rumah sakit nantinya.

"Sarah! Kenapa takdirmu seperti ini? Maaf aku pulang terlambat," batin Yoon-gi terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Sesampainya di rumah sakit, Yoon-gi langsung menepikan mobilnya lalu berlari melewati lobby. Dia melihat Ardan yang sedang menunggu di luar ruangan. Terlihat wajah asistennya itu sangat cemas, sehingga membuat Yoon-gi semakin khawatir. Apalagi mengingat jika wanita itu sedang mengandung.

"Ardan! Bagaiamana keadaannya?" Tanya Yoon-gi ngos-ngosan.

Dia mencoba mengatur napasnya yang tidak karuan. Namun, belum sempat Ardan menjawab, mata Yoon-gi langsung di suguhkan dengan pemandangan yang sangat indah. Dia menatap seorang dokter yang memasuki ruangan itu dengan tatapan penuh kekaguman. Itulah jika sudah takdir, mereka selalu di pertemukan tanpa terduga sedikitpun.

"Gadis itu!"

"Dia adalah dokter baru di rumah sakit ini. Tapi Tuan tidak perlu khawatir, dia dokter lulusan luar negeri. Aku dengar kemampuannya juga bagus." Ardan langsung menjelaskan apa yang dia ketahui, agar bosnya itu tidak terlalu khawatir.

"Baiklah! Sekarang kamu cari tahu semua tentangnya." Yoon-gi menatap tajam Adnan, seakan perintahnya itu jauh lebih penting dari apapun.

"Gadis itu!" Adnan mencoba mengingat sesuatu. Melihat reaksi Yoon-gi, dia langsung tau jika gadis itu berharga. Namun, dia sama sekali tidak mengingat apapun tentang gadis itu, apa dia kurang mengawasi Yoon-gi ya?

"Ia! Gadis yang kau sebutkan tadi. Apa masih ada gadis lain di sini?" Tanya Yoon-gi ketus.

"Ba... Baik, Tuan!" Tidak mau berdebat lagi, Adnan memilih untuk aman, dari pada kepalanya di tempeleng oleh bos kulkasnya itu. Dia langsung pergi dan mencari tahu tentang Cheesy. Nasib jadi asisten, bosnya yang jatuh cinta, dia yang repot sendiri.

Melihat kepergian Adnan, Yoon-gi kembali merapikan topi dan juga kaca matanya, dia menatap ke arah pintu ruang operasi yang masih tertutup rapat, berharap jika wanita yang ada di ruangan itu bisa selamat.

Tidak henti-hentinya dia menyalahkan diri sendiri, karena terlambat menemui wanita itu. Seharusnya dia langsung menemui Sarah saat pertama kali kembali ke kota ini. Namun, dia takut jika kehadirannya membuat kebahagiaan wanita itu hancur.

Operasi hampir selesai, akan tetapi dia tidak melihat seorangpun hadir di sana. Tidak ada siapapun yang menunggu selain dirinya. Lalu di mana suami sarah? Kenapa dia tidak mengkhawatirkan keadaan istrinya sama sekali?

Saat Yoon-gi sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba dia mendengar suara pintu yang terbuka. Dengan cepat dia menghampiri dokter yang keluar dari ruangan itu dengan tergesa-gesa.

"Dokter!" Ucap Yoon-gi menghampiri Cheesy dengan gugup. Dia menatap wajah lelah gadis itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Kami sudah melakukan yang terbaik. Tapi, Maaf! Anak Anda tidak bisa kami selamatkan," ucap Cheesy dengan penuh rasa bersalah.

"Anak saya?"

"Tapi Anda jangan khawatir. Istri Anda baik-baik saja. Hanya perlu sedikit istirahat, kami akan memindahkannya ke ruang rawat."

Cheesy menyatukan kedua tangannya lalu sedikit membungkuk di depan Yoon-gi. Lalu melangkahkan kakinya menjauhi pria itu, akan tetapi Yoon-gi mencoba mencegahnya dengan menyentuh tangannya.

"Tunggu!"

"Astaghfirullah! Maaf, kita bukan muhrim. Jadi tolong jaga sikap Anda!" Ucap Cheesy tegas, sehingga membuat Yoon-gi terdiam membisu.

"Ma ... Maafkan saya." Yoon-gi langsung menunduk merasa bersalah. Entah mengapa dia langsung merasakan kegagalan mendengar ucapan Cheesy. Dia mengepalkan tangannya sambil menunduk dengan rasa penuh penyesalan.

Cheesy hanya membuang napasnya kasar lalu kembali melangkahkan kakinya, masih banyak pasien yang perlu mendapatkan perawatannya. Sedangkan Yoon-gi hanya terdiam membisu menatap kepergian gadis itu.

*******

Cheesy duduk di kursi kuasanya dengan lelah. Dia menatap tumpukan dokumen yang ada di hadapannya. Dia baru sehari bekerja di rumah sakit itu, akan tetapi dia sudah mendapatkan pekerjaan yang begitu banyak. Dia mengamati dengan teliti setiap informasi dari para pasiennya.

"Sarah! Sebelumnya dia adalah pasien dokter Ardy." Cheesy menatap bingung laporan tentang riwayat kandungan sarah. Sepertinya wanita itu mempunyai masalah dalam kandungannya sebelumnya.

"Assalamu'alaikum!" Tiba-tiba suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Cheesy. Dia menatap ke arah pintu sambil merapikan kembali dokumen yang ada di atas mejanya.

"Waalaikumsalam! Silahkan masuk."

Seorang laki-laki tampan dengan seragam yang sama dengannya langsung membuka pintu yang tertutup rapat. Pria itu tersenyum hangat sambil membawakan makan siang untuk Cheesy. Cheesy memang terlalu fokus bekerja, sehingga dia lupa jika dia belum makan siang.

"Maaf menganggu, tapi aku perhatikan kamu belum ada ke kantin hari ini. Ini aku bawakan makan siang untukmu," Ucap Ardy dengan sangat sopan.

Cheesy adalah gadis langka di masa sekarang. Selain cantik, dia juga sholeh. Dia selalu menjaga jarak dengan pria yang bukan muhrimnya, sehingga membuat para pria harus sangat berhati-hati saat mendekatinya.

"Astaghfirullah! Ternyata sudah pukul tiga. Aku sampai lupa makan siang," ucap Cheesy sedikit khawatir ketika melihat jam yang sudah menujuk ke pukul tiga siang.

Jika papanya tau, pasti dia langsung kena ceramah panjang dan berlanjut ke rumah. Dimana sang papa akan mengadu kepada mamanya, setelah itu sang mama akan merasa sedih karena takut dia jatuh sakit.

"Ini kamu makanlah." Ardy meletakkan makanan yang dia beli dari kantin di atas meja. Tidak lupa dengan es lemon tea yang terlihat sangat segar di cuaca yang panas seperti ini.

"Terima kasih!" Ucap Cheesy tersenyum. Tidak lupa dia selalu menundukkan pandangan agar tidak bertatapan dengan pemuda itu.

"Tidak apa-apa. Sekarang kamu makan, sebentar lagi Pak Randy selesai rapat. Nanti dia khawatir jika tahu kamu belum makan siang," ucap Ardy tersenyum kecil.

Cheesy hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Dia dengan cepat membaca doa lalu menyantap makanan itu dengan lahap. Seperti yang di katakan Ardy, papanya akan sangat khawatir jika tau putri kesayangannya itu terlambat makan siang.

"Kamu habiskan saja makanannya. Aku permisi dulu, Assalamu'alaikum," ucap Ardy melangkahkan kakinya ke luar.

"Pak Ardy!" Suara teriakan Cheesy yang begitu lembut langsung menghentikan langkah Ardy. Dengan cepat dia membalikkan tubuhnya dan menatap Cheesy dengan lembut, hingga akhirnya keduanya saling bertatapan, membuat darah Ardy seakan mengalir dengan deras.

"Maaf, Pak! Apa benar pasien yang saya tangani tadi pagi adalah pasien bapak sebelumnya?"

"Oh! Sarah?" Tanya Ardy dengan lembut, sehingga membuat anggukan kecil dari Cheesy.

"Dia adalah pasien saya. Dia selalu mengontrol kandungannya setiap bulan kepada saya. Memangnya ada apa?"

"Apa dia memiliki masalah dengan kandungannya sebelumnya?"

Mendengar pertanyaan Cheesy, Ardy langsung membuang napasnya kasar. Dia menarik kursi yang ada di depan meja cheesy lalu duduk di sana menatap gadis itu dengan lekat.

"Dia memiliki masalah dalam keluarganya. Suaminya ... ."

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Aditya hp/ bunda Lia

Aditya hp/ bunda Lia

suaminya kenapa dok?

2025-04-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!