Pesta

Tepat pukul tiga sore, anak-anak gadis mereka akhirnya tiba di rumah, ditemani oleh Mirza.

Santi bergegas ke pintu untuk menyambut putrinya.

"Hai, Ma. Ini Mirza pacarku." Ucap Aleya.

"Halo Tante, selamat sore. Saya senang akhirnya bisa bertemu dengan Tante," kata Mirza.

"Selamat datang, Mirza. Kamu sudah disini sekarang, anggap saja seperti di rumah sendiri." Balas Santi.

"Hai, Ma. Mama terlihat cantik sekali dengan penampilan baru Mama," kata Amanda sambil memeluk ibunya. Tidak seperti Aleya, Amanda memang lebih dekat dengan ibunya, sedangkan Aleya lebih dekat dengan ayahnya.

"Papa, ini Mirza," kata Aleya sambil memeluk ayahnya.

"Halo, Mirza. Selamat datang," kata Dani, mengamati pemuda yang menemani putrinya itu.

...----------------...

Malam hari pun tiba dan semuanya sudah siap untuk menerima tamu. Santi telah mengurus setiap detailnya. Para pelayan mulai bekerja saat para tamu tiba, dan band memainkan musik klasik.

Satria tiba ditemani istrinya, Marlina.

"Dani, selamat ya sayang. Di mana Santi?" Tanya Marlina saat Satria berjabat tangan dengan Dani.

"Dia sedang bersiap-siap. Kau pasti tahu, dia sudah mengurus semuanya sampai saat-saat terakhir. Jadi dia butuh waktu lebih lama untuk berdandan." Jawab Dani.

"Seperti biasa! Itulah mengapa dia adalah ibu rumah tangga yang sangat hebat. Dia benar-benar mengurus semuanya dengan luar biasa." Puji Marlina.

"Oh ya, silakan duduk dulu. Aku akan segera bergabung dengan kalian," kata Dani, yang masih harus menerima tamu lainnya.

Dani lalu melihat jam tangannya ketika mendengar suara-suara di belakangnya. Ia berbalik dan melihat Santi tengah berjalan. Santi tampak memukau malam ini, mengenakan gaun panjang berwarna soft dengan hijab yang kini menutupi rambut panjangnya. Dani tersenyum padanya saat Santi berjalan ke arahnya.

Meskipun Santi tidak lagi muda, tapi dia masih memiliki bentuk tubuh yang bagus. Para tamu undangan yang merupakan kerabat mereka tampak pangling melihat penampilan baru Santi. Dia memang terlihat lebih anggun setelah mengenakan hijab.

"Maaf, aku agak terlambat," kata Santi pada suaminya itu.

"Kau tampak cantik," kata Dani padanya.

"Terima kasih, Mas juga terlihat sangat tampan." Jawab Santi.

Setelah itu mereka melanjutkan menerima tamu lainnya yang masih berdatangan.

Beberapa saat kemudian, orang tua Dani datang. Santi bergegas menemui mertuanya itu yang datang dengan ditemani oleh perawat mereka. Orangtua Dani Prasetya kini sudah berusia sekitar 80 tahun. Mereka telah menikah selama lebih dari lima puluh tahun. Mereka begitu mengagumi Santi, karena Santi memang menantu yang sempurna bagi mereka.

Selama ini, Santi memang selalu merawat mereka. Bahkan sejak awal pernikahan Santi dan Dani dua puluh lima tahun yang lalu, Santi sudah mendedikasikan hidupnya benar-benar untuk keluarga suaminya itu. Bahkan mertuanya sudah menganggap Santi seperti anak kandung mereka sendiri.

Santi memperkenalkan mertuanya pada Mirza, kekasih Aleya.

"Ma, Pa, kenalin ini teman dekatnya Aleya." Ucap Santi.

Mirza tersenyum dan bersalaman dengan mereka berdua.

"Rasa-rasanya baru kemarin Opa menimang Aleya, cucu Opa. Sekarang Aleya sudah akan memberikan cicit untuk Opa." Ucap Pak Pras, ayah mertua Santi.

Wajah Aleya tampak memerah mendengar celetukan Opanya itu.

Merekapun mengobrol santai dan pestapun berlanjut dengan begitu meriah.

Dani tampak naik ke atas panggung, dan mengucapkan beberapa kata untuk tamunya dan juga istrinya.

"Terimakasih untuk Santi, istriku. Sudah menemaniku menjalani kehidupan rumah tangga ini selama dua puluh lima tahun bersamaku. Semoga kau tidak bosan selalu melihat wajahku yang masih kusut setiap kali kau bangun tidur." Ucap Dani yang membuat para tamu undangan tertawa.

Pesta itu berlangsung dengan sangat meriah. Para pelayan membagikan makanan. Para pemain band memainkan alunan musik yang indah. Semua orang menikmati pesta itu dengan gembira.

Dani tampak menggandeng tangan istrinya dan menuntunnya ke tengah lantai dansa. Mereka menari mengikuti lagu favorit mereka sejak masa pacaran dulu.

"Lihatlah mereka, tidakkah menurutmu mereka pasangan yang begitu serasi?" Kata Amanda sambil memperhatikan kedua orangtuanya yang tengah berdansa.

"Ya, kau benar sekali." Jawab Aleya yang juga menatap kedua orangtuanya.

Saat lagu berakhir, Santi dan Dani berpose untuk difoto. Santi lalu memberikan isyarat kepada kedua putrinya untuk mendekat. Dia ingin berfoto bersama dengan putrinya.

Mereka semua berpose untuk difoto, seperti keluarga bahagia.

...****************...

Clara Marisa berjalan di apartemen barunya, sebuah penthouse mewah di tengah kota. Di usianya yang ke-20, dia telah meninggalkan kehidupan yang serba kekurangan. Tak lama lagi, dia akan menjadi Nyonya Prasetya.

Dani telah menjanjikan hal itu kepadanya setelah sebelumya Dani meninggalkannya dan malah memindahkannya untuk bekerja di kantor cabang lain. Hal itu membuatnya menyadari bahwa Dani benar-benar peduli padanya. Meskipun awalnya dia tertarik pada Dani hanya karena alasan yang sepele, tapi Dani berhasil membuatnya jatuh cinta.

Bagi Clara, bagaimana mungkin dia tidak jatuh cinta pada Dani. Meskipun sudah berusia lebih dari 50 tahun, Dani adalah pria yang sangat tampan, percaya diri, dan mampu membangkitkan gairah terdalamnya.

Dia tahu bahwa pria itu akan berada di sana bersamanya dalam beberapa jam ke depan. Pria itu telah berjanji padanya saat mereka ingin kembali berhubungan, dan syaratnya adalah dia hanya akan kembali padanya jika lelaki itu meninggalkan istrinya.

Dan sebagai bukti bahwa Dani akan menepati janjinya, dia telah membeli apartemen mewah ini untuk mereka bisa tinggal bersama.

Clara tahu bahwa beberapa hari ke depan akan terasa sulit dilalui, dan Dani mungkin mulai ragu untuk menepati janjinya, terutama mengingat dia masih sangat mengagumi Santi, istrinya.

Memikirkan semua itu membuat Clara mendapat sebuah ide agar Dani tak mengingkari janjinya. Clara pergi berbelanja sore itu. Ia membeli pakaian dalam paling seksi yang bisa ia temukan di mall.

Tiba di apartemen, Clara langsung mencoba pakaian seksi yang dibelinya tadi. Dia lalu bercermin, membiarkan rambut cokelatnya yang panjang terurai. Lalu berpose di depan cermin, dan mengambil beberapa foto dengan ponselnya. Kemudian, ia mengirimkannya kepada Dani.

"Kau tidak akan bisa menolak setelah melihat semua foto ini sayang. Aku tahu bagaimana dirimu. Andai saja hari ini bukan pesta ulang tahun pernikahan mu, kau pasti akan langsung menemui ku." Ucap Clara pada dirinya sendiri saat melihat pantulan tubuhnya di depan cermin.

Clara benar-benar merawat tubuhnya dengan baik. Baginya, tubuh yang indah adalah aset utamanya. Dia bahkan menghabiskan ratusan juta hanya untuk perawatan. Tentu saja semua biaya itu ditanggung oleh Dani.

Dia mungkin tidak menikah selama dua puluh tahun atau punya anak dengan Dani. Dia juga bukan istri yang patuh, tetapi dia punya apa yang dibutuhkan untuk melawan Santi agar Dani bisa sepenuhnya berada dalam pelukannya, yaitu tubuh indahnya.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!