04. hamil

"Hoek... Hoek...." suara yang berasal dari kamar Alina di pagi hari, ibunya yang mendengar nya langsung berjalan tergesa-gesa Menaiki setiap anak tangga menuju kamar Alina berada

Ceklek.. Suara pintu pun terbuka

"Al, kamu kenapa nak?" tanya sang ibu yang tampak khawatir melihat anaknya nampak lemas dan pucat

"nggak tau ma, rasa nya mual banget Hoek..." Alina kembali memuntahkan semua isi yang berada di dalam perut nya

sesekali bu Maya menepuk dan mengelus punggung Alina hingga Alina berhenti dengan drama muntah-muntah nya

"ayo nak berbaring, mama buatkan teh hangat ya?" tawar bu Maya

"makasih ya ma" Alina menatap sang ibu dengan sayu

"tunggu sebentar ya sayang" bu Maya beranjak menuju dapur, lalu kembali ke kamar Alina membawa segelas teh hangat

"ayo di minum dulu nak" sang ibu menyodorkan segelas teh hangat dan Alina menerima nya dan langsung meminum nya hingga tandas

"ma...." Alina menahan tangan sang ibu ketika hendak berdiri dari duduknya

"ya ada apa sayang apa kita perlu ke dokter nak?" sahut sang ibu begitu lembut

"ma, maafkan Alina ma...." tiba-tiba Alina menangis sambil menggenggam tangan ibunya sangat erat

"kenapa nak? Apa terjadi sesuatu?" bu Maya yang memang sejak tadi menaruh rasa curiga namun iya mengurungkan niatnya untuk bertanya

"ma, Alina tahu mama pasti akan sangat marah, dan pasti mama akan kecewa sama Alina" air mata Alina semakin deras membanjiri kedua pipinya

"cerita sama mama nak, mama bisa terima kalo kamu jujur sama mama" bu Maya semakin merasa bahwa feeling nya tidak salah lagi

"ma, Alina ... a-alina.... Ha-hamil ma" ucap Alina terbata-bata bibirnya bergetar bahkan tangannya kini terasa dingin dalam genggaman sang ibu

Deg !

Terkejut bukan main, sang ibu reflek melepaskan genggaman tangannya, sang ibu memundurkan tubuhnya memberi jarak dengan Alina

matanya kini mulai meneteskan air mata

"siapa ayahnya?" tanya ibu maya dengan kilatan kemarahan

Alina Terdiam dengan air mata yang semakin mengalir deras

"siapa ayah nya Alina? Jawab mama!" ibu maya mengeraskan suaranya, ia bahkan berulang kali mengguncang bahu Alina agar Alina mau berbicara

"maafkan Alina ma, Alina tidak ingin membahas ayah biologis nya" Alina mulai melemah ia kehilangan hampir seluruh tenaga nya

"lalu bagaimana mama menuntut tanggung jawab nya Al?" kesal sang ibu bercampur aduk

"ma, Alina sudah putuskan untuk merawat dan membesarkan anak ini sendiri " ya keputusan Alina sudah bulat

"apakah pria itu tak mau bertanggung jawab?" tanya sang ibu memastikan, namun Alina hanya diam dan memilih merebahkan tubuhnya dan membelakangi bu Maya yang masih duduk di tepi ranjangnya dengan tatapan kesedihan

......................

ROYAL GROUP

"Alina keruangan ku sekarang!" terdengar suara Felix memanggil Alina menggunakan intercom

Beberapa saat kemudian

"permisi pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Amelia berdiri di depan meja kerja Felix

"kenapa kamu yang datang? Kemana dia?" Felix menaikkan sebelah alisnya

"maaf pak, hari ini Alina tidak masuk kerja, karna sedang sakit" cicit Amelia tak berani menatap sang bos

"sakit?" Felix memijit pelipisnya

"yasudah kamu handle pekerjaannya untuk sementara karna hari ini saya ada urusan pribadi" lanjut Felix menyandarkan punggungnya

"baik pak, saya permisi" Amelia menunduk dan segera undur diri dari ruang CEO itu

lama Felix terdiam terhanyut dalam lamunan nya, membayangkan di mana Alina dengan tubuhnya yang indah, wajah nya, suara nya yang khas membuat Felix tersenyum-senyum sendiri

"astaga !" Felix segera menepis pikiran nya yang aneh itu dan memilih pergi dari kantor nya menuju salah satu restoran di dekat sana

...----------------...

siang pun kini berganti malam, pukul 19.45 wib kini Alina sedang berada di sebuah mini market untuk berbelanja beberapa kebutuhan rumah nya bersama sang ibu

"ma, sebaiknya mama tunggu di mobil saja ya ? Kasir nya sedikit mengantri" ujar Alina

"benarkah ? Kalo begitu mama saja yang mengantri, Ingat kandungan mu!" bu Maya memperingati

"ih, mama! Alina baik-baik aja ko" bantah Alina dengan sedikit manja

"awal kehamilan sangat rentan, sebaiknya kamu yang lebih dulu masuk ke mobil ya ?" tekan bu Maya

"iya deh, Alina tunggu di mobil ya mah " sahut Alina dengan senyum yang mengembang

sementara bu Maya ikut antrian menunggu giliran untuk membayar, seorang pria bertubuh tinggi kekar nan tampan sedang memilih lalu mengambil beberapa kaleng minuman segar dari dalam lemari pendingin lalu berjalan menuju kasir dan ikut mengantri berdiri tepat di belakang ibunya Alina

Hingga tiba saat bu maya akan membayar belanjaan nya,

"totalnya jadi 736 ribu rupiah bu" ucap kasir kepada bu Maya dengan senyum ramah

Bu Maya membuka resleting tas dan ia memasukkan tangannya kedalam tas hendak mengambil sesuatu, namun beberapa saat kemudian bu Maya mulai panik celingak-celinguk mencari dompet dan hpnya yg tidak ada di dalam tas nya itu

"astaga, maaf mba seperti nya saya meninggalkan dompet dan hp saya di dasbor mobil" ucap bu Maya tak enak hati kepada penjaga toko

"maaf, biar saya yang bayarkan ya mbak " ucap pria tampan tepat di belakang bu Maya

"sungguh nak? Biar ibu ambil saja dompet ibu di mobil kamu gak usah repot-repot begitu nak" bu Maya semakin merasa gak enak dengan situasi nya

"gak apa bu, sekalian saya mau bayar juga " sahut pria itu ternyata adalah Felix

"terimakasih ya nak, sudah ganteng baik pula, nanti ikut ibu ke tempat parkir mobil ya biar ibu ganti" bu Maya sangat tersentuh karna baru ini bertemu orang baik yg mau bayarin belanjaan dengan nominal yg lumayan banyak baginya

"ga apa-apa bu, tidak perlu di ganti" sahut Felix ramah sembari melakukan pembayaran kepada kasir disana

Tak lama baik bu Maya dan Felix pun segera berlalu dari Sana menuju parkiran mobil mereka

Felix nampaknya membantu bu Maya membawa beberapa belanjaan nya

"nak, terimakasih ya kamu sangat baik"puji bu Maya membuat Felix sedikit merona bahkan Felix yang terkesan dingin itu rupanya memiliki sisi ramah tamah juga

"tidak masalah bu"

"Al, kamu pasti lelah ya nak" bu Maya menghampiri Alina yang tengah duduk di dalam mobil sambil bersandar dan memejamkan matanya pada kemudi

"ibu, aku baik-baik saja" sahut Alina dan membuka matanya lalu keluar dari dalam mobil nya hendak membantu bu Maya memasukkan belanjaan mereka

"tuan Felix?" Alina terkejut melihat sosok yang akhir akhir ini mengganggu pikiran nya berada tepat di hadapannya

"Alina?" Felix pun sama terkejutnya terlihat dari reaksi mereka

"kalian saling mengenal?"

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

iya bu kenal... krn dia ayah anak dalam kandunganq ini...

2025-10-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!