Kekalahan Sang Jawara

Di dalam arena yang semakin dipenuhi sorak-sorai, taruhan mulai mengalir deras. Para penjudi yang sudah yakin dengan hasil pertandingan langsung memasang taruhan mereka pada Huang Jitao. Jumlahnya begitu besar hingga beberapa orang bahkan mempertaruhkan seluruh aset mereka, percaya bahwa kemenangan ke-115 sudah pasti akan menjadi milik sang petarung tak terkalahkan.

Namun, di antara ratusan orang yang bertaruh, hanya ada satu yang memilih penantang misterius itu. Zhang Wei.

Sambil bersandar di pagar tribun, matanya yang tajam menelisik sosok yang kini berdiri di atas arena. Sekilas, pria itu tampak seperti kultivator Martial King biasa, tanpa aura yang luar biasa. Namun, bagi Zhang Wei, dia bisa merasakan sesuatu yang berbeda. Ada hawa keberadaan yang tersembunyi di balik permukaan, seperti api yang tertutup abu tipis, siap menyala kapan saja.

"Ini akan menarik," gumamnya pelan.

Di atas arena, penantang misterius itu berdiri tenang, tidak menunjukkan reaksi berarti meski dihujani tatapan meremehkan dari para penonton. Bahkan beberapa di antaranya mencibir dengan suara keras.

"Oi, kau baru mau jadi makanan Huang Jitao, ya?"

"Setidaknya kau bisa bertahan sepuluh jurus, kan?"

Namun pria itu hanya mengangkat bahu tanpa peduli.

Huang Jitao melipat tangan di depan dada, memandang rendah lawannya. "Aku selalu mengingat nama orang yang kukalahkan. Jadi, sebutkan namamu."

Sebuah senyum sarkas terukir di wajah penantang itu. "Tak perlu tahu. Yang harus kau ingat hanyalah ini adalah akhir dari kesombonganmu."

Penonton meledak dalam gelak tawa. "Dasar sombong!"

"Aku bertaruh dia bahkan tak bisa menyerang sekali pun!"

Huang Jitao mengerutkan dahi, namun senyum meremehkan tetap menghiasi wajahnya. "Baiklah. Aku akan membuktikan bahwa kau hanya omong kosong."

Tanpa peringatan, dia menghilang dari pandangan!

Boom!

Angin dari pijakan kakinya bergetar, memperlihatkan kecepatannya yang luar biasa. Dia muncul tepat di depan penantang itu dan melayangkan pukulan lurus dengan kekuatan penuh!

Bang!

Penantang itu terlempar ke belakang, kakinya menggores lantai arena sejauh beberapa meter sebelum akhirnya berhasil menyeimbangkan diri. Sorak-sorai semakin menggema.

"Itu baru satu serangan! Sudah terdesak!"

"Hahaha! Aku akan kaya setelah ini!"

Namun, Zhang Wei tetap santai. Matanya berbinar penuh ketertarikan.

"Dia yang akan menang," katanya tenang.

Beberapa penjudi di sekitarnya langsung menoleh dan menertawakannya.

"Dasar bodoh! Apa matamu buta?!"

"Kalau kau mau membuang uang, berikan saja padaku!"

"Kau pasti pemula dalam taruhan!"

Zhang Wei tak menggubris mereka. Dia hanya tersenyum kecil dan kembali mengamati pertarungan.

Di arena, Huang Jitao melancarkan serangan bertubi-tubi. Tekniknya tajam, setiap pukulan membawa kekuatan besar, bahkan tanah di bawahnya mulai retak akibat dampaknya.

Penantang itu terus menghindar, namun dari luar, dia terlihat semakin terdesak.

"Sudah jelas! Ini hanya masalah waktu sebelum dia kalah!"

Namun, Zhang Wei melihatnya dengan sudut pandang berbeda.

"Tidak... dia belum serius," gumamnya.

Lalu, di saat yang mengejutkan semua orang, penantang itu akhirnya mulai menyerang.

Dan seketika, atmosfer di arena berubah.

Di saat semua orang mengira pertarungan sudah hampir berakhir, sesuatu yang aneh terjadi.

Penantang yang sebelumnya terus menghindar kini mulai bergerak dengan pola yang berbeda. Gerakannya yang tadinya seperti orang yang terdesak kini terasa lebih lincah, lebih terkendali. Bahkan ketika Huang Jitao mengayunkan tinjunya lagi, penantang itu tidak mundur—dia justru mencondongkan tubuhnya sedikit ke samping, menghindari pukulan dengan jarak yang nyaris mustahil.

Penonton terdiam sejenak. Apa yang baru saja terjadi?

Huang Jitao mengerutkan dahi. Dia kembali melancarkan serangan lain, lebih cepat dan lebih keras. Namun, hasilnya tetap sama. Penantangnya bergerak dengan kecepatan yang aneh, seolah mampu membaca serangannya sebelum pukulan itu benar-benar dilepaskan.

Zhang Wei tersenyum kecil. "Sekarang kau mulai menunjukkan warna aslimu, ya?"

Para penjudi yang tadi menertawakannya masih belum menyadari perubahan ini. Mereka hanya berpikir bahwa Huang Jitao masih mendominasi dan penantang itu hanya menunda kekalahannya. Namun, sedikit demi sedikit, keadaan mulai berubah.

Huang Jitao semakin cepat dan semakin agresif. Serangannya membelah udara, menggetarkan panggung batu di bawahnya. Tapi entah kenapa, dia tidak bisa mengenai lawannya.

Sebaliknya, penantang itu mulai melakukan sesuatu yang baru. Tangannya mulai bergerak, bukan untuk menyerang, tetapi untuk menyentuh pergelangan tangan atau bahu Huang Jitao setiap kali dia menghindar. Sentuhan yang terlihat sepele itu membuat banyak orang menganggapnya sebagai kebetulan, tapi Zhang Wei tahu bahwa itu adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar.

Huang Jitao mulai kehilangan kesabarannya. Dia mundur sejenak, lalu merentangkan kedua tangannya. Aura qi yang padat menyelimuti tubuhnya, membuat lantai di bawahnya mulai retak. Dengan raungan keras, dia melompat ke udara dan mengaktifkan teknik khasnya, Tinju Singa Mengaum.

Udara bergetar saat siluet singa emas terbentuk di belakangnya. Suaranya bergemuruh, membuat banyak orang di tribun menutup telinga. Dengan segenap kekuatannya, dia menghempaskan tinjunya ke bawah, mengarah langsung ke kepala lawannya.

Ledakan besar terjadi.

Debu dan puing-puing beterbangan, menutupi pandangan semua orang. Beberapa penonton bahkan sudah bersorak, menganggap bahwa pertarungan telah berakhir.

Namun, begitu debu mulai mereda, pemandangan yang terlihat di arena justru membuat mereka terkejut.

Di tengah kawah yang terbentuk akibat serangan tadi, sang penantang masih berdiri. Dia tidak hanya selamat, tetapi juga tampak tidak terluka sama sekali.

Huang Jitao, di sisi lain, tampak terhuyung-huyung. Tangan kanannya gemetar hebat, wajahnya menunjukkan ekspresi yang sulit digambarkan antara keterkejutan dan ketakutan.

Zhang Wei terkekeh pelan. "Jadi seperti itu tekniknya..."

Dia akhirnya menyadari bahwa sejak tadi, penantang itu bukan hanya menghindar. Setiap sentuhan kecil yang dia lakukan adalah untuk mengganggu aliran qi di tubuh Huang Jitao, memperlambat reaksinya, melemahkan serangannya sedikit demi sedikit. Itu adalah teknik yang sangat halus dan sulit dilakukan, tetapi hasilnya sangat jelas sekarang.

Huang Jitao mencoba menyerang lagi, tetapi kakinya tidak stabil. Sebelum dia sempat melancarkan pukulan, sang penantang sudah bergerak.

Dengan satu langkah ringan, dia muncul tepat di depan Huang Jitao. Lalu, dengan gerakan sederhana, dia menepuk dada lawannya.

Seketika, tubuh Huang Jitao terpental ke belakang. Dia menghantam lantai arena dengan keras, dan kali ini dia tidak bangun lagi.

Arena yang tadinya dipenuhi sorakan kini hening. Butuh beberapa detik sebelum para penonton benar-benar memahami apa yang baru saja terjadi.

Huang Jitao—sang petarung tak terkalahkan dengan rekor 114 kemenangan—telah kalah.

Dan satu-satunya orang yang tidak terkejut adalah Zhang Wei. Karena dengan pengalamannya selama ini dia bisa memprediksi pemenang pertarungan ini sejak awal, bahka sebelum pertarungan dimulai.

Terpopuler

Comments

saniscara patriawuha.

saniscara patriawuha.

langsungggg nambahhh kayaaa tuhhhh manggg zhonggggg....

2025-03-18

2

Siapa Org misterius yg bertarung

2025-04-09

1

Mamat Stone

Mamat Stone

/Smile//Sneer//Smile/

2025-03-29

0

lihat semua
Episodes
1 Misteri Terpecahkan
2 Keluar Dari Samudera Petaka
3 Tiba di Benua Tengah
4 Arena Pertarungan
5 Kekalahan Sang Jawara
6 Darah Pertama di Benua Tengah
7 Rencana Para Penguasa
8 Sebuah Kebetulan
9 Ancaman Yang Tak Berarti
10 Kekalahan Yang Memalukan
11 Merekrut Zhang Wei?
12 Lian Xuhuan Kembali
13 Kembali Berlatih
14 Mendaki Pegunungan Yueyang
15 Memahami Aturan Surga dan Bumi
16 Rumor Telah Tersebar
17 Takdir Yang Terhubung
18 Hong Jun
19 Masih Belum Jera
20 Akhir Dari Pertaruhan
21 Kekalahan Sang Pecundang
22 Li Hui
23 Kesempatan Besar
24 Dominasi Sepihak
25 Mengatur Strategi
26 Lembah Kabut Hitam
27 Menaklukkan Lembah Kabut Hitam
28 Bertemu Dengan Jiang Taishang
29 Semangat Pria Tua
30 Pertarungan di Tanah Tandus
31 Akhir Pertunjukan
32 Tebasan Kehampaan
33 Takdir Telah Menyimpang
34 Zhang Wei Ditangkap
35 Eksekusi Zhang Wei
36 Tatanan Dunia Akan Berubah?
37 Apa Yang Kau Ragukan Pak Tua?
38 Menjadi Mentor
39 Tantangan
40 Mimpi Burukmu Dimulai!
41 Semoga Beruntung 'Nona Muda'
42 Gunakan Kepalamu
43 Naik Tingkat
44 Segel Kutukan Jiwa
45 Membuat Senjata
46 Makam Kaisar Agung?
47 Tidak Tertarik
48 Pedang Baru
49 Sudah Waktunya
50 Perang Segera Tiba
51 Tolong jadikan aku lebih kuat lagi apapun resikonya
52 Membuat Pil Tingkat 8
53 Perjuangan dan Pengorbanan (fix)
54 Dua Keajaiban Disaat Yang Sama
55 Kelahiran Pil Legendaris Yang Membawa Bencana
56 Bayangan Era Baru
57 Ingin Menguji Kekuatan
58 Gorila Salju Berlengan Enam
59 Niat Jahat
60 Ujian Sebenarnya
61 Kebangkitan
62 Bos Terakhir
63 Pilihan Yang Bodoh
64 Sebuah Ketertarikan
65 Ambang Penerobosan
66 Silakan Maju
67 Dua Bai Chen
68 Tak Tersentuh
69 Tebasan Langit Tak Berujung
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Misteri Terpecahkan
2
Keluar Dari Samudera Petaka
3
Tiba di Benua Tengah
4
Arena Pertarungan
5
Kekalahan Sang Jawara
6
Darah Pertama di Benua Tengah
7
Rencana Para Penguasa
8
Sebuah Kebetulan
9
Ancaman Yang Tak Berarti
10
Kekalahan Yang Memalukan
11
Merekrut Zhang Wei?
12
Lian Xuhuan Kembali
13
Kembali Berlatih
14
Mendaki Pegunungan Yueyang
15
Memahami Aturan Surga dan Bumi
16
Rumor Telah Tersebar
17
Takdir Yang Terhubung
18
Hong Jun
19
Masih Belum Jera
20
Akhir Dari Pertaruhan
21
Kekalahan Sang Pecundang
22
Li Hui
23
Kesempatan Besar
24
Dominasi Sepihak
25
Mengatur Strategi
26
Lembah Kabut Hitam
27
Menaklukkan Lembah Kabut Hitam
28
Bertemu Dengan Jiang Taishang
29
Semangat Pria Tua
30
Pertarungan di Tanah Tandus
31
Akhir Pertunjukan
32
Tebasan Kehampaan
33
Takdir Telah Menyimpang
34
Zhang Wei Ditangkap
35
Eksekusi Zhang Wei
36
Tatanan Dunia Akan Berubah?
37
Apa Yang Kau Ragukan Pak Tua?
38
Menjadi Mentor
39
Tantangan
40
Mimpi Burukmu Dimulai!
41
Semoga Beruntung 'Nona Muda'
42
Gunakan Kepalamu
43
Naik Tingkat
44
Segel Kutukan Jiwa
45
Membuat Senjata
46
Makam Kaisar Agung?
47
Tidak Tertarik
48
Pedang Baru
49
Sudah Waktunya
50
Perang Segera Tiba
51
Tolong jadikan aku lebih kuat lagi apapun resikonya
52
Membuat Pil Tingkat 8
53
Perjuangan dan Pengorbanan (fix)
54
Dua Keajaiban Disaat Yang Sama
55
Kelahiran Pil Legendaris Yang Membawa Bencana
56
Bayangan Era Baru
57
Ingin Menguji Kekuatan
58
Gorila Salju Berlengan Enam
59
Niat Jahat
60
Ujian Sebenarnya
61
Kebangkitan
62
Bos Terakhir
63
Pilihan Yang Bodoh
64
Sebuah Ketertarikan
65
Ambang Penerobosan
66
Silakan Maju
67
Dua Bai Chen
68
Tak Tersentuh
69
Tebasan Langit Tak Berujung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!