DI ANTARA LATIHAN DAN CINTA
Pertandingan Penentu
Pertandingan final kejuaraan silat daerah
Dewi berdiri di tengah arena, jantungnya berdebar kencang. Lawannya tangguh, gerakannya cepat dan akurat. Ia mengingat semua latihan keras bersama Mas Aris, semua keringat dan air mata yang telah tercurah. Ia juga mengingat tatapan hangat Mas Aris, kata-kata dukungannya, dan sentuhan lembutnya yang selalu memberikan kekuatan.
Pertandingan berlangsung sengit. Dewi beberapa kali hampir terjatuh, namun ia bangkit lagi dengan semangat yang membara. Ia mengingat nasihat Mas Aris: "Dari setiap kejatuhan, kamu akan belajar dan menjadi lebih kuat."
Di babak akhir, Dewi berhasil melakukan jurus andalannya, Garuda Sakti, dengan sempurna. Lawannya tertekan dan kehilangan keseimbangan. Dewi memenangkan pertandingan!
Ia melihat Mas Aris di pinggir arena, wajahnya dipenuhi kebanggaan dan kelegaan. Mas Aris menghampirinya, memeluknya dengan erat. Bukan pelukan pelatih dan atlet, tapi pelukan dua insan yang saling memahami dan menghargai.
Mas Aris tersenyum, matanya berkaca-kaca.
mas Aris
Aku sangat bangga padamu, Dewi. Kamu luar biasa!
Dewi memeluk Mas Aris balik, air matanya menetes.
dewi
Terima kasih, Mas Aris. Aku berhasil karena dukunganmu.
mas Aris
Bukan hanya dukungan, Dewi. Aku juga merasa terinspirasi oleh kegigihanmu.
Mas Aris menatap Dewi dalam-dalam, penuh makna.
Comments