2. PERNIKAHAN TANPA CINTA

17 Tahun Kemudian

Hari ini, Rei Alexander berdiri di altar.

Bukan untuk menerima penghargaan akademik yang sering ia dapatkan sejak kecil, bukan pula untuk memimpin rapat OSIS seperti yang dulu selalu ia lakukan dengan percaya diri. Kali ini, ia berdiri di sana untuk satu hal yang tak pernah benar-benar ia inginkan—untuk menikah.

Jas hitam elegan yang membalut tubuhnya terasa begitu berat. Bukan karena bahannya yang mewah, tetapi karena beban yang ia pikul sejak hari ia menyetujui perjodohan ini bertahun-tahun lalu. Bola mata birunya yang tajam menatap lurus ke depan, tetapi pikirannya kosong. Semua suara di sekitarnya terdengar seperti gema yang jauh, seolah ia tidak benar-benar berada di sana.

Di dalam gereja megah dengan lampu kristal bergemerlap, para tamu undangan pilihan alias hanya tamu yang dipilih duduk dalam barisan yang rapi. Beberapa wajah yang ia kenal tampak di sana, tetapi hanya sedikit yang benar-benar menarik perhatiannya. Di antara para undangan, duduklah Zayn dan Adara, orang tua angkat yang telah merawatnya dengan penuh kasih selama ini. Mereka tidak tersenyum. Wajah mereka serius, tetapi bukan karena tidak bahagia. Rei tahu, mereka mengerti betul bagaimana perasaannya saat ini.

Di sisi lain, Duke dan Duchess Evangeline duduk dengan anggun, ekspresi mereka terlihat puas. Cucu mereka akhirnya menikah sesuai dengan perjanjian keluarga. Mata mereka berbinar penuh kebanggaan, seolah pernikahan ini adalah pencapaian besar yang telah lama mereka nantikan.

Rei menarik napas dalam-dalam. Semua ini terasa begitu absurd. Selama bertahun-tahun, ia menjalani hidupnya dengan penuh ambisi—menjadi siswa terbaik, atlet andal, dan pewaris yang patut dibanggakan. Namun, saat ini, tidak ada pencapaian yang bisa menyelamatkannya dari kenyataan bahwa pernikahan ini bukan pilihannya.

Ia tidak pernah benar-benar mengenal Hana Evangeline, wanita yang akan segera menjadi istrinya. Mereka pernah bertemu beberapa kali dalam acara kerajaan, berbicara secukupnya, tetapi tidak lebih dari itu. Ia bahkan tidak yakin apakah mereka bisa disebut sebagai teman.

Namun, di sinilah ia sekarang, berdiri di altar dengan jemarinya mengepal di sisi tubuhnya, menunggu pengantin wanitanya berjalan mendekat. Entah apa yang menunggunya setelah ini. Yang pasti, tidak ada jalan untuk kembali.

Dan takdir yang telah ditetapkan sejak 17 tahun lalu akhirnya akan terwujud hari ini.

Namun, di tengah kemewahan ini, hanya sahabat-sahabat Rei yang terlihat santai, seolah-olah pernikahan sahabat mereka bukanlah sesuatu yang begitu serius.

Nathan, yang sejak dulu selalu pendiam dan sulit ditebak, hanya memperhatikan tanpa ekspresi. Mata hitamnya menelusuri setiap sudut ruangan, seolah mengamati sesuatu yang orang lain lewatkan.

Di sebelahnya, Elio, si playboy kecil yang selalu punya komentar untuk segala hal, menyengir sambil berbisik, "Gila, Rei beneran nikah? Gue kira dia bakal kabur sebelum ini terjadi." Nada suaranya terdengar seperti bercanda, tapi ada nada tak percaya di dalamnya.

Aurora, gadis dengan aura tenang dan misterius, hanya tersenyum tipis. "Sepertinya ini bukan keinginannya." Matanya yang tajam sekilas melirik Rei, seolah bisa membaca isi pikirannya hanya dengan sekali tatap.

Selene, si atletis yang terkenal galak, menyilangkan tangan di depan dada. "Aku penasaran, istrinya secantik apa?" Ada ketertarikan dalam suaranya, tapi juga nada skeptis.

Obrolan mereka terdengar ringan, tetapi masing-masing dari mereka tahu bahwa ada sesuatu yang ganjil dalam pernikahan ini. Rei tidak pernah berbicara tentang perasaannya terhadap Hana, bahkan saat hari besar ini semakin dekat.

Dan tepat saat itu, pintu gereja yang tinggi dan megah terbuka perlahan. Cahaya matahari yang masuk dari luar menciptakan siluet seorang wanita dengan gaun putih panjang yang berkilauan.

Hana Evangeline melangkah masuk.

Suasana mendadak hening. Semua mata tertuju padanya. Dan untuk pertama kalinya hari itu, Rei akhirnya mengangkat wajahnya dan benar-benar memperhatikannya.

Dengan mata cokelat keemasan yang bersinar seperti bias matahari senja, gaun putih panjang yang elegan dengan sulaman emas di ujungnya, serta rambut panjang bergelombang yang tergerai sempurna, Hana Evangeline melangkah dengan anggun. Setiap gerakannya dipenuhi kepercayaan diri, seolah ia benar-benar seorang putri dalam dongeng.

Namun bagi Rei, ini bukanlah kisah dongeng.

Ini adalah mimpi buruk yang perlahan menjadi kenyataan.

Langkah-langkah Hana terdengar jelas di antara keheningan ruangan, menghampiri pria yang kini sah menjadi suaminya. Senyumnya tipis, hampir seperti ejekan. Saat jarak mereka hanya sejengkal, ia berbisik, “Aku tahu kau gak suka ini.”

Rei menoleh, menatapnya dengan ekspresi datar. “Bagus kalau kau sadar.”

Alih-alih tersinggung, Hana justru tertawa kecil. “Tapi tenang, aku juga gak suka.”

Pendeta di hadapan mereka mulai membacakan janji pernikahan dengan suara khidmat. Kata-kata itu bergema di dalam ruangan, menciptakan atmosfer sakral yang seharusnya penuh makna. Tapi bagi Rei, itu hanya suara kosong tanpa arti.

Saat tiba gilirannya untuk mengucapkan janji, sejenak ia ingin menolak. Keinginannya untuk membangkang berkobar di dalam dada.

Namun, tatapan tajam Duke Alastair dari barisan keluarga bangsawan membuatnya sadar—ia tidak punya pilihan.

Hening beberapa detik, sebelum akhirnya bibirnya bergerak, mengucapkan dua kata yang mengikat masa depannya selamanya.

“Aku bersedia.”

Beberapa tamu tersenyum puas. Keluarga Evangeline terlihat lega, seolah pernikahan ini adalah kemenangan besar bagi mereka.

Namun, bukannya gugup atau pasrah, Hana justru tersenyum lebih lebar, seolah ia menikmati situasi ini.

Saat gilirannya, tanpa ragu sedikit pun, ia menjawab dengan nada yang terdengar terlalu percaya diri.

“Aku bersedia.”

Dan kemudian, saat yang paling dinantikan oleh semua tamu tiba.

"Pengantin pria boleh mencium pengantin wanita."

Rei langsung tegang.

Ia tidak ingin melakukannya. Tidak di depan semua orang. Tidak dengan perasaan yang sama sekali tidak ada.

Namun sebelum ia bisa bereaksi, Hana justru menarik dasinya, menarik wajahnya lebih dekat, lalu mengecup pipinya dengan cepat dan penuh percaya diri.

Seisi ruangan terkejut.

Selene bersiul, menyilangkan tangan dengan ekspresi terhibur. “Wah, dia agresif juga.”

Elio tertawa kecil, menggeleng pelan. “Rei kalah telak.”

Aurora yang biasanya sulit dibaca, tersenyum tipis dan mengangguk puas. “Sepertinya Hana akan jadi lawan yang seimbang untuknya.”

Nathan tetap diam, tapi jika diperhatikan lebih teliti, ada sedikit senyum samar di sudut bibirnya.

Sementara itu, Rei hanya bisa menghela napas panjang.

Pernikahan ini sudah terjadi.

Dan mulai sekarang, mereka akan tinggal bersama.

Bagi Rei, ini adalah awal dari mimpi buruk yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Mampir yg di sini juga thor,Aku suka yg bau2 anak sekolahan,Guru dan murid..👍👍

2025-05-08

0

lihat semua
Episodes
1 1. TAKDIR YANG DITENTUKAN
2 2. PERNIKAHAN TANPA CINTA
3 3. AWAL HIDUP BERSAMA
4 4. HARI PERTAMA DI SEKOLAH BARU
5 5. MURID BARU YANG MENARIK PERHATIAN
6 6. KETEGANGAN DI AULA
7 7. SABAR VERSI REI
8 8. KHAWATIR
9 9. FESTIVAL SEKOLAH
10 10.TERSESAT
11 11. WANITA MEREPOTKAN
12 12. KECURIGAAN SANIA
13 13. BERDUA DI TAMAN
14 14. PEREMPUAN ASING
15 15. MOOD RUSAK
16 16. LIVY
17 17. SISI LAIN HANA
18 BUTIK YUKI
19 18. TRIO EKSPRESI DATAR
20 20. ACARA KELUARGA
21 CURIGA HANA
22 POSISI HANA
23 MENGINTIP REI DAN LIVY
24 DIHUKUM BERSAMA
25 KARYA BARU NIH!
26 HANA PINGSAN
27 MALAM YANG MENCURIGAKAN
28 SISI LAIN REI
29 AURORA DAN HANA
30 PERTENGKARAN DI KAMAR MANDI
31 TIDAK MAU PULANG
32 KETERKAITAN NATHAN
33 KEHIDUPAN LENA
34 EMPAT MATA
35 NASEHAT ZAYN
36 HATI BERDEBAR
37 GOSIP TERPANAS
38 SALAH TINGKAH
39 CEMBURU?
40 RAHASIA HAMPIR TERBONGKAR
41 RAHASIA LIVY
42 DICIUM
43 TRAUMA HANA
44 UNDANGAN PERNIKAHAN
45 DATANG KE PERNIKAHAN
46 MUNCULNYA HANA
47 PERASAAN YANG SEBENARNYA
48 LUCU
49 PEMBALUT SIAL
50 LIVY DAN SUAMI
51 DITINGGAL BERDUA
52 SEKSI
53 MENAHAN DIRI
54 BERTEMU DONY
55 HAMIL YANG DISEMBUNYIKAN
56 MENJELANG KELULUSAN
57 LIVY YANG HAMIL
58 KEKACUAN HANA
59 MALAM PANAS MEREKA
60 LOLOS DAN MENYAKITKAN
61 PERMINTAAN LIVY YANG ANEH
62 LIVY HISTERIS
63 BABY HANA
64 HAMIL
65 TERLIHAT DIRATUKAN
66 SEKALI LAGI
67 AKHIR CERITA
68 Karya Baru!!!
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1. TAKDIR YANG DITENTUKAN
2
2. PERNIKAHAN TANPA CINTA
3
3. AWAL HIDUP BERSAMA
4
4. HARI PERTAMA DI SEKOLAH BARU
5
5. MURID BARU YANG MENARIK PERHATIAN
6
6. KETEGANGAN DI AULA
7
7. SABAR VERSI REI
8
8. KHAWATIR
9
9. FESTIVAL SEKOLAH
10
10.TERSESAT
11
11. WANITA MEREPOTKAN
12
12. KECURIGAAN SANIA
13
13. BERDUA DI TAMAN
14
14. PEREMPUAN ASING
15
15. MOOD RUSAK
16
16. LIVY
17
17. SISI LAIN HANA
18
BUTIK YUKI
19
18. TRIO EKSPRESI DATAR
20
20. ACARA KELUARGA
21
CURIGA HANA
22
POSISI HANA
23
MENGINTIP REI DAN LIVY
24
DIHUKUM BERSAMA
25
KARYA BARU NIH!
26
HANA PINGSAN
27
MALAM YANG MENCURIGAKAN
28
SISI LAIN REI
29
AURORA DAN HANA
30
PERTENGKARAN DI KAMAR MANDI
31
TIDAK MAU PULANG
32
KETERKAITAN NATHAN
33
KEHIDUPAN LENA
34
EMPAT MATA
35
NASEHAT ZAYN
36
HATI BERDEBAR
37
GOSIP TERPANAS
38
SALAH TINGKAH
39
CEMBURU?
40
RAHASIA HAMPIR TERBONGKAR
41
RAHASIA LIVY
42
DICIUM
43
TRAUMA HANA
44
UNDANGAN PERNIKAHAN
45
DATANG KE PERNIKAHAN
46
MUNCULNYA HANA
47
PERASAAN YANG SEBENARNYA
48
LUCU
49
PEMBALUT SIAL
50
LIVY DAN SUAMI
51
DITINGGAL BERDUA
52
SEKSI
53
MENAHAN DIRI
54
BERTEMU DONY
55
HAMIL YANG DISEMBUNYIKAN
56
MENJELANG KELULUSAN
57
LIVY YANG HAMIL
58
KEKACUAN HANA
59
MALAM PANAS MEREKA
60
LOLOS DAN MENYAKITKAN
61
PERMINTAAN LIVY YANG ANEH
62
LIVY HISTERIS
63
BABY HANA
64
HAMIL
65
TERLIHAT DIRATUKAN
66
SEKALI LAGI
67
AKHIR CERITA
68
Karya Baru!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!