4 semangat ibuku

Ibu Ani memandangi ke arah tita. namun tita terlihat enggan untuk menjualkan uangnya ke sana.

"ya sudah. tunggu sebentar akan aku ambilkan." ucap Ibu Ani sambil memandang sinis. tita yang melihat hal itu juga ikut memutar bola matanya.

(cukup hari ini saja aku datang berbelanja kepadamu. selain untuk mencicil hutang ku dan ibu, Aku tidak akan datang untuk membeli dagangan mu lagi.) gumam tita dalam hati. lagi pula, siapa yang tidak malu diperlakukan seperti itu. seolah-olah kemiskinannya dengan sang Ibu membuatnya tersisihkan di desa ini dan dianggap selalu mendapatkan rezeki itu dengan cara yang salah.

tak lama Ibu Ani pun datang dengan satu gantang beras dan juga garam serta bawang. dia langsung menyerahkannya kepada tita, dan tita langsung membayarnya dengan uang tersebut. sementara sisanya, tita mengangsur hutang-hutang mereka. dan Ibu Ani dengan sigap mencatat cicilan itu.

"nah gitu dong! kalau begini kan enak. Jangan hanya mau ngutang aja, tapi nggak bisa bayar." ucap Ibu Ani dengan sinis. entah dendam apa yang Ibu Ani miliki kepada ibunya. namun tita memilih untuk tidak peduli, dan kemudian langsung meninggalkan warung Ibu Ani dan kembali ke gubuk miliknya yang jaraknya cukup 10 menit jika berjalan kaki.

****

tita pun akhirnya sampai di rumah gubuk miliknya. dan Ibu Susan masih belum terlihat tanda-tanda kepulangannya. namun tita tidak mempedulikan hal itu, dia justru langsung berlari ke dapur dan kembali memasak ikan-ikan tersebut dengan porsi yang banyak.

sementara beras, , dia memasak dengan porsi yang sedikit. karena dia berencana akan lebih mengutamakan ikan ketimbang nasi. dia ingin memuaskan hatinya untuk memakan ikan-ikan itu. selama ini kan, mereka lebih fokus menghabiskan nasi ketimbang ikan ataupun sayuran.

dan kini dia ingin balas dendam. dia ingin memasak beras sedikit, dan malah memasak ikan dengan jumlah yang banyak. dan bahkan nyaris semuanya dimasak olehnya. Untung saja, di sekitar rumahnya ada pohon cabe rawit yang batangnya sudah mulai mati. namun di sana masih meninggalkan beberapa buah cabe yang merah. Dan, tita tidak menyia-nyiakan cabe itu. Dia memetik buahnya dan kemudian membawanya masuk.

tita benar-benar sangat bersemangat memasak ikan-ikan itu. walaupun masakannya tampak hanya rebusan ikan biasa, namun itu sudah menjadi sebuah harta yang paling berharga untuknya.

ketika ikan-ikan itu sedang dimasak di atas tungku, dia pun langsung beralih mengambil batu giling dan menggiling cabe itu. cabe itu akan dibiarkan mentah dan juga dikonsumsi dalam keadaan mentah. bagi tita dan ibunya, itu sudah sangat enak sekali.

*****

akhirnya, ketika matahari sudah mulai tenggelam di sisi Barat, Ibu Susan pun akhirnya pulang ke rumah dengan tubuh yang sangat lelah. hari ini, Ibu Susan juga mendapatkan bayarannya, setelah seminggu bekerja buruh tani di sawah Pak Rojak.

"assalamualaikum.." ujar Ibu Susan dengan tubuh letih nya itu. tita yang baru saja selesai membersihkan dirinya langsung menyambut kedatangan sang ibu.

"waalaikumsalam.. Ibu sudah pulang ?" tanya tita sambil menyalami tangan ibunya. Ibu Susan tersenyum melihat putrinya yang kini sudah baik-baik saja.

"Iya nak. bagaimana dengan kondisi tubuhmu..? apa masih ada yang sakit ?" tanya Ibu Susan. tita yang mendengar pertanyaan itu menggelengkan kepalanya.

"sudah tidak sakit lagi Bu. aku sudah sembuh. ayo ibu mandi dulu.. siap ibu mandi kita makan." ujar tita dengan senyum sumringah. Ibu susan yang Mendengar penuturan putrinya itu langsung mengerutkan keningnya.

"makan ? Kamu dapat beras dari mana nak.. Ini saja, ibu baru mau beli.." tuturnya sambil memperlihatkan yang sebanyak 100 k di tangannya. Tita yang mendengar penuturan ibunya pun tersenyum.

"hehehe.. Ibu tidak tau saja. Hari ini, tita dapat rezeki buk. Tadi, karena tita merasa bosan di rumah sendiri, tita pergi ke sungai untuk memancing. dan hasilnya cukup mengejutkan Bu. aku mendapatkan banyak ikan. dan ketika Kembali pulang, Ibu Rossa membeli ikan itu sebagian dan memberikanku uang rp50.000. dan uang itu aku belikan beras segantang. tapi sisanya aku gunakan untuk mencicil uang kita di warung Bu Ani." ucapnya sambil memasang wajah sedih. padahal ketika bercerita, matanya langsung menjadi ceria. tetapi ketika menyinggung nama Bu Ani, matanya langsung menjadi redup. tita tentu saja masih ingat bagaimana tatapan sinis Ibu Ani kepada dirinya. lalu apa kabarnya kalau ibunya yang pergi berbelanja ? Apakah ibunya akan setiap hari mendapatkan tatapan itu ?

seolah mengerti apa yang dipikirkan oleh putrinya, Ibu Susan langsung merangkul tubuh putrinya itu.

"sudah nak. tidak usah kamu pikirkan. tapi besok-besok, kalau nanti kamu berhasil mendapatkan rezeki lagi, uangnya kamu simpan saja ya nak. gunakan untuk pendidikan kamu nanti. mengenai beras atau makanan sehari-hari, biar ibu yang pikirkan." ujar Ibu Susan. tita yang mendengar penuturan ibunya itu menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah Bu. Ibu sebaiknya langsung bersih-bersih saja. Setelah itu kita makan malam ya.. aku sangat sudah tidak sabar ingin merasakan yang namanya ikan." ucapnya lagi dengan antusias. Ibu Susan yang melihat putrinya yang begitu baik dan tak banyak menuntut dirinya langsung berkaca-kaca.

"baiklah nak. maafkan Ibu ya, karena kamu harus terlahir dari rahim ibu. seharusnya kamu bisa memiliki kehidupan yang baik, tetapi karena kamu adalah anak ibu, kamu tidak bisa mendapatkan semuanya." ucap Ibu Susan. tita yang mendengar penuturan ibunya itu langsung menatap dengan cemberut. dia tentu ikhlas menjalani semuanya dan sangat tidak ingin mendengar kata-kata seperti ini Kembali keluar dari mulut ibunya.

"ih ibu... Ibu jangan ngomong gitu dong.. aku bahagia karena telah menjadi anak ibu. insya Allah.. kalau nanti tita sudah sembuh total, tita pasti akan bantuin Ibu untuk cari uang. mumpung masih ada sekitar dua minggu lagi sebelum sekolah." tuturnya lagi sambil menggenggam tangan ibunya. matanya juga sudah tampak berkaca-kaca. Ibu Susan sendiri Langsung mengusap air matanya.

"maafkan ibumu ini nak.. kalau begitu ibu mandi dulu ya.." ucapnya lagi. tita pun langsung menganggukkan kepalanya. dan Ibu Susan pun langsung berlalu mengambil handuk yang sudah bolong-bolong itu. Ibu Susan langsung pergi menuju ke belakang rumah, dan melihat kalau air itu telah ditampung oleh putrinya.

sementara tita, dia melihat punggung ibunya menjauh. ada tatapan yang tersirat di sana.

(tita janji Bu. setelah ini, tita pasti akan berjuang dengan keras untuk membantu ibu menghasilkan uang. mohon Ibu bersabar dulu ya. insya Allah, kita akan mendapatkan hikmah dari buah kesabaran kita. semangat ibuku..) ucap tita di dalam hatinya. kemudian setelah itu, dia pun langsung bergegas memperbaiki dandanannya lagi. sebelum akhirnya nanti mereka makan malam.

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Tetap semangat y Tita..Tuhan tidak pernah meninggalkan anak²'Nya..

2025-07-18

0

kalea rizuky

kalea rizuky

semnagat tit

2025-07-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!