Surprise

#Bagi yang sudah baca episode 2 dan 3 baca ulang ya karena saya sudah revisi, terimakasih #

"Sebagai Ibu kandung Vanesa saya meminta maaf atas perlakuan putri saya, dan saya berjanji akan membiayai semua pengobatan mu," tandasnya

Ia kemudian menatap sinis kearah kepala sekolah.

"Dan bapak kepala sekolah, sebaiknya anda segera membereskan semua barang-barang anda, karena mulai detik ini anda di pecat sebagai kepala sekolah!" ujar Mala dengan sinis

"Sebaiknya anda diam, lebih baik Ibu Kembali bekerja jika tidak mau di pecat??!" sahut Haryo

Mala kembali tersenyum mendengar ucapan Sang kepala sekolah.

Tidak lama ponsel Haryo berdering. Raut wajahnya seketika berubah mengisyaratkan kekecewaan dan kesedihan.

Ia menatap sendu kearah Mala.

"Siapa sebenarnya anda?" tanyanya lirih

"Saya ibu Vanesa yang asli, sebaiknya anda bereskan barang-barang anda dan minta maaflah kepada Miss Rini," jawab Mala

Haryo segera meminta maaf kepada Rini. Shela dan Vanesa begitu terkejut melihat sang kepala sekolah yang tiba-tiba meminta maaaf kepada Miss Rini dan Putri.

"Apa yang terjadi Pak Haryo??" tanya Shela

"Maaf Bu Shela, saya tidak bisa membantu anda karena saya sudah di pecat," jawab Haryo dengan wajah sedih

Terlihat Mala menarik sudut bibirnya saat melihat ekspresi wajah Haryo. Ia begitu merasa puas saat berhasil menyingkirkan kepala sekolah yang arogan itu.

Di kehidupan yang lalu kamu selalu melindungi Vanesa karena suap yang diberikan Shela padamu, sekarang aku tidak akan membiarkan mu berbuat itu lagi. Kali ini aku akan membalas semua orang yang sudah menindas dan menyakiti ku di kehidupan sebelumnya, termasuk kamu Shela. Sahabatku yang menusukku dari belakang. Kau pikir aku tidak tahu perselingkuhan mu dengan suamiku??. Begitu pun dengan mu Nesa, meskipun kamu putriku, aku harus mendidik mu lebih keras dan memberikan pelajaran agar kau tidak menjadi anak yang durhaka.

Shela membelalakan matanya. Ia tak percaya mendengar apa yang diucapkan Haryo. Ia benar-benar tak menyangka jika Haryo akan diberhentikan dari posisinya sebagai kepala sekolah.

"Tapi siapa yang memecatmu??" tanya Shela

"Donatur utama sekolah kita sekaligus CEO Hotel Zeus Paradise," jawab Haryo berkacamata

"Pemilik Hotel Zeus Paradise, bukankah itu kakak ku, tidak mungkin. Jangan khawatir Pak Haryo aku akan bicarakan hal ini dengan kakak ku. Aku jamin kamu tidak akan di pecat," tandas Shela

Mala tersenyum simpul mendengar ucapan Shela, wanita itu kemudian menghampiri Putri yang masih duduk di sudut ruangan.

"Lukanya parah, sepertinya kamu harus segera berobat ke rumah sakit sebelum infeksi," ucap Mala

"Tidak perlu ibu, lagipula kalau berobat ke rumah sakit memerlukan banyak uang, saya tidak punya,"

"Jangan khawatir nak, biar Ibu yang bayar," sahut Mala

"Tidak ibu, terimakasih," tolak putri

"Kalau begitu izinkan Ibu mengobati lukamu, sebagai permintaan maaf saya atas perlakuan Vanesa padamu,"

Putri pun mengangguk, dan Mala mulai mengobati gadis itu.

Sementara itu Shela kembali tak percaya saat mengetahui jika pemecatan kepala sekolah dilakukan oleh pemilik Hotel Zeus Paradise langsung bukan oleh CEO hotel.

"Lalu kenapa Pak Lukman memecat Kepala sekolah Kak?" tanya Shela

"Karena dia sudah melakukan banyak sekali kecurangan selama menjabat. Asal kamu tahu jika pendiri dan pemegang Donatur terbesar Greek international School adalah Tuan Laston Wijaya, kau tahu kan siapa dia??"

Seketika Shela merasa lemas mendengar pemberitahuan sang kaka.

Ia pun menatap kearah Rini yang terlihat mengobati luka-luka Putri.

"Sebenarnya apa yang sudah dia lakukan sampai Pak Laston turun tangan memecat pak Haryo??" ucap Shela dalam hati

************

Rembulan tampak benderang menyinari ibu kota. Mala tampak keluar dari tempat kerjanya dengan wajah lusuh.

Gurat kelelahan terpancar jelas di wajahnya. Ia pun melangkah menuju halte bus. Sebuah bus berhenti tepat saat ia tiba di halte hingga membuatnya tak perlu menunggu lama.

Perjalanan kali ini lebih cepat dari biasanya karena tidak macet. Setibanya di rumah, Mala begitu terkejut saat melihat Vanesa menyabut kedatangannya

Tentu saja ini adalah hal luar biasa, karena selama ini Vanesa tidak pernah peduli dengannya. Tapi kenapa malam ini ia menyambut kedatangannya bahkan memberikan surprise untuknya padahal ia baru saja di skors selama seminggu.

"Selamat ulang tahun Ibu!" serunya dengan senyum sumringah

"Hari ini Ibu ulang tahun??" Mala mengerutkan keningnya tampak tak percaya

"Iya, masa ibu lupa," jawab Vanesa

"Iya maklum saja, selama ini kan tidak ada yang merayakan hari ulang tahun ibu, hingga ibu pun lupa hari ulang tahun sendiri," jawab Mala

Nesa pun menarik Mala menuju meja makan dan menyuruh untuk duduk. Ia kemudian mempersiapkan beberapa menu makanan spesial yang sudah ia beli dan menyuruh Mala untuk memakannya.

Melihat sikap Nesa yang berubah seratus persen membuat Mala pun berhati-hati dan tak buru-buru untuk memakan makanan yang disajikan olehnya. Sebagai ibunya ia tahu benar sikap putrinya yang tidak pernah menyukainya.

Ia pun memperhatikan bungkus makanan yang tergeletak di atas meja. Matanya begitu jeli memperhatikan satu persatu bungkus makanan. Netranya kini tertuju pada sebuah botol kecil yang tergeletak diantara bungkus makanan.

"Kenapa ibu tidak makan, bukankah ini makanan kesukaan ibu??" Vanesa tampak kecewa saat melihat Mala hanya menatap makanannya tanpa mencicipinya

"Tentu saja ibu mau makan, tapi kamu juga harus makan ya," jawab Mala

Ia pun membagi makanannya dan memberikan kepada Vanesa.

"Sekarang ayo makan??" titahnya membuat Vanesa seketika panik

Gadis itu berusaha menyendok makanannya namun ia tampak enggan untuk menyuap makanan itu ke mulutnya.

"Kenapa, kamu takut memakannya, apa kamu sudah menaruh sesuatu pada makanan itu??" tanya Mala lagi

Vanesa pun terlihat begitu geram saat Mala terus mendesaknya.

"Cukup ibu, Kenapa sih ibu harus mencurigai ku saat aku berusaha menjadi anak yang berbakti padamu!" sahut Vanesa

"Tentu saja Ibu curiga, Ibu sudah mengenal mu selama tujuh belas tahun, jadi ibu tahu betul isi otak kamu. Jika memang makanan ini tidak mengandung racun atau apalah itu ya kamu coba dong. Buktikan pada ibu kalau kamu memang benar-benar sudah berubah??"

Vanesa terdiam, ia tak bisa menjawab pertanyaan sang ibu. Melihat ekspresi wajah putrinya membuat Mala yakin jika makanan itu berbahaya. Mala segera bangun dari duduknya dan mengambil botol kecil yang tergeletak di antara bungkus makanan

Vanesa membelalak Melihat Mala menemukan obat pencahar miliknya.

"Itu hanya obat pencahar, aku sengaja melakukannya karena ibu sudah membuat ku di hukum hari ini!" tandas Vanesa

Untung saja botol racun itu sudah aku singkirkan, semoga saja ibu percaya jika aku hanya menaruh obat pencahar di makanannya.

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤ ㅤ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ʰᶦᵃᵗ`

ㅤㅤㅤ ㅤ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ʰᶦᵃᵗ`

wah udh gak bnr nih anak masa ibunya mau diracun dasar kurang ajar.

2025-03-18

1

ㅤㅤㅤ ㅤ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ʰᶦᵃᵗ`

ㅤㅤㅤ ㅤ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ʰᶦᵃᵗ`

waduh pak Haryo kasian juga kalau dipecat trs dia mau kerja apa !!!

2025-03-18

1

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

kurang ajar sekali masa mau meracuni ibunya sendiri

2025-03-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!