PML 2 - Tinggal Bersebelahan

Naomi berusaha untuk tetap fokus bekerja meski bayang-bayangan Gilang terus terlintas di benaknya. Sungguh, Naomi merasa kalau kedatangan Gilang tadi semakin merusak ketenangannya untuk bekerja.

“Sebenarnya, apa tujuannya membangun klinik di desa ini. Dan kenapa tempatnya sama dengan tempat aku mengabdi?” Gumam Naomi. Dirundung penasaran, Naomi memilih untuk menghubungi seorang sahabatnya yang merupakan sepupu Gilang.

Cukup lama bagi Naomi menunggu panggilan terhubung dengan sahabat baiknya karena jaringan di desa cukup minim untuk digunakan.

“Halo, Naomi!” Suara Debby terdengar menyapa di seberang sana. Seperti biasanya, Debby selalu semangat saat mengangkat panggilan telefon dari Naomi.

Senyuman di wajah Naomi seketika terbit mendengar suara sahabat baiknya. “Halo, Debby. Maaf kalau aku mengganggu waktu kerjamu.” Naomi sedikit sungkan. Dia menyadari kalau Debby juga pasti sedang bekerja saat ini.

“Tak masalah. Kamu sama sekali tidak menggangguku. Oh ya, omong-omong tumben sekali kamu menghubungiku di waktu jam bekerja begini?”

Naomi terdiam beberapa saat. Dia menggigit jari-jarinya meragu untuk menjawab.

“Naomi, apa kamu masih mendengar suaraku? Apa jaringan di sana hilang?” Rentetan pertanyaan keluar dari mulut Debby.

“Aku masih mendengarnya, Debby.” Balas Naomi cepat sebelum sahabatnya yang super cerewet kembali bertanya.

“Kalau kamu masih mendengarnya, maka jawablah pertanyaanku cepat sebelum jaringan di sana hilang!” Seru Debby.

Naomi menghela napas. Menjeda waktu beberapa saat sebelum menjawab pertanyaan Debby. “Debby, apa kamu tahu kalau sekarang Gilang berada di desa yang sama denganku. Tadi pagi aku bertemu dengannya di puskesmas.”

Hening

Debby ikut-ikutan diam tak langsung merespon pertanyaan Naomi.

Bagaimana ini?

“Debby?” Suara Naomi kembali terdengar.

“Emh, ya. Aku tidak tahu mengenai hal itu. Yang aku dengar dari papaku, Gilang memang sedang berada di luar kota. Meninjau langsung proyek amal yang dilakukannya di daerah terpencil. Aku gak tahu kalau dia satu daerah sama kamu!”

“Oh, begitu ya…”

Debby mengangguk di seberang sana meski Naomi pasti tidak akan bisa melihat pergerakannya. “Kenapa, Naomi. Apa dia membuat masalah denganmu sampai kamu menelefonku begini?”

“Tidak. Aku hanya ingin memastikannya saja. Karena aku kaget dia bisa ada di sini.”

“Begitu ya. Aku pikir kamu senang karena bisa bertemu dengan Gilang lagi.”

“Debby!” Suara Naomi terdengar penuh peringatan. Membuat Debby bungkam dan segera mengakhiri panggilan telefon mereka.

Hembusan napas Naomi terbuang bebas di udara setelah panggilan telefonnya dan Debby berakhir. Naomi merutuki diri karena mempertanyakan hal yang menurutnya tidak penting pada Debby.

“Kenapa kamu mempertanyakan tentang Gilang sama Debby sih. Dia kan bisa berpikiran yang tidak-tidak nantinya!”

Naomi sudah tak ingin lagi memikirkan tentang Gilang. Dia berharap tidak akan bertemu kembali dengan Gilang. Semoga saja hari itu juga Gilang sudah kembali ke kota mereka. Agar tidak pusing memikirkan Gilang, Naomi mencoba fokus melanjutkan pekerjaannya. Untung saja saat itu juga dia kedatangan pasien yang harus ditanganinya dengan serius hingga membuat perhatian Naomi hanya fokus pada pasiennya saja.

Pukul lima sore, Naomi terlihat masih fokus menangani beberapa pasien yang terus berdatangan ke puskesmas lewat jalur UGD. Seorang dokter kandungan yang juga bekerja di puskesmas nampak menghampiri Naomi saat ia baru saja keluar dari dalam ruangan UGD.

“Naomi, apa pekerjaanmu sudah selesai?” Tanya Raka dengan wajah tersenyum.

“Sudah, Raka. Ini aku udah mau pulang.” Balas Naomi ikut tersenyum.

“Kebetulan sekali kalau begitu. Aku juga udah mau pulang. Bagaimana kalau kita pulang bersama saja dari pada kamu berjalan kaki ke kontrakan?” Tawar Raka.

Naomi berpikir sejenak. Sebenarnya dia enggan untuk menerima tawaran Raka. Namun, mengingat beberapa waktu belakangan ini begitu banyak pemuda desa yang menggoda dirinya saat pulang bekerja, membuatnya akhirnya menerima tawaran Raka.

“Maaf kalau aku merepotkanmu.” Kata Naomi saat motor milik Raka sudah melaju meninggalkan puskesmas menuju rumah kontrakan Naomi berada.

“Sama sekali tidak merepotkan. Aku justru senang bisa mengantarkan kamu.” Balas Raka. Bagaimana tidak senang, sudah lama sekali Raka menunggu momen ini. Bisa mengantarkan sang pujaan hati pulang dan berada di atas motor yang sama demgannya.

Naomi mengulas senyum. Dia cukup bersyukur di tengah kesulitannya hidup di desa, beberapa rekan kerjanya masih cukup baik kepadanya. Salah satunya Raka ini.

Agar tidak mencari kesalahpahaman warga melihat mereka berboncengan, Naomi menjaga jarak sebisa mungkin dari Raka. Meski bisa merasakan pergerakan Naomi yang terus berusaha memberikan jarak di antara mereka, Raka tidak mempermasalahkannya. Sudah bisa berboncengan seperti ini saja dengan Naomi, sudah cukup membuat hati Raka senang.

Saat keduanya melintas di lokasi proyek pembangunan klinik, Gilang yang masih berada di lokasi proyek tanpa sengaja melihat keduanya melintas. Tatapan mata Gilang nampak dingin menatap wajah Naomi meski Naomi tidak melihat ke arahnya.

“Ternyata dia terlibat cinta lokasi di sini.” Gumam Gilang tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun dari sosok Naomi yang semakin menjauh dari dirinya.

Motor yang dikendarai Raka terus melaju di jalanan desa. Beberapa warga yang melihat mereka terdengar menyapa. Beberapa dari mereka ada yang senang melihat kedekatan mereka berdua. Namun, ada juga yang tidak senang melihatnya. Salah satunya Sindy. Anak Pak Ramzi yang melihat keduanya melintas di depan rumahnya.

“Sialan. Berani sekali Dokter Naomi berboncengan dengan Raka!” Kedua tangan Sindy terkepal erat. Rasa cintanya yang begitu besar pada Raka, membuatnya tidak suka melihat Naomi berdekatan dengan Raka.

“Pasti dia sudah menggoda Raka sampai Raka mau mengantarkannya pulang seperti itu!” Pemikiran Melati semakin buruk saja pada Naomi. “Awas saja dia. Akan aku buat dia menyesal karena udah berani mendekati Raka!” Sambung Sindy dengan amarah yang terasa semakin memuncak di hatinya.

Tak lama berselang, motor milik Raka sudah tiba di depan rumah kontrakan Naomi. Setelah turun dari atas jok motor, Naomi tersenyum menatap wajah Raka.

“Terima kasih sudah mengantarkan aku pulang, Raka.”

Raka membalas senyuman Naomi. “Sama-sama. Lain kali mari kita pulang bersama lagi.” Tawar Raka.

Naomi tersenyum saja. Di dalam hati dia menolak keras tawaran Raka. Sudah cukup dia pulang bersama Raka kali ini. Tidak untuk hari berikutnya.

“Ya sudah, kalau begitu aku pulang dulu.” Pamit Raka. Naomi mengiyakannya. Dia masih setia berada di depan rumah memperhatikan pergerakan motor Raka hingga akhirnya lenyap dari pandangannya.

Setelah tak lagi melihat sosok Raka, Naomi hendak masuk ke dalam rumah. Namun, pergerakannya terhenti saat mendengar suara mesin motor yang terdengar berhenti tak jauh dari rumah kontrakannya berada.

“Gilang!” Naomi terkesiap melihat sosok Gilang yang baru saja turun dari atas motor. Dan kini, pria itu melangkah masuk ke dalam rumah kontrakan yang berada tepat di sebelah rumah kontrakan Naomi tanpa memberikan sapaan pada Naomi lebih dulu meski pria itu bisa melihat sosok Naomi.

“Dia tinggal di sebelah kontrakan aku?”lirih Naomi dengan jantung yang kembali berdetak kencang seperti saat melihat sosok Gilang tadi pagi.

***

Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 seperti biasanya.

NB : Kalau bisa satu orang berikan 5 komentar persatu bab ya. Terima kasih sayang🤍🌺

Terpopuler

Comments

faridah ida

faridah ida

laah ternyata Gilang tinggal di sebelah nya ,... harus punya kesabaran penuh nih Naomi menghadapi Gilang setiap hari ...😁🤭

2025-03-10

4

Sri Murtini

Sri Murtini

konflik dimulai.....pilih Gilang atau pak dokter kandungan.....ada jg yg julid ....melati..ayo thor bikin yg seru

2025-03-10

3

Teti Usmayanti

Teti Usmayanti

bisa aja Gilang, diam2 jg suka Khan sm Naomi. sok2an acuh, cuek, muka datar dingin kyk kulkas 12 pintu.

2025-03-10

3

lihat semua
Episodes
1 PML 1 - Pertemuan Tak Terduga
2 PML 2 - Tinggal Bersebelahan
3 PML 3 - Gilang Yang Menyebalkan
4 PML 4 - Digrebek Warga
5 PML 5 - Jalan Keluar
6 PML 6 - Tidak Punya Pilihan
7 PML 7 - Kenapa Harus Menikah Dengannya?
8 PML 8 - Tidur Di Rumah Yang Sama
9 PML 9 - Tolong Jaga Naomi
10 PML 10 - Aku Tidak Pulang
11 PML 11 - Kejadian Lima Tahun Lalu
12 PML 12 - Jangan Mengabaikannya
13 PML 13 - Menunggu Penjelasan
14 PML 14 - Jangan Ikut Campur
15 PML 15 - Aku Hanya Memastikannya
16 PML 16 - Amarah Gilang
17 PML 17 - Frustrasi?
18 PML 18 - Sudah Biasa Seperti Ini
19 PML 19 - Kepulangan Melvina
20 PML 20 - Mengabdi Kembali?
21 PML 21 - Melvina…
22 PML 22 - Aneh Sekali
23 PML 23 - Cemburu
24 PML 24 - Tidak Mau Ikut
25 PML 25 - Gilang Yang Menyebalkan
26 PML 26 - Merindukan Naomi
27 PML 27 - Sekretaris Baru Gilang
28 PML 28 - Berdebat Lagi
29 PML 29 - Tidak Perlu Mengajaknya
30 PML 30 - Menikah Ulang?
31 PML 31 - Tidak Sibuk
32 PML 32 - Apa Dia Serius?
33 PML 33 - Jangan Berbohong!
34 PML 34 - Takut Darah?
35 PML 35 - Mengintrogasi Debby
36 PML 36 - Mode Cemburunya Kambuh
37 PML 37 - Hubungan Yang Lebih Baik
38 PML 38 - Semakin Tidak Ramah
39 PML 39 - Tidak Senang
40 PML 40 - Aku Tidak Nyaman
41 PML 41 - Jantungkuuu
42 PML 42 - Melawan
43 PML 43 - Nikahi Saja Dia!
44 PML 44 - Tidak Akan Berpisah!
45 PML 45 - Jauhi Melvina?
46 PML 46 - Debby Ikut Marah
47 PML 47 - Kembali Memaafkan
48 PML 48 - Berjalan Sesuai Harapan (Sah!!)
49 PML 49 - Ridho Suami?
50 PML 50 - Meminta Hak Sebagai Suami
51 PML 51 - Unboxing!!
52 PML 52 - Sama-sama Menjaga Hati
53 PML 53 - Jangan Salahkan Naomi!
54 PML 54 - Dia Mencintaiku?
55 PML 55 - Aku Tahu Kamu Mencintainya
56 PML 56 - Drama Melvina
57 PML 57 - Apa Kamu Sudah Yakin?
58 PML 58 - Perdebatan Panas
59 PML 59 - Menjodohkan Melvina
60 PML 60 - Perjodohan
61 PML 61 - Malu-malu Mau
62 PML 62 - Bagaimana Kalau Hamil?
63 PML 63 - Jelas, Aku Mencintaimu
64 Bab 64 - Sejak Kapan Mencintaiku?
65 Bab 65 - Terpaksa Berpura-pura
66 Bab 66 - Semoga Berjodoh
67 Bab 67 - Berpikirlah, Naomi…
68 Bab 68 - Sungguh Tak Nyaman
69 Bab 69 - Pacaran!!
70 Bab 70 - Sama-sama Menjaga
71 Sekilas Info
72 PROMO KARYA BARU -IPAR PERUSAK RUMAH TANGGA
Episodes

Updated 72 Episodes

1
PML 1 - Pertemuan Tak Terduga
2
PML 2 - Tinggal Bersebelahan
3
PML 3 - Gilang Yang Menyebalkan
4
PML 4 - Digrebek Warga
5
PML 5 - Jalan Keluar
6
PML 6 - Tidak Punya Pilihan
7
PML 7 - Kenapa Harus Menikah Dengannya?
8
PML 8 - Tidur Di Rumah Yang Sama
9
PML 9 - Tolong Jaga Naomi
10
PML 10 - Aku Tidak Pulang
11
PML 11 - Kejadian Lima Tahun Lalu
12
PML 12 - Jangan Mengabaikannya
13
PML 13 - Menunggu Penjelasan
14
PML 14 - Jangan Ikut Campur
15
PML 15 - Aku Hanya Memastikannya
16
PML 16 - Amarah Gilang
17
PML 17 - Frustrasi?
18
PML 18 - Sudah Biasa Seperti Ini
19
PML 19 - Kepulangan Melvina
20
PML 20 - Mengabdi Kembali?
21
PML 21 - Melvina…
22
PML 22 - Aneh Sekali
23
PML 23 - Cemburu
24
PML 24 - Tidak Mau Ikut
25
PML 25 - Gilang Yang Menyebalkan
26
PML 26 - Merindukan Naomi
27
PML 27 - Sekretaris Baru Gilang
28
PML 28 - Berdebat Lagi
29
PML 29 - Tidak Perlu Mengajaknya
30
PML 30 - Menikah Ulang?
31
PML 31 - Tidak Sibuk
32
PML 32 - Apa Dia Serius?
33
PML 33 - Jangan Berbohong!
34
PML 34 - Takut Darah?
35
PML 35 - Mengintrogasi Debby
36
PML 36 - Mode Cemburunya Kambuh
37
PML 37 - Hubungan Yang Lebih Baik
38
PML 38 - Semakin Tidak Ramah
39
PML 39 - Tidak Senang
40
PML 40 - Aku Tidak Nyaman
41
PML 41 - Jantungkuuu
42
PML 42 - Melawan
43
PML 43 - Nikahi Saja Dia!
44
PML 44 - Tidak Akan Berpisah!
45
PML 45 - Jauhi Melvina?
46
PML 46 - Debby Ikut Marah
47
PML 47 - Kembali Memaafkan
48
PML 48 - Berjalan Sesuai Harapan (Sah!!)
49
PML 49 - Ridho Suami?
50
PML 50 - Meminta Hak Sebagai Suami
51
PML 51 - Unboxing!!
52
PML 52 - Sama-sama Menjaga Hati
53
PML 53 - Jangan Salahkan Naomi!
54
PML 54 - Dia Mencintaiku?
55
PML 55 - Aku Tahu Kamu Mencintainya
56
PML 56 - Drama Melvina
57
PML 57 - Apa Kamu Sudah Yakin?
58
PML 58 - Perdebatan Panas
59
PML 59 - Menjodohkan Melvina
60
PML 60 - Perjodohan
61
PML 61 - Malu-malu Mau
62
PML 62 - Bagaimana Kalau Hamil?
63
PML 63 - Jelas, Aku Mencintaimu
64
Bab 64 - Sejak Kapan Mencintaiku?
65
Bab 65 - Terpaksa Berpura-pura
66
Bab 66 - Semoga Berjodoh
67
Bab 67 - Berpikirlah, Naomi…
68
Bab 68 - Sungguh Tak Nyaman
69
Bab 69 - Pacaran!!
70
Bab 70 - Sama-sama Menjaga
71
Sekilas Info
72
PROMO KARYA BARU -IPAR PERUSAK RUMAH TANGGA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!