Violence At School : Sin And Righteousness
Sebuah Awal Dari Segalanya
Di hari pertama sekolah, Bhima Bening Adimurti bangun dengan perasaan yang tidak enak. Ayahnya, yang selalu mengharapkan Bhima menjadi pewaris keluarga, telah membuatnya merasa tidak cukup baik.
awan
"Kau hanya perlu belajar seperti siswa umumnya, jangan mimpi jadi pewaris,"
kata ayahnya dengan nada yang keras.
awan
"Kau lemah dan lebih buruk dari kakak mu."
Bhima merasa sakit hati, tapi dia tidak ingin menunjukkan perasaannya.
Dia memutuskan untuk membuktikan kepada ayahnya bahwa dia bisa menjadi lebih kuat.
Di sekolah, Bhima bertemu dengan seorang siswa pindahan dari Jepang bernama Odo Satoru.
Odo memiliki penampilan yang unik, dengan bandana merah dan tato bunga mawar di tangan kanannya.
Odo langsung menarik perhatian Bhima dengan perkenalannya yang sombong.
odo satoru
"Aku Odo Satoru, dan aku akan menguasai sekolah ini,"
kata Odo dengan senyum yang licik
Setelah Odo selesai berkenalan, giliran Bhima untuk berkenalan di depan kelas.
Bhima berdiri dengan santai dan memandang teman-teman sekelasnya dengan mata yang tidak terlalu peduli.
Bhima
"Hai, aku Bhima Bening Adimurti,"
Bhima
''Aku tidak memiliki kelebihan apa pun, tapi aku akan menjadi yang terkuat di sekolah ini."
Bhima duduk kembali ke tempat duduknya tanpa menunggu reaksi dari teman-teman sekelasnya. Odo memandang Bhima dengan mata yang sedikit terkejut, tapi juga sedikit penasaran.
odo satoru
"Guru, boleh aku bertanya?"
odo satoru
"Apa yang membuat kamu yakin bisa menjadi yang terkuat di sekolah ini, Bhima?"
Bhima memandang Odo dengan mata yang santai.
Bhima
"Aku tidak yakin, tapi aku akan mencoba."
Kelas menjadi sunyi sejenak, tapi kemudian teman-teman sekelas Bhima mulai berbisik-bisik dan memandang Bhima dengan mata yang penasaran
Guru kelas, Pak Mathias, memandang Bhima dengan mata yang penasaran.
odo satoru
"Baiklah, Bhima. Aku ingin melihat bagaimana kamu akan mencoba menjadi yang terkuat di sekolah ini."
Odo tersenyum dan memandang Bhima dengan mata yang menantang.
odo satoru
"Aku tidak sabar untuk melihat bagaimana kamu akan mencoba, Bhima."
Bhima tidak memperdulikan Odo dan memandang Pak Mathias dengan mata yang santai.
Bhima
"Terima kasih, Pak. Aku akan mencoba."
Kelas menjadi sunyi sejenak, tapi kemudian teman-teman sekelas Bhima mulai berbisik-bisik dan memandang Bhima dengan mata yang penasaran.
Tiba-tiba, bel berbunyi dan menandakan akhir dari jam pertama. Bhima dan teman-teman sekelasnya keluar dari kelas dan menuju ke lapangan untuk beristirahat.
Odo mendekati Bhima dan memandangnya dengan mata yang menantang.
odo satoru
"Ayo, Bhima. Mari kita lihat siapa yang lebih kuat."
Bhima memandang Odo dengan mata yang santai.
Bhima
"Aku tidak ingin bertarung dengan kamu, Odo."
Odo tersenyum dan memandang Bhima dengan mata yang licik.
odo satoru
"Aku tidak peduli. Aku akan membuat kamu bertarung dengan aku."
Bhima menghela napas dan memandang Odo dengan mata yang serius.
Bhima
"Baiklah, aku akan bertarung dengan kamu. Tapi jangan menyesalinya."
Bhima dan Odo berjalan ke tengah lapangan, di mana teman-teman sekelas mereka sudah berkumpul untuk menonton pertarungan.
Pak Mathias juga ada di sana, memandang Bhima dan Odo dengan mata yang penasaran.
Comments