Menjadi Istri Yang Baik

Menjadi Istri Yang Baik

MIYB 1

"Mika, ayo!"

Tersadar dari lamunannya, Mika mengarahkan pandangannya pada satu-satunya pintu di ruangan tersebut. Berdiri seorang perempuan mengenakan dress panjang dengan rambut yang digelung dengan cantik.

"Kok diam aja? Sekarang giliran kamu buat masuk."

Tangan Mika ditarik oleh perempuan itu yang tak lain adalah saudari tirinya, Shella. Mengikuti langkah Shella, Mika ditarik menghampiri sosok sang Papa yang telah menunggunya.

"Kamu ini dipanggil dari tadi kok gak datang-datang," keluh Tama melingkarkan tangan Mika pada lengannya.

Dengan menggandeng sang Papa, Mika memasuki aula tempat pernikahannya. Berjalan menyusuri altar yang telah dihias dengan indah. Di ujung lain, seorang pria dengan jas hitam duduk di atas kursi roda. Walau duduk di kursi roda, wajah tampan dan mendominasinya tak kurang sedikitpun. Masih sama seperti yang ada di dalam ingatan Mika di kehidupan sebelumnya.

Tangan hangat yang menggenggamnya menyadarkan Mika dari kenangan kehidupan masa lalunya. Menatap pria di sampingnya Mika bertekad akan merubah kesengsaraan di hidup sebelumnya.

Setelah upacara pernikahan, Mika menemani Gavin, suaminya menemui kerabat mereka satu persatu.

Mika ingat disinilah pertama kali dirinya mempermalukan sang suami. Secara terang-terangan memasang wajah marah dan benci di hari bahagia itu. Bahkan terang-terangan mengeluh pada orang tuanya karena menikahkannya dengan Gavin yang cacat.

Namun, Mika yang sekarang bukanlah Mika di kehidupan sebelumnya. Sejak sadar jika dirinya kembali ke tujuh tahun lalu, Mika sudah membulatkan tekadnya untuk merubah semua hal buruk di kehidupan sebelumnya.

"Mika?"

Tubuh Mika tersentak. Matanya menatap Gavin yang menatapnya dengan dahi berkerut.

"Maaf. Ayo pergi."

Mika mendorong kursi roda Gavin untuk menemui orang tuanya lebih dulu. Walau matanya tak menunjukkan ekspresi apapun. Tapi, dalam hati Mika sudah memikirkan jika saat ini adalah waktu yang tepat untuk memutuskan hubungan yang mencekiknya.

"Pa, Ma..."

Pasangan paruh baya itu menatap pengantin baru dengan senyum dan haru di wajahnya. Sayangnya Mika sudah tahu orang seperti apa dua orang yang mengaku orang tuanya itu dan Mika tidak ingin terjebak lagi dalam tipu muslihat mereka.

"Mika, sayang~" Jena memeluk putri tirinya dengan tangisan bahagia. Sebagian tamu yang hadir dan mengenal keluarga mereka tahu jika Jena selalu memperlakukan Mika lebih baik dari putri kandungnya sendiri. Membuat sosok Jena selalu dipuji sebagai Ibu yang baik bahkan pada anak tirinya.

"Mama senang akhirnya kamu mau menikah dengan Gavin. Selamat ya sayang. Mama harap pernikahan kalian akan selalu diberikan keberkahan."

Dengan senyum palsunya Mika balas memeluk Jena. "Terima kasih karena Mama selama ini sudah merawat Mika dengan baik."

"Sama-sama sayang. Mama pasti merawat kamu dengan baik. Bagaimanapun juga kamu tetap anak Mama walau bukan Mama yang melahirkan kamu," ucap Jena haru.

"Benar. Bagaimanapun kamu dan Shella selalu sama dimata Mama dan Papa," Tama memperjelas perkataan istrinya lalu memeluk dan mendoakan kebahagian pernikahan Mika dan Gavin.

"Shella bahagia untuk Kak Mika. Shella harap kalian bahagia selamanya dan cepat punya momongan," malam Ini Shella berpenampilan cantik manis. Dengan gaun selutut bewarna peach membuatnya terlihat bersih dan polos.

Dengan wajah cantik dan perilaku manis di depan umum. Membuat Shella dikenal sebagai aktris yang bertutur kata lembut dan juga berperilaku baik di mata semua orang

Dengan wajah dan perilakunya Shella layaknya seorang putri di dalam industri hiburan. Memiliki banyak penggemar dan orang-orang yang merawatnya dengan baik. Apalagi tutur kata dan perilakunya membuatnya di sukai banyak orang.

Sedangkan Mika yang lebih dulu terjun ke dunia hiburan memiliki sikap seperti sumbu pendek. Meskipun dia bekerja secara profesional dan baik tapi dengan sifat pemarah dan mudah tersinggung membuat banyak orang kurang nyaman bekerja dengannya. Tak menutupi juga masih ada beberapa orang di industri hiburan masih suka bergaul dengan Mika karena menurut mereka kemarahan Mika bukanlah tanpa alasan. Apalagi keprofesionalan yang dimilikinya membuatnya cukup dikenal dikalangan para sutradara walau bukan seorang bintang besar.

"Makasih atas doanya untuk pernikahan Mika. Mika harap Papa dan Mama juga tetap sehat dan panjang umur untuk menjadi saksi kebahagiaan pernikahan Mika. Begitu juga kamu Shella, kakak harap kamu tetap sukses seperti ini."

"Walau Mika sebelumnya adalah putri kesayangannya Papa dan Mama. Mika tahu sekarang Mika adalah istri dan menantu orang lain. Jadi, Mika akan membiasakan diri dengan status Mika saat ini dan mencoba mengurangi mengganggu Papa dan Mama," Mika memasang wajah sedih menatap kedua orang tuanya.

"Walau kamu sudah menikah kamu masih anak Mama sama Papa. Pintu rumah tetap terbuka buat kamu jika kamu mau pulang kapanpun itu," Jena menepuk-nepuk pelan punggung tangan Mika.

Mika menggeleng dengan sedih, "gak, Ma. Bagaiman juga Mika sudah menikah. Secara hukum Mika bukan lagi keluarga kalian. Walau kita masih memiliki hubungan darah, tapi di beberapa hal lainnya Mika gak boleh usik kalian. Begitu juga Papa, Mama dan Shella."

Mika mengusapkan jari telunjuknya ke bawah mata seolah-olah hendak menangis, "Mika sama suami menemui keluarga yang lain dulu ya ..."

Tanpa menjelaskan lebih lanjut, Mika segera mendorong kursi roda Gavin menjauh dari tiga orang yang tersebut.

Gavin tak banyak bicara selain mengobrol sepatah dua kata pada kedua mertuanya. Dia hanya duduk di kursi roda mendengar ucapan perempuan yang baru saja menjadi istrinya.

Tentu saja Gavin mencari informasi seputar keluarga istrinya tersebut. Bahkan dia tahu tentang penolakan Mika pada pernikahan mereka. Tapi dihadapannya saat ini bukan hanya mau menikah tapi Mika bahkan tersenyum bahagia membuat Gavin bertanya-tanya tentang keaslian informasi yang ia dapatkan.

"Ini Papa dan Mama saya. Kamu pasti sudah bertemu mereka kan?" Mika mengangguk lalu menyapa kedua orang tua suaminya bergantian.

Sebelum pernikahan, memang diadakan acara pertemuan keluarga. Sayangnya Gavin tidak pernah hadir sekalipun. Sedangkan Mika selalu hadir tapi berperilaku kasar dihadapan mereka.

Anita, Mama Gavin memasang wajah kesal saat memandang Mika yang saat ini sudah menjadi menantunya. Sedangkan suaminya masih memasang senyum dan memandang Mika dengan ramah.

Sejak awal Devano jugalah yang menginginkan putranya untuk menikahi Mika. Devano adalah orang yang sangat Mika hormati sejak bangun dari kehidupan sebelumnya. Jika bukan karena perhatian dan perawatan Devano di kehidupan sebelumnya Mika mungkin sudah lama menghembuskan nafas terakhirnya.

Walau Mika tak mengerti alasan Devano menikahkannya dengan Gavin atau alasan perhatian yang selama ini ia terima. Mika tetap menghormati Devano jauh di atas Papanya sendiri.

"Gavin, kamu harus jaga istri kamu bagaimana pun caranya. Jangan pernah sakiti dia. Paham kamu?"

"Gavin paham, Pa."

"Mama harap pernikahan kalian bertahan lama," ucap Anita agak kesal dan terpaksa. Bahkan enggan menatap menantu perempuannya. Jika bukan karena menjaga wajah sang suami atau martabat keluarganya, Anita memilih tak datang ke pernikahan putra bungsunya.

Meninggalkan kedua orang tuanya. Gavin membawa Mika menemui keluarga Kakaknya. Pandangan Mika tertuju pada keponakan suaminya. Pria seumuran dengannya yang mengenakan jas biru tua.

Di kehidupan sebelumnya alasan Mika menolak mentah-mentah pernikahan ini adalah karena sosok Alan, keponakan suaminya. Mika jatuh cinta pada Alan sejak masa sekolah tapi itu hanya cinta sepihak karena Alan hanya menyimpan perasaannya untuk Shella. Walau begitu saat sudah menikah Mika masih saja memberikan perhatian kepada Alan dan membawa petaka untuk dirinya sendiri.

Tapi, di kehidupan ini tentu saja akan berbeda. Bukan hanya tak akan memberikan perhatian, Mika juga tak akan pernah berpikir untuk menatap Alan sedikitpun. Sebelumnya Mika tidak tahu jika Alan dan Shella menjalin hubungan. Membuatnya menjadi bidak catur mereka berdua dan membuat dirinya menjadi pelaku semua kejahatan.

Mika menatap pria yang duduk di kursi roda sekali lagi. Pria yang lebih tua sepuluh tahun darinya itu sekali lagi menjadi suaminya. Walau usia Gavin dua per tiga usia orang tuanya, menurut Mika wajahnya masih jauh lebih muda dan tampan. Bahkan tetap sama seperti terakhir kali dia melihat sebelum meninggal.

Sekarang Mika tahu yang sebenarnya dan Mika tidak ingin melakukan kebodohan yang sama. Dia bertekad akan sepenuhnya memihak sang suami dan membantu menyingkirkan orang-orang jahat tak berguna di sekitar mereka.

Terpopuler

Comments

Athena_25

Athena_25

kk aku mampir.. udh ku subs aku ikuti pelan-pelan mampir juga di ceritaku y, Second Life Of Calista

2025-07-19

1

elz.

elz.

baru bab 1 udah seru 👍

2025-07-18

1

elica

elica

halo kak aku mampir nih😁✨
jangan lupa mampir di ceritaku yaa🤩

2025-07-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!