Terkepung!

•••

Niren terus melangkah perlahan di atas tanah basah, sesekali berpegangan pada batang pohon besar agar tidak kehilangan keseimbangan.

Kakinya yang putih pucat dan polos terasa perih setiap kali menyentuh akar-akar yang mencuat dari tanah. Rambut pirangnya tersurai lembut seiring angin berhembus dengan hawa dingin yang perlahan mulai menusuk kulitnya, sementara gemuruh petir masih menggema di langit, menambah kesan mencekam di tengah kegelapan malam.

Di depannya, peta hologram melayang dengan cahaya redup, menunjukkan tujuan yang harus ia capai—Desa Lunaris tempat yang direkomendasikan oleh Key, sistem yang kini mendampinginya.

"Key, apakah perjalanan ini masih jauh?" tanyanya dengan nada lembut, meskipun ada sedikit kelelahan dalam suaranya.

["Sekitar beberapa meter lagi, tuan rumah. Apa kau merasa lelah?"]

Niren tersenyum kecil, meski wajahnya masih menyiratkan keletihan. "Sedikit... Tapi tidak apa-apa, aku bisa terus berjalan." Tangannya mengusap pergelangan kakinya yang terasa nyeri.

Namun, setelah beberapa langkah lagi, tubuhnya mulai kehilangan tenaga. Dengan suara yang lebih lirih, ia kembali bertanya, "Key... apakah tidak ada cara lain untuk sampai lebih cepat? Seperti... alat transportasi misalnya?"

["Tentu Key punya! Tapi sayangnya, fitur itu belum bisa terbuka saat ini karena tuan rumah masih belum berada di level 1..."] tulis sistem itu, bahkan menambahkan emotikon sedih di layar hologram.

Niren tersenyum tipis. "Begitu, ya... Baiklah, kalau begitu aku akan berjalan pelan-pelan saja..."

Oke, aku lanjutkan dengan tetap mempertahankan karakter Niren yang lembut dan suasana yang mencekam!

Niren baru saja hendak melangkah lagi ketika suara gemerisik tiba-tiba terdengar dari semak-semak di sampingnya.

Ia menoleh dengan waspada, jantungnya berdegup kencang. Dalam gelap, sesuatu merayap perlahan, mengeluarkan suara gesekan mengerikan di atas tanah basah.

Matanya membelalak saat sesosok makhluk besar menyeruak dari bayangan pepohonan—seekor kelabang raksasa, tubuhnya hitam berkilap dengan kaki-kaki tajam yang bergerak cepat. Niren tersentak mundur, napasnya tercekat.

Deg!.

"A-apa itu...?" bisiknya ketakutan.

Namun, sebelum ia bisa bergerak lebih jauh, kakinya tersandung akar pohon. Tubuh mungilnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke tanah. Tangannya yang gemetar berusaha menopang diri, namun tatapannya tetap terkunci pada sosok mengerikan di depannya.

Kelabang raksasa itu berhenti bergerak. Lalu, di hadapan Niren yang masih menggigil ketakutan, tubuh serangga itu mulai berubah. Bentuknya bergeser, melengkung, hingga perlahan menyerupai sosok manusia.

Namun, bukan manusia biasa.

Makhluk itu kini berdiri tegap dalam wujud seorang pria tampan, tetapi aura yang dipancarkannya tetap mengintimidasi. Kulitnya pucat dengan mata merah gelap yang berkilauan—seakan terpaku melihat sosok itu di bawah cahaya bulan.

Rambut panjang hitam keunguan jatuh hingga ke punggungnya, dan meskipun tubuh bagian atasnya tampak seperti manusia, bagian bawahnya tetap menyerupai kelabang besar dengan ekor panjang yang melingkar di tanah.

Dan itu... Mengerikan!!.

Senyumnya tipis, hampir seperti mengejek, saat menatap Niren yang masih terduduk ketakutan.

"Seorang betina?"ia menaikkan alisnya lalu perlahan mendekatkan tubuhnya mencoba mencium aromanya penuh minat"kelinci kecil... Apahkah kau tersesat di hutan malam, hm?" Suaranya dalam, sedikit berbisik, tetapi penuh tekanan.

Niren menelan ludah, tubuhnya masih kaku. Hawa dingin menyelimuti dirinya, namun yang lebih menakutkan adalah tatapan pria itu—seolah ia adalah mangsa yang baru saja terperangkap dalam sarang pemangsa.

Mata merah gelab itu semakin mengkilat seiring tubuhnya berjalan mendekati Niren di sana.

"Gotcha! Aku tidak mencium tanda² kepemilikan pasangan di tubuhmu, betina? Kalo begitu.. jadilah pasangan ku, aku bisa memberikanmu banyak bayi-bayi kelabang nantinya."senyum jahat terpatri di sana membuat Niren semakin bergetar hebat mendengar.

Niren sontak menggeleng tegas bersamaan suara peringatan bahaya dari key sistemnya terdengar di telinga kelincinya.

Ding!

[Laporan Data Target!]

[⚠️ Bahaya! Tuan rumah, Anda telah bertemu dengan individu berbahaya tingkat tinggi!]

[Nama] : Zephiron Iktar.

[Ras] : Insectaria – Klan Kelabang Hitam

[Usia] : 23 tahun.

[Tingkatan] : Level A+ (Elit Insectaria)

[Kesuburan] : Tingkat A → Mampu menghasilkan keturunan yang kuat dan adaptif, tetapi tidak sebanding dengan tingkat SSS atau A+.

[Kemampuan] :

Racun Kelabang Iktar ☠️ → Dapat melumpuhkan lawan hanya dengan satu gigitan.

Gerakan Phantom ⚡ → Kecepatan tinggi yang hampir tak kasat mata.

Eksoskeleton Baja 🛡️ → Kulit sekeras baja, sulit ditembus oleh serangan biasa.

Mimikri Tingkat Tinggi 🌀 → Dapat berubah antara wujud kelabang raksasa dan manusia sesuai keinginan.

[Kelemahan] :

Sensitivitas Cahaya ☀️ → Terlalu banyak terkena cahaya matahari bisa memperlambat gerakannya.

Dingin Ekstrem ❄️ → Suhu rendah melemahkan refleks dan kekuatannya.

[Tuan rumah! Harap segera mencari cara untuk menghindari konfrontasi dengan target ini. Keselamatan Anda tidak terjamin!, jika anda melahirkan bayi kelabang itu sama saja anda bunuh diri! Cepat selamat kan nyawa anda tuan!]

Ding!

Mendengar itu, Niren seketika berdiri dan berlari sekuat tenaga, tidak peduli dengan lututnya yang berdarah atau napasnya yang mulai tersengal.

Rasa sakit itu tak sebanding dengan teror yang mengikutinya dari belakang.

CRAK!.

Zephiron langsung merayap cepat di atas tanah, kakinya yang kokoh menghancurkan pohon-pohon yang menghalangi jalannya. Tanah bergetar setiap kali tubuh besar kelabang itu bergerak dengan kecepatan yang tak masuk akal.

"Lari lah, kelinci kecil... Tapi kau tidak akan bisa pergi dariku." Suara beratnya menggema di udara, terdengar penuh keyakinan.

Niren menggigit bibirnya, air mata menggenang di mata bulatnya. Telinga kelincinya berdiri tegang, mendeteksi setiap suara di sekitarnya.

"Key! Apa yang harus kulakukan?! Aku tidak bisa menghadapi ini sendiri!"

[Tuan rumah! Berlari saja!! Aku tidak punya skill bertarung, aku hanya sistem! Kau kira aku pendekar?!]

Niren sedikit frustasi, ia terus berlari sekuat tenaga yang ia bisa. Namun, tepat saat ia berpikir untuk berbelok dan mencari jalur lain—

GRRRRHHHH!

Tiga sosok besar muncul dari depan.

Serigala.

Bukan serigala biasa—mereka lebih besar dari ukuran normal, dengan bulu halus mereka yang tampak mengilap di bawah cahaya bulan. Tatapan mata kuning mereka menusuk, penuh kewaspadaan.

Niren terhenti mendadak. Lututnya lemas, tubuhnya kehilangan keseimbangan hingga ia kembali terjatuh ke tanah.

"A-apa...?"

Angin dingin berembus, menciptakan tekanan luar biasa.

Niren menoleh ke belakang dengan napas memburu.

Di sana, Zephiron berdiri tegak, ekornya yang panjang melingkar di tanah. Matanya menyipit saat menatap ketiga serigala itu.

Sedangkan di depan, tiga serigala besar itu juga menatap Zephiron dengan sikap waspada—seolah mereka baru saja menemukan musuh alami mereka.

Niren terkepung.

Di belakangnya, kelabang pemangsa.

Di depannya, serigala misterius.

Ding!

[Sinyal individu baru terdeteksi!]

[⚠️ Level ancaman meningkat! Harap bersiap untuk kemungkinan skenario terburuk!]

Niren menelan ludah.

Jadi... sekarang bagaimana?.

>>>To Be Continued...

Terpopuler

Comments

Olin_Kim

Olin_Kim

novel nya bagus tapi kayak ada yang kurang gitu...
tapi udah bagus banget kok!

2025-03-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!