Rodiah mempersilahkan mereka untuk mengikuti langkahnya.
Mak Rodiah
Kalian siapanya Marni?
Elang
Saya keponakan nya.
Mak Rodiah
Apa?
Mak Rodiah
Jadi kamu anaknya Mirna?
Elang
Kok ibu tahu?
Mak Rodiah
Jelas aku tau. Aku nenekmu Elang. Kamu Elang kan?
Elang
Nenek!
Elang terkejut ternyata neneknya masih hidup dan masih terlihat segar bugar apalagi ia terlihat masih cukup muda bagi seusia nenek-nenek.
Mak Rodiah
Peluk nenek sini!
Ghea
Nenek?
Rodiah menatap heran Ghea
Ghea
Aku adiknya kak Elang, nek!
Elang
Iya, nek. Dia Ghea.
Mak Rodiah
Mirna meninggalkan dua orang anak rupanya? Cantik dan tampan. Nenek kangen banget sama kalian.
Mereka saling berpelukan.
Mak Rodiah
Lalu ini siapa?
Elang
Oh ..iya ini temen Elang. Guntur dan Elis.
Guntur
Guntur, nek.
Elis
Saya Elis.
Mereka mencium tangan Rodiah.
Mak Rodiah
Kebetulan beberapa hari lagi akan ada perayaan panen kalian juga bisa ikut disana.
Ghea
Perayaan panen??
Mak Rodiah
Iya, setiap sebulan sekali. Perayaan panen dirayakan besar-besaran oleh penduduk sebagai rasa syukur kita kepada leluhur memberikan desa ini kemakmuran.
Elang
Oh .. (manggut-manggut)
Hamparan sawah begitu hijau dan sejuk. Kini mereka mulai melihat satu persatu rumah warga yang masih tradisional berbentuk panggung.
Elang
Disini penduduk nya sedikit ya, nek!
Mak Rodiah
Ya begitulah, kebanyakan mereka memilih mengadu nasib ke kota. Berharap merubah kehidupan mereka menjadi lebih baik.
Guntur
Itu tempat apa ya nek?(menunjuk pada suatu tempat)
Rodiah mengikuti pandangan guntur yang menunjukkan pada suatu tempat yang tengah ia perhatikan.
Mak Rodiah
Disana tempat penyimpanan gabah kering dan padi. Seluruh hasil panen kami simpan disana dan tidak ada yang boleh masuk kesana sembarangan.
Elis
Loh kenapa nek?
Elang
Iya, padahal cuma tempat penyimpanan kan? Lagi pula itu seperti..
Mak Rodiah
Peraturan tetap peraturan siapapun tidak diperbolehkan untuk sembarangan masuk apalagi orang baru.
Comments