Hari sudah menjelang malam. Raka yang baru tiba dari hanging out dengan teman-temannya untuk acara perpisahan, merebahkan dirinya diatas kasur.
Raka menyilangkan tangannya dibawah kepalanya sambil kedua netranya menatap atap kamarnya. Hatinya enggan pulang. Gara-gara Wina, Raka dan Arkan sempat saling pukul hingga dipisahkan oleh guru Sosiologinya waktu itu.
"Berantem masalah cewek yang udah di unboxing sama cowok lain...konyol banget. " cetus Raka pelan.
Sementara itu Ocha dan teman-temannya sudah selesai makan malam dan masuk kekamar masing-masing. Mereka akan bertugas kembali ke Indonesia besok siang.
Ocha mengemasi barangnya didalam koper. Sedangkan Erin masih sibuk mencoba cardigan barunya.
"Loh kamu beli juga yang warna coklat ? tanya Ocha yang melihat temannya mengeluarkan dia cardigan maron dan coklat dari kantong belanjaan.
"Iya, lah mubazir gak dibeli juga." jawab Erin sambil cekikikan.
"Jadi punya dua beda warna?" tanya Ocha.
"Iyo lah, beli dua dapat diskon, kan lumayan hehe..." balas Erin terkekeh.
"Hmmm..." Ocha hanya berdehem saja.
"Aku pingin buka usaha Cha atau besarin toko kelontongnya ibuku. Jadi suatu saat kalo mau berhenti jadi pramugari sudah ada usaha sampingan." tukas Erin sambil bercermin melihat cardigan yang dia coba.
"Aku juga pingin buka usaha. Tapi masih bingung usaha apa. " balas Ocha.
"Ibumu kan pintar bikin botok sih cha, botoknya ibumu enak semua. Dan gak cepet bau walaupun gak dipanasi busa tahan 24 jam. sahut Erin sambil melepas cardigannya dan melipat kembali.
"Iya sih." tempat Ocha.
"Ya itu pasarkan bestie, pasang di sosmedmu, konten kreator kok gak cerdas." ujar Erin sambil melempar bantal bintangnya warna kuning ke muka Ocha.
Ocha pun tertawa dan melempar balik bantal itu ke arah Erin. Mereka lalu tertawa bersama.
"Iya juga idemu masuk, ibuku juga pintar masak menu yang lain sebetulnya. Tapi ibuku lebih fokus ke botok." ucap Ocha.
"Teman-teman kita sering pesan botoknya ibumu. Istrinya kapten Firmansyah ya rutin pesan. Pilot, kopilot, pramugari, pramugara, pegawai garuda airlines sampai yang jaga tower juga pesan botoknya ibumu." ucap Ocha.
"Iya nanti aku coba ngomong sama ibuku, mau apa gak dibukain warung botok dan menu masakan lainnya." jawab Ocha.
"Iya aku yakin laris botoknya ibumu.Selama ini kan cuman nitip diwarung aja sama nerima pesanan toh. Kalo buka warung sendiri untungnya lebih banyak. Dan kamu juga buka lapangan pekerjaan kepada orang lain." tukas Erin.
"Ibuku yo kadang kewalahan kalo terima orderan botok. Sampai dibantu tetanggaku untuk produksi." ucap Ocha.
"Berarti botoknya ibumu banyak yang suka, itu saja jadikan usahamu, siapa tau kamu bisa buka warung makan menu botok khas bu Ninik." jawab Erin
"Masuk idemu na, nanti aku rembukan dulu sama ibuku." ucap Ocha.
TING
Tiba-tiba sebuah pesan we-a masuk ke ponsel Erin lalu Erin membuka isi pesan tersebut yang dari ibunya.
"Baru bahas botok, ibuku pesen botok." ucap Erin tergelak.
"Pesan botok apa? Kok gak langsung japri ibuku saja." tanya Ocha.
"Kasih tau aku habis pesan botok di ibumu, aku disuruh bayari botoknya dan uangnya dititipkan ke kamu." jawab Erin tepok jidat.
TING
Ganti ponsel Ocha yang berbunyi ada pesan masuk ke we-a nya.
"Lah ini ibuku juga japri katanya uang buat bayar botok pesanan ibumu dititipkan kamu. " ucap Ocha tertawa ngakak.
"Dasar emak-emak. Ya sudah uangnya aku kasihkan sekarang supaya gak lupa." kata Erin lalu membuka dompetnya mengambil uang untuk membayar botok buatan ibunya Ocha.
"Thanks Er. Tidur yuk, aku dah ngantuk." ajak Ocha sambil merebahkan tubuhnya diatas kasur dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Iya masih nanggung, kurang sedikit lagi packing bajuku selesai. Tidur saja dulu, habis ini aku nyusul." jawab Erin yang tidak dibalas oleh Ocha karena dia sudah pindah ke alam mimpi.
Keesokan harinya, tiba waktunya kru pilot Firmansyah bersiap-siap kembali ke Indonesia. Ocha dan teman-temannya sudah berada didalam pesawat, mereka menjalankan rutinitas sebelum terbang seperti menyiapkan alat peraga keselamatan, mengecek lavatory dan lain-lain.
Itu lah sebabnya mereka para awak pesawat harus tiba dibandara tiga jam sebelum pesawat mempersilahkan para penumpang untuk masuk kedalam pesawat.
Setelah semua tugas mereka selesai, Sandra dan yang lain siap menyambut para penumpang masuk kedalam pesawat Garuda Airlines tipe airbus. Dimana ada dua tingkat atas dan bawah.
Ocha, Erin, Doni, Reno berada di lantai dua menyambut para penumpang first class. Sedangkan Sandra, Andien, Bima dan Reza bertugas di pintu masuk pesawat.
Raka adalah salah satu penumpang dimana Ocha bertugas. Dia membeli tiket first class yang sukses membuat orang tuanya ngomel. Karena harganya sangat mahal. Karena sudah terlanjur pesan dan Raka mengancam gak jadi pulang, mau gak mau orang tuanya menuruti kemauan putranya.
Raka mengantri bersama penumpang first class lainnya untuk masuk pesawat, mereka disambut ramah oleh awak pesawat. Lalu Raka dan penumpang lainnya dipersilahkan naik ke lantai dua.
Raka yang baru pertama kali merasakan naik pesawat first class merasa senang sekali. Dia dipandu oleh pramugara menuju nomor kursinya. Setelah itu Erin memberikan welcome drink kepadanya.
"Begini rasanya berada di first class harga tiket 12 juta, langsung dilayani, dikasih welcome drink." gumam Raka dalam hati.
Kursi yang lebar dan bisa dibuat tidur membuat Raka makin nyaman berada di kursi first class. Raka memakai headseat dan sibuk mengutak atik layar televisi dan dia tidak memperhatikan Ocha yang berdiri didekat kursinya membantu seorang penumpang.
Setelah semua penumpang masuk terdengar suara capten pilot memberi pengumuman bahwa pesawat akan segera take off.
Good afternoon passengers. This is captain Firmansyah speaking. On behalf of the entire crew, welcome aboard our flight today from Los Angeles to Surabaya. Our flight time will be of 24 hours and thirty minutes, transit Hongkong and Jakarta. We will be flying at an altitude of 35,000 feet at a ground speed of 500 miles per hour.
Before we take off, I would like to remind you to fasten your seatbelts securely. To fasten your seatbelt, insert the metal tip into the buckle and tighten by pulling on the loose end of the strap. To release your seatbelt, lift the upper portion of the buckle.
Please keep your seatbelt fastened at all times while you are seated. When the seatbelt sign is on, you must return to your seat and fasten your seatbelt. Even when the sign is off, we recommend that you keep your seatbelt fastened in case we encounter unexpected turbulence.
Wearing a seatbelt is not only a regulation but also a safety measure that can save your life in case of an emergency. It can prevent you from being thrown around or ejected from your seat during a sudden stop or impact.
Thank you for choosing our airline and for your attention. We hope you enjoy your flight with us today.
[Selamat siang penumpang. Ini kapten Firmansyah yang berbicara. Atas nama seluruh kru, selamat datang di penerbangan kami hari ini dari Los Angeles ke Surabaya. Waktu penerbangan kami adalah satu hari tiga puluh menit transit Di hongkong dan Jakarta. Kami akan terbang di ketinggian 35.000 kaki dengan kecepatan gerak 500 mil per jam. Sebelum kita lepas landas, saya ingin mengingatkan Anda untuk mengencangkan sabuk pengaman Anda dengan aman.
Untuk mengencangkan sabuk pengaman Anda, masukkan ujung logam ke dalam gesper dan kencangkan dengan menarik ujung tali yang longgar. Untuk melepaskan sabuk pengaman Anda, angkat bagian atas gesper.
Harap tetap mengencangkan sabuk pengaman Anda setiap saat saat Anda duduk. Ketika tanda sabuk pengaman menyala, Anda harus kembali ke tempat duduk Anda dan mengencangkan sabuk pengaman Anda.
Bahkan ketika lambu dimatikan, kami menganjurkan agar Anda tetap mengenakan sabuk pengaman jika terjadi turbulensi yang tidak terduga. Mengenakan sabuk pengaman bukan hanya sekedar peraturan tetapi juga tindakan keselamatan yang dapat menyelamatkan nyawa Anda jika terjadi keadaan darurat. Hal ini dapat mencegah Anda terlempar atau terlempar dari tempat duduk saat berhenti mendadak atau terjadi benturan.
Terima kasih telah memilih maskapai kami dan atas perhatian Anda. Kami harap Anda menikmati penerbangan Anda bersama kami hari ini.]
Setelah kapten pilot berbicara, pesawat berlahan berjalan menuju landasan pacu, terlihat Ocha, Erin, Doni dan Reno berdiri di lorong sambil memperagakan penggunaan sabuk pengaman dan lain-lain dengan dipandu oleh Sandra.
Raka sekali lagi tidak memperdulikan para pramugari memperagakan alat keselamatan, dia melihat ke arah jendela dengan tatapan sedih. Keluar dari pekerjaan, meninggalkan sahabatnya Jordan dan kehidupan nyamannya di amerika.
"Goodbye California. I'll be back soon.[Selamat tinggal California, Aku akan kembali segera]." ucap Rama lirih.
Setelah selesai memperagakan alat keamanan dan lain-lain, Ocha dan teman-temannya berjalan menuju kursi masing-masing.
Ocha tidak lupa membaca doa agar mereka sampai ketujuan dengan selamat. Pesawat akhirnya lepas landas mengudara, makin lama makin tinggi posisi pesawat hingga pesawat berada diposisi aman untuk terbang.
Setelah pesawat berada diketinggian 35000 kaki, semua pramugari dan pramugara melepas seatbealtnya dan kembali bertugas. Ocha dan teman-temannya, membagikan snack dan minuman kepada para penumpang.
"Permisi pak, ini snack dan minuman." ucap Reno kepada Raka dengan ramah.
"Terima kasih mas. Oya makanan untuk makan malamnya dibagi jam berapa ya? " tanya Raka.
"Jam 6 malam sudah kami bagikan." jawab Reno tersenyum.
"Oke terima kasih infonya mas." ucap Raka.
"Sama-sama." jawab Reno yang berjalan lagi membagikan snack dan minuman.
"Kok sudah lapar ya, padahal tadi makan siang sebelum masuk pesawat. " gumam Raka sambil membuka snacknya.
Tak terasa hari makin larut malam, tidak ada yang bisa dilihat ketika perjalanan menaiki pesawat malam hari selain langit gelap. Raka tertidur setelah makan malam selesai.
Ocha berjalan berkeliling lalu berhenti di kursi Raka yang tidur miring untuk memperbaiki selimutnya. Ocha yang tidak terlalu perhatian dengan wajah Raka memperbaiki selimutnya yang hendak jatuh ke bawah dan dia beranjak lagi berjalan kebelakang.
Kemudian pesawat masuk ke wilayah Hongkong memasuki waktu subuh, kapten pilot memberi pengumuman agar para penumpang memakai sabuk pengaman karena cuaca diwilayah Hongkong sedang hujan deras.
Raka terbangun dan segera mengencangkan sabuk pengamannya. Ketika pesawat agak terasa bergoyang, Ocha yang baru saja membantu seorang penumpang tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan jatuh diatas pangkuan Raka.
Raka dan Ocha saling berpandangan beberapa saat.
"Luna Maya?! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments