Mbak Pramugari, Aku Bucin Padamu

Mbak Pramugari, Aku Bucin Padamu

Bab 1 Ocha si gadis pramugari

BRAAKKKK

Rio tersentak kaget ketika Ocha menggebrak meja di sebuah cafe dimana mereka sedang makan malam bersama.

"Kita putus! " ucap Ocha lalu mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Rio.

"Apa?! Heh tunggu dulu! Ocha! " panggil Rio beranjak dari duduknya dan mengejar Ocha yang tersinggung dengan ucapan Rio yang menghina pekerjaannya.

Aksi mereka berdua menjadi tontonan para pengunjung cafe pada malam itu.

Ocha berjalan cepat dan berjalan mencari ojek online. Rio berhasil mengejar Ocha dan menarik tangannya.

"Lepaskan Rio! " ujar Ocha dengan emosi dan menarik tangannya tapi dia kalah kuat dengan cengkraman tangan Rio.

"Enggak, jelaskan kenapa kamu minta putus?! " tanya Rio yang merasa tidak melakukan kesalahan.

Seorang satpam cafe mengawasi mereka berdua dari kejauhan. Dan Ocha pun melirik kearah satpam tersebut. Jika Rio bertindak kasar dengannya maka dia akan meminta tolong pada satpam tersebut.

"Lepaskan atau aku teriak kamu copet? " ancam Ocha dengan nada penuh amarah.

Rio lalu melonggarkan pegangannya tapi tidak melepaskan tangan Ocha.

"Baik, tapi aku minta penjelasan! " pinta Rio.

"Kamu bodoh apa pura-pura cengo sih? Kamu tau gak apa yang kamu katakan tadi, menghina pekerjaanku sebagai pramugari. Kamu bilang aku kerja sebagai babu, otakmu geser ya?

Apa mentang-mentang kamu anak orang kaya, trus kamu seenaknya sendiri menghina profesi orang. Mau aku kerja sebagai babu kek, pelayan kek, seperti yang kamu bilang selama ini, aku gak perduli, itu pekerjaan halal. Dari gajiku aku bisa menyenangkan orang tuaku." terang Ocha dengan nada berapi-api.

"Dengerin aku gak bermaksud menghina profesimu. Memang iya kan kenyataannya pekerjaan kalian itu melayani para penumpang. Aku hanya menggambarkan saja Ocha." elak Rio.

"Buat apa...gak penting banget. Aku selama ini diam setiap kamu menghina pekerjaanku. Selama pacaran kamu gak pernah menghargai profesiku.

Dan kamu selalu marah jika aku telat kasih kabar, minta jadwal terbangku dan bahkan paling parah kamu bisa-bisanya ngelabrak rekan kerjaku Reno. Emangnya dia salah apa sama kamu? Dia itu cuman tanya jadwal aku terbang. Sinting kamu, bikin malu aku." tukas Ocha kesal.

"Kenapa dia tanya-tanya jadwalmu, mau ngedate sama kamu? " sahut Rio.

"Heh dia itu udah nikah ya." timpal Ocha.

"Siapa tahu mau ngajak kamu check in kamu." ujar Rio.

PLAKK

Ocha menampar pipi kanan Rio dengan tatapan mata yang berapi-api.

"Jaga mulut kamu Rio, kita putus! Aku gak sudi menikah dengan kamu! " ucap Ocha tegas lalu melepaskan tangannya kirinya dari cengkraman Rio.

"Apa? Heh gak bisa seperti itu? Ocha ! " panggil Rio sambil mengejar Ocha yang berlari ke arah jalan raya dan mencegah ojol yang lewat.

"Pak offline aja, tolong antar saya." ucap Ocha yang langsung menaiki motor pak Ojol.

"Kemana non? " tanya driver ojolnya bingung.

"Jalan dulu pak cepat! Nanti saya bayar 200 ribu." titah Ocha yang gak pake mikir ongkosnya berapa asal bisa pergi meninggalkan Rio.

"Ba-baik non! " driver ojol tersebut langsung tancap gas meninggalkan Rio yang masih berusaha memegang tangan Ocha.

"Ocha tunggu...! " teriak Rio yang mengusap wajahnya dengan kasar.

"Maaf ya pak saya langsung naik aja. Antar saya ke apartemen Orchid pak." ucap Ocha.

"Iya non, ini helmnya dipake dulu." titah driver ojol sambil memberikan helm kepada Ocha.

"Terima kasih pak." jawab Ocha.

Motor melaju membelah kota Jakarta yang ramai menuju apartemen Ocha.

*****

Didalam pesawat menuju Los Angeles, Ocha melamun tentang kejadian tiga bulan yang lalu dia putus dengan Rio di ruang pantry.

"Hei ngelamun aja? " tegur Erin

Ocha pun terkesiap terkejut dengan tepukan tangan rekan kerjanya Erin

"Eh ngangetin aja kamu Er." jawab Ocha.

"Makanya jangan melamun, itu teh sudah diaduk sampai berapa kali? "tanya Erin terkekeh.

Ocha pun tersadar dia mau minum teh malah keingat mantan pacar.

Ocha pun langsung menaruh sendok kecil dimeja pantry dan meminum tehnya pelan-pelan.

"Cepetan diminum, pesawat mau landing." tegur Erin.

Ocha menganggukkan kepalanya dan segera menghabiskan teh hangatnya.

Tak berapa lama, kapten pesawat memberikan pengumuman bahwa pesawat akan segera landing.

"Ladies and gentlemen, this is your captain speaking again. We have just started our final descent into Los Angeles. At this moment, we are flying at an altitude of 10,000 feet and we expect to touch down in about 15 minutes.

Please make sure that your seatbelts are securely fastened and that your seat backs and tray tables are in their full upright position. Please also ensure that your window shades are open and that your personal belongings are properly stowed.

The weather in Los Angeles is partly cloudy with a temperature of 18 degrees Celsius. The local time is 12:45 pm.

On behalf of the entire crew, I would like to thank you for flying with us today. We hope you had a pleasant flight and we look forward to seeing you again soon.

Cabin crew, please prepare for landing."

Ocha langsung menjalankan tugasnya mengecek sabuk pengaman para penumpang, sandaran duduk kursi pesawat, table chair dan tirai jendela harus dalam posisi terbuka.

Ocha berjalan dari arah depan menuju kebelakang sambil kedua matanya mengecek satu persatu sabun pengaman para penumpang, setelah semua aman dia duduk dikursi khusus pramugari. Lalu dia mengenakan sabuk pengaman.

"Oke semua Cha?" tanya Erin teman sesama pramugarinya setelah mengecek toilet dan menyusul duduk disebelah Ocha.

"Oke rin." jawab Ocha sambil menunjukkan jari tangan dan jempolnya membentuk huruf O

Pesawat mulai perlahan turun, seperti biasanya Ocha idak lepas bersholawat. Detik-detik lepas landas dan mendarat selalu membuat jantungnya berdegup kencang.

Akhirnya roda pesawat menyentuh aspal landasan pesawat dan pesawat yang tadinya berjalan cepat mulai berkurang kecepatannya, lalu berjalan menuju garbarata dan berhenti.

"Alhamdulillah sampai dengan selamat." ucap Ocha sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya sebagai ucapan syukur.

Dia dan temannya segera melepaskan sabuk pengaman hendak membuka pintu pesawat setelah mendapat intruksi dari supervisor  pramugari.

Para penumpang sudah mulai tidak sabar hendak keluar pesawat, mereka ada yang sudah berdiri dan membuka bagasi atas untuk mengambil tasnya.

Tak berapa lama Ocha mulai membuka pintu pesawat, dengan tertib para penumpang pesawat garuda Airlines yang sebagian besar warga Amerika Serikat satu persatu keluar dari pesawat. ocha dan Erin berdiri disamping pintu dengan sikap ramah mengucapkan terima kasih kepada para penumpang yang sudah bersedia memilih maskapai pesawat Garuda Airline sebagai kendaraannya menuju kampung halamannya.

"Yuk Cha kita siap-siap keluar." ajak Erin

"Ayuk." jawab Ocha sambil mengambil koper dan tasnya yang kembaran dengan para rekan kerjanya.

Ocha dan rekan kerjanya berjalan bersama menuju pintu keluar bandara sambil mengobrol ketika mereka berdiri diatas eskalator berjalan.

"Eh besok jadi ya kita jalan-jalan? " ucap Bima salah satu pramugara pesawat Garuda Indonesia.

"Iya, tapi nanti malam kalo ada yang mau makan diluar hotel ya aku tetep ikut." sahut Andien salah satu pramugari senior.

"Iya bareng-bareng aja." timpal Doni.

"Cha kamu gak telpon cowokmu ta? " goda Reza yang suka ngledek pacar Ocha yang posesif. Setiap saat Ocha harus rajin setor absen kepada pacarnya.

"Wis jadi masa lalu  mas Reza, aku wanita bebas sekarang. Males yo pacaran kok harus rajin checklock." jawab Ocha kesal dengan mantan pacarnya Rio.

"Hahaha..." semua tertawa mendengar jawaban Ocha

"Alhamdulillah Cha, kamu sadar, pekerjaanmu sebagai pramugari itu gak cocok pacaran sama orang posesif gitu. Itu masih pacaran lah kalo sudah nikah gimana? Jangan-jangan kamu disuruh resign juga trus jadi ibu rumah tangga, trus ujung-ujung e suamimu selingkuh, trus kamu jadi merana. Jangan ya dek jangan ! " ucap Sandra supervisor pramugari yang bertugas dengan Ocha.

"Iya mbak, masa ngobrol sama aku sebentar, eh lah kok aku dilabrak. Padahal cuman tanya jadwal dia setelah terbang ke Singapura kemana hehe..." sahut Reno terkekeh.

"Maaf ya mas Reno, aku beneran malu dilihat banyak orang waktu kamu dimaki-maki dia." ucap Ocha merasa gak enak hati sama seniornya Reno.

"Gak pa pa Cha, santai aja, dia sudah kebal dimaki-maki orang hehe..." sahut Bima  tertawa.

"Iya harap maklum wajah ganteng seperti oppa korea begini memang selalu di cemburui pacar orang." jawab Reno sambil mengusap rambutnya layaknya model minyak rambut gatsby.

"Huuuu..." semua menyoraki Reno lalu tertawa.

Setelah turun dari tangga berjalan, mereka bersama pilot dan copilot serta teknisi pesawat menaiki mobil jemputan didepan bandara Los Angeles.

Satu persatu menaiki mobil khusus untuk para crew pesawat menuju hotel tempat mereka menginap. Didalam mobil, Ocha terasa mulai mengantuk pelan-pelan memejamkan matanya sambil mengenakan masker agar tidak malu jika tidur dengan mulut terbuka.

"Ocha...bangun, sudah sampai." ucap Andien sambil menggoyangkan pundak Ocha untuk segera bangun dari tidurnya.

"Hu um." jawab Ocha sambil membuka kelopak matanya keluar dan dia segera mengikuti temannya turun dari mobil dan mengambil kopernya. Lalu mereka bersama-sama masuk kedalam hotel dan berjalan menuju front office untuk mengambil kartu akses kamar mereka.

Setelah mendapat kartu akses, mereka berjalan menuju lift hendak naik ke lantai 6.

TING

Pintu lift terbuka, semua masuk kedalam lift yang kebetulan hanya mereka saja yang masuk.

Setelah sampai di lantai 6, satu persatu masuk kedalam kamar mereka. Ocha sekamar dengan Erin. Setelah menutup pintu kamar hotel, mereka berdua langsung melempar tubuhnya diatas kasur yang empuk.

"Alhamdulillah ketemu kasur." ucap Ocha melemparkan tubuhnya diatas kasur.

"Iyo, awakku remek kabeh Nov." (badanku rasane capek semua) jawab Erin yang asli orang Gresik.

"Aku mandi sik yo, awak rasane kelet kabeh." (aku mandi dulu ya, badanku rasanya lengket semua). ucap Ocha bangun kembali dari rebahannya.

"Iyo, nanti jangan langsung tidur, kita makan siang dulu." jawab Erin.

"Iyo lah, aku wis lapar tapi juga ngantuk. Habis makan siang langsung tidur.  jawab Ocha sambil membuka koper untuk berganti pakaian.

"Eh Cha, kapten Firmansyah mau mantu, kita diundang loh. Undanganya dibawa mbak Sandra, mau aku dikandani." (aku tadi dikasih tau). ucap Erin yang juga ikutan membuka kopernya.

"Iya, dapat calon mantu pengusaha, anak e juragan pabrik textil." jawab Ocha.

"Iyo, aku kapan ya dapat jodoh pengusaha, minimal punya maskapai penerbangan hihihi..." ucap Erin sambil cekikikan.

"Aamiin...aku do'akan kamu dapat jodoh pengusaha hehe..." sahut Ocha tertawa.

"Yo kalo bisa kamu dapat suami pengusaha juga, yang lebih baik daripada Rio, mantanmu. Laki kok mulut lemes, sok kaya, kamu diinjak-injak harga dirimu. Kamu tau setelah semua tau kamu putus sama Rio, mbak Sandra langsung syukuran beli tumpeng mini.kata Erin tertawa lepas.

"Iyo rin,  alhamdulillah. Aku malah bahagia sendiri tanpa dia. Aku tak mandi sik." ucap Ocha yang sudah selesai melepas pakaian dinasnya dan membersihkan wajahnya.

Sejak menjadi pramugari rute international, Ocha sudah merasakan jalan-jalan ke Amerika, Eropa, Australia, negara Asia dan Timur tengah seperti Jepang, korsel, Cina bahkan Arab saudi dan sempat umroh bersama teman-temannya.

Ocha sangat menikmati pekerjaannya sebagai pramugari, memiliki teman berbagai kota, pulau bahkan dari luar negeri. Dia juga aktif didunia maya membagikan kegiatannya sebagai pramugari.

Jumlah followersnya ribuan baik di medsos ig, facebook maupun tiktok. Ocha juga mengumpulkan banyak pundi-pundi uang dari ketiga medsos itu yang bisa dia gunakan untuk membeli tanah dan membangun kost-kost an.

Di pesawat lah dia berkenalan dengan Rio, penumpang pesawat garuda dalam perjalanan dari London menuju Indonesia.

Pertama kali dekat dengan Rio, dia pria yang baik, sopan dan menyenangkan. Tapi setelah menjadi pacarnya, Rio berubah menjadi posesif. Dia selalu mewajibkan Ocha untuk rajin memberitahu kemanapun dia pergi, termasuk dia meminta jadwal terbang dan daftar crew yang bertugas dengan dirinya.

Awalnya Ocha tidak keberatan, tapi lama-lama dia jadi tidak nyaman. Orang tuanya saja tidak pernah terlalu menanyakan rutinitas dia tiap hari, Rio yang hanya seorang pacar terlalu mengatur.

Dan yang membuat Ocha tidak tahan, jika mereka bertengkar, dia sering merendahkan pekerjaan Ocha yang tidak jauh berbeda sebagai pelayan. Hanya bedanya dia bekerja di pesawat.

"Ocha hpmu berdering." panggil Erin dari balik pintu kamar mandi.

Ocha tidak mendengar panggilan Erin karena kalah dengan suara gemericik air yang keluar dari shower.

TOK TOK TOK TOK

"Woi iyo rin, opo? (iya rin ada apa?)" jawab Nova sambil menutup showernya.

"Bapakmu telpon." ucap Erin sambil melihat layar ponsel Ocha muncul nama bapakku.

"Iya sik." jawab Ocha yang baru selesai mandi dan membalut tubuhnya dengan handuk.

CEKLEK

Ocha membuka pintu kamar mandi, dan ponselnya masih berdering. Dia segera keluar kamar mandi dan gantian Erin yang mandi.

"Halo Assalamu'alaikum." ucap Ocha yang menelpon bapaknya balik.

"Waalaikumsalam, sampek jam piro nduk?" tanya pak Sayuti, bapaknya Ocha dengan logat jawa suroboyoan.

"Tadi jam 12.45 pak." jawab Ocha

"Yo wis kalo sudah sampai, ibumu nanyain kamu sudah sampai apa belum, nunggu kabarmu sampai ketiduran." ucap pak Sayuti.

"Iya pak, aku capek tadi pak, ketiduran dalam mobil jadi lupa kasih tahu ibu." jawab Ocha.

"Yowis kalo gitu, kamu segera istirahat. Bapak yo ngantuk, disini tengah malam soalnya." ucap Sayuti.

"Iya pak." jawab Ocha sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Jangan lupa sholat dan shalawat ya nduk. Assalamu'alaikum."

"Nggih pak. Waalaikumsalam."

Setelah Ocha menutup sambungan telponnya, gantian ponsel milik Erin berdering. Ocha mengintip nama yang muncul dilayar ponselnya "Bunsay".

"Erin...ibumu telpon." panggil Ocha dengan setengah berteriak.

"Iyow, jarno, engkok tak telpon !" (Iya biarin, nanti aku telpon!) jawab Erin yang kebetulan lagi sabunan.

Tak berapa lama, Erin selesai mandi. Dia mengirim pesan singkat ke ibunya memberi tahu bahwa dia sudah sampai di Los Angeles. Setelah itu dia dan Erin keluar kamar hendak makan siang direstoran.

Mereka berjalan menuju lift bertemu dengan kapten Firmansyah, Andien dan Sandra hendak turun ke bawah juga.

"Mana lainnya? " tanya kapten Firmansyah.

"Ada tiga kemungkinan kapt, masih mandi, masih telpon pacarnya atau sudah tidur hehe." jawab Sandra sambil tertawa kecil.

"Lah mas Hendy juga dimana kapt? " tanya Andien, dia tidak melihat copilot ikut turun.

"Wooo, itu sudah dari tadi turun. Hendy gak betah luwe hehe...(Hendy gak betah lapar). " jawab kapten Firmansyah sambil terkekeh.

TING

Pintu lift terbuka, mereka berlima masuk kedalam lift. Lift turun dari lantai 6 menuju lantai satu dimana restoran berada.

TING

Pintu lift terbuka dan mereka keluar berjalan menuju restoran. Ternyata para pramugara dan teknisi pesawat sudah duduk manis dimeja bersama copilot Hendy. Mereka sudah makan dengan lahap.

"Ayo kalian ambil makanan. Trus setelah itu segera istirahat." titah kapten Firmansyah.

"Nggih pak." jawab mereka serempak.

"Makan yang banyak biar gak mudah sakit." titah kapten Firmansyah.

"Nggih pak laksanakan." jawab mereka berempat sambil tertawa.

"Hmmm..." Kapten Firmansyah berdehem saja dan mengambil makan siangnya.

Kapten pilot Firmansyah bagi para awak pesawat beliau salah satu pilot yang di hormati dan dianggap bapak oleh para awak pesawat terutama bagi pramugari.

Semua makan dengan lahap, setelah makan pasti bawaannya mengantuk. Akhirnya semua kembali kekamar masing-masing untuk beristirahat.

"Met bobok Ocha."

"Met bobok cantik Erin."

Tak menunggu waktu yang lama mereka berdua terlelap tidur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!