Keluarga Adriansyah bukanlah keluarga konglomerat, akan tetapi mereka adalah keluarga sederhana dan berkecukupan.
'Bekerja sekaligus menabung, hasil tabungannya nanti bisa membuka warung makan kecil-kecilan....' kata Vania di dalam hati.
"Guys....minggu depan Cafe kita akan di sewa oleh pemilik perusahaan ternama di Kota ini, jadi persiapkan diri kalian...." ucap manajer Cafe yang sedang mem briefing seluruh karyawannya.
"Sajikan makanan terbaik dan juga pelayanan terbaik dari kita dan kalian boleh kembali ke pekerjaan kalian masing-masing...." lanjutnya kembali.
Vania dan teman-temannya pun kembali ke pekerjaan mereka masing-masing, ada yang kembali ke dapur dan ada yang kembali ke meja kasir.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Di perusahaan Arcelio Corporation dan di salah satu ruangannya, terlihatlah Erwin sedang sibuk dengan berkas-berkasnya yang menumpuk.
Kacamata anti radiasi yang menempel di hidung mancungnya, mencegah supaya cahaya dari layar laptop tidak merusak kedua matanya.
Tok....
Tok....
Tok....
"Masuk...." kata Erwin kepada orang yang mengetuk pintu ruangannya.
"Permisi tuan, saya sudah menyewa salah satu cafe yang terkenal di kalangan anak muda buat minggu depan acara kantor kita...." lapor sang manajer kepada Erwin.
"Bagus dan saya tidak mau mendengar ke salahan apapun itu...." balas Erwin tanpa melihat manajernya tersebut.
"Dan kalau tidak ada apa-apa lagi, kamu bisa kembali ke mejamu...." lanjut kata Erwin kembali dan tidak beberapa terdengarlah suara langkah kaki yang meninggalkan ruangan Erwin tersebut.
Singkat cerita Erwin yang ditemani oleh Edwin dan Rizal sudah berangkat ke Cafe tersebut, untuk sebuah acara.
Mereka di sana sedang menunggu para kolega mereka datang ke acara tersebut.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
"Arshella, tolong wakilkan papi untuk datang ke acaranya Arcelio Corporation dan sampaikan permintaan maaf papi kepada Erwin yang tidak bisa datang...." kata papinya Arshella kepada Arshella.
"Siap pi, nanti malam aku akan menggantikan papi untuk datang ke acara itu...." balas Arshella kemudian.
'Yes....terimakasih papi, sudah membuat jalanku makin lancar untuk mendekati my bebeb Erwin...." lanjut kata Arshella di dalam hati.
"Sebelum bertemu sama Erwin, aku harus melakukan perawatan terlebih dahulu...." ucap Arshella kembali dan Arshella pun mengambil tas kecilnya juga beserta kunci mobilnya dan ia pun berangkat menuju tempat spa langganannya.
Dan dua jam pun telah berlalu Arshella telah Selesai dengan perawatannya dari ujung rambut sampai ke ujung kakinya.
Arshella juga tidak lupa memesan gaun terbaik untuk ia kenakan nanti malam pergi ke acara tersebut.
Dan Arshella akan berangkat dari tempat spa-nya tersebut menuju ke cafe di mana Erwin sedang mengadakan sebuah acara.
'Erwin, malam ini akan menjadi malam yang spesial untuk kita berdua....' ujar Arshella di dalam hati sambil menepuk tas kecilnya.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Di cafe semua karyawan sedang pada sibuk, untuk menyiapkan segala sesuatunya dan tidak boleh ada yang terlewat sedikit pun.
Dan tidak beberapa lama tuan pemilik acara pun telah datang terlebih dahulu bersama dengan saudaranya dan sahabatnya.
Di susul dengan ke datangan koleganya tersebut dan acara pun akan segera di mulai.
Para waiters saling mondar-mandir mengantarkan minuman kepada tamu undangan, sedangkan para koki sedang sibuk menyiapkan hidangan terbaik mereka.
"Mas, ini minuman untuk siapa?" tanya Arshella yang telah hadir di acara tersebut.
"Untuk para tuan yang di sana nona...." kata sang waiters yang menunjuk ke arah Erwin dan teman-temannya.
Setelahnya Arshella pun mengambil nampan yang berada di tangan waiters tersebut dan memasukkan sesuatu ke salah satu minuman tersebut.
'bebeb....malam ini kau akan menjadi milikku sepenuhnya....' ucap Arshella di dalam hati.
"Ini mas, berikan minuman ini kepada orang yang duduk di tengah-tengah dan jangan sampai salah orang...." ujar Arshella kemudian dan memberikan beberapa lembar uang seratus ribuan kepada waiters tersebut.
Sang waiters pun segera mengantarkan minuman tersebut ke tujuannya dan Arshella pun hanya bisa tersenyum melihatnya.
Tanpa merasakan curiga Erwin pun menikmati minuman tersebut, sambil berbincang dengan yang lainnya.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Erwin Pov
Seorang waiters datang ke mejaku dan membawakan minuman kepada kami bertiga dan tanpa merasakan curiga atau apapun itu aku langsung menikmati minuman milikku.
Tapi entah mengapa selang tiga puluh menit, setelah aku meminum minumanku dan memakan makanan yang tersaji seluruh tubuhku terasa panas.
'Shit, apa yang terjadi dengan tubuhku panas sekali....' kataku dalam hati dan aku pun berpamitan untuk ke toilet kepada saudara kembarku dan juga sahabatku.
Di tengah perjalanan aku menabrak seorang perempuan dan tanpa babibu, aku langsung menariknya untuk ikut denganku.
"Maaf, aku akan bertanggung jawab atas semua perlakuanku terhadapmu...." ucapku dengan kesadaran penuh.
Aku pun membawanya ke sebuah gudang dan tanpa basa-basi aku mencium bibirnya dan meraba gunung kembarnya, juga goa hangatnya yang masih tertutup.
Dan tanpa sadar aku pun melepaskan seluruh pakaiannya dan juga pakaian yang aku kenakan.
"Sekali lagi maafkan aku...." ujarku kembali sambil memasukkan benda pusaka milikku ke dalam goa hangatnya dan aku pun memulai permainan yang seharusnya di mainkan oleh sepasang suami-istri.
Erwin pov end
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Vania pov.
Aku terkejut ketika keluar dari kamar mandi ada yang menabrakku dan langsung menarikku ke suatu tempat.
"Maaf, aku akan bertanggung jawab atas semua perlakuanku terhadapmu...." katanya kepadaku.
Ternyata aku di bawa ke sebuah gudang dan aku langsung mendapatkan ciuman darinya, tidak hanya itu tangannya juga meraba kedua gunung kembarku dan goa hangat milikku.
Tidak sampai disitu, seluruh pakaian yang melekat di tubuhku dan di tubuhnya pun ia lepas.
"Sekali lagi maafkan aku...." ucapnya kembali dan ia pun mulai memasukkan benda pusakanya ke goa hangat milikku dan aku sudah berusaha menolaknya akan tetapi semua itu sia-sia saja.
Setelah pergulatan itu dan ia tertidur sambil memelukku, aku pun menyingkirkan tangannya secara perlahan dan mencoba bangkit.
"ouch....sakit sekali...." ujarku setelah berhasil berdiri dan mengenakan kembali seluruh pakaianku.
Kemudian tanpa melihat ke belakang aku pun meninggalkan gudang cafe, beserta laki-laki yang sudah merenggut masa depanku.
'mama....papa....abang, maafkan Vania yang tidak bisa menjaganya....' lanjut kata Vania di dalam hati.
Vania sampai ke rumahnya sudah menunjukkan pukul dua belas malam, beruntungnya di jalanan tidak ada yang mencegatnya.
Normal pov.
"Assalamu'alaikum...." kata Vania ketika memasuki rumahnya yang sudah terlihat gelap.
Setelah mengunci kembali gerbang dan pintu utamanya, Vania bergegas menuju kamarnya tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.
Setelah mencapai kamar Vania bergegas mengambil baju ganti dan masuk ke dalam kamar mandi, untuk membersihkan seluruh badannya.
'Sekali lagi, maafkan aku semuanya....' ucap Vania kembali.
Tanpa mau berlama-lama di dalam kamar mandi Vania pun segera menyelesaikan urusannya.
Setelah selesai Vania ke kamarnya kembali dan segera tidur, walaupun bayangan itu tidak bisa ia hilangkan dari pikirannya.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Pagi harinya Erwin pun terbangun dan dirinya masih di dalam gudang tersebut.
"Shit....apa yang terjadi denganku?" tanya Erwin kepada dirinya sendiri, setelah melihat penampilannya yang tidak mengenakan apapun.
"Sudah jam berapa ini? Lebih baik aku pulang saja ke rumah...." lanjut kata Erwin dan Erwin pun memunguti kembali seluruh pakaiannya dan mengenakan kembali.
Ketika akan meninggalkan gudang, Erwin seperti menginjak sesuatu dan Erwin pun mengambilnya.
"Kalung?" kata Erwin setelah mengambil benda itu dan di sana terlihat ada huruf V terukir.
Dan tanpa basa-basi Erwin mengantongi kalung itu dan meninggalkan gudang itu, kali ini ia menaiki taxi dan menuju apartemen mewahnya.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments