ORGANISASI KALAJENGKING HITAM

Saat ini, King Kenzo, tetua pertama, baru saja kembali ke klan setelah menjalankan misinya. Langkahnya ringan namun pikirannya berat, sebab di sepanjang jalan, dia mendengar bisik-bisik para murid klan yang membicarakan putrinya. Beberapa dari mereka bahkan menyebutkan bahwa Alana telah mengalahkan Tetua Keempat hanya dengan satu serangan.

Antara percaya dan tidak, King Kenzo hampir saja menanyakan langsung pada para murid, tetapi dia mengurungkan niatnya. Ada hal yang lebih mendesak. dia harus segera melapor kepada pemimpin klan bahwa misinya telah selesai. Dengan satu gerakan ringan, ia melesat menuju bangunan tertinggi di wilayah klan, tempat pemimpin mereka berdiam.

Setelah mendapat izin dari para penjaga, King Kenzo masuk ke dalam ruangan.

"Salam, Pemimpin Klan," ucapnya sambil menundukkan kepala, menunjukkan rasa hormat yang lebih seperti kepatuhan yang terpaksa.

"Aku menerima salammu, Tetua Pertama. Jadi, apakah misi yang telah kuberikan padamu telah selesai?" Pemimpin klan bertanya dengan nada yang merendahkan.

King Kenzo sudah terbiasa dengan perlakuan ini. Meski keluarganya adalah bagian dari klan king mereka selalu diperlakukan seperti bawahan, bukan bagian dari darah murni keluarga pemimpin klan. king kenzo menekan emosinya, menahan panas yang membakar dadanya, lalu menjawab dengan sopan.

"Sudah, Pemimpin. Karena itu, saya datang kemari untuk melapor."

Pemimpin klan tertawa kecil, nada sinis menyelip di balik suaranya. "Hahaha, ternyata kau cukup kuat juga. Namun sayang, kau memiliki putri yang cacat."

Ucapan itu bagai pisau yang ditancapkan ke jantung King Kenzo. Jemarinya mengepal, tetapi ia tahu betapa jauhnya selisih kekuatan antara dirinya dan pemimpin klan. Ia hanya bisa meredam amarahnya dan memilih pergi.

"Walaupun begitu, saya tetap menyayanginya. Dan saya tidak akan membiarkan siapapun melukainya. Kalau begitu, saya pamit. Saya sudah tidak ada urusan lagi dengan Anda." Tanpa menunggu jawaban, King Kenzo melesat pergi.

Di paviliunnya, dia disambut oleh Bibi Ming, pelayan setia keluarganya.

"Selamat datang, Tuan. Apakah Anda ingin saya buatkan sarapan?" sambutnya dengan ramah.

King Kenzo menggeleng. "Tidak, Bibi, saya tidak lapar." Matanya menyapu ruangan, mencari seseorang. "Di mana Alana? Mengapa dia tidak menyambutku? Apakah dia baik-baik saja?"

Bibi Ming tersenyum. "Nona baik-baik saja, Tuan. Saat ini dia sedang menjalani pelatihan tertutup di kamarnya. Ia berpesan jika Anda sudah pulang, Anda bisa langsung menemuinya di kamarnya."

King Kenzo menghela napas lega. Namun, ada hal lain yang membuatnya penasaran. "Bibi, apakah benar Alana menghajar King Yuna, King Sin, dan bahkan Tetua Keempat?"

"Saya kurang tahu, Tuan. Namun, dari apa yang saya dengar, seperti itu adanya," jawab Bibi Ming.

Baru saja mereka berbincang, sosok yang mereka bicarakan keluar dari kamar dan menghampiri mereka.

"Ayah... Kapan Ayah kembali? Kenapa tidak langsung ke kamar Alana? Apakah Ayah tidak merindukan Alana lagi?" rengek Alana dengan ekspresi menggemaskan, yang mampu meluluhkan hati siapa pun yang melihatnya.

King Kenzo tersenyum hangat dan merentangkan tangannya. "Kemarilah, Anakku. Ada beberapa hal yang ingin Ayah tanyakan."

Alana berlari ke pelukan ayahnya, membiarkan kehangatan itu menyelimuti hatinya. Setelah beberapa saat, King Kenzo menariknya untuk duduk di sebelahnya.

"Yang pertama, Ayah ingin meminta maaf padamu, karena Ayah terlalu sibuk dengan tugas klan hingga menelantarkanmu. Ayah juga mendengar bahwa kau sempat keracunan dan mati suri. Apakah kau tahu siapa yang melakukannya?" King Kenzo bertanya sambil membelai rambut Alana lembut. Rasa khawatir masih tersisa dalam sorot matanya.

Alana tersenyum kecil, menyembunyikan kebenaran. "Ayah, itu hanya kesalahan Alana yang terlalu ceroboh," jawabnya ringan.

King Kenzo menatap putrinya dengan ragu. "Benarkah begitu?"

"Dan satu lagi... apakah benar kau yang melukai King Yuna, King Xian, dan bahkan Tetua Keempat?" tanyanya lebih serius.

Alana mengangkat dagunya, menunjukkan kebanggaan yang tak terselubung. "Mereka mengganggu Alana dan menghina keluarga kita. Jadi, Alana hanya memberi mereka pelajaran yang pantas."

King Kenzo menatap putrinya dalam diam. Seingatnya, Alana tidak bisa berkultivasi. Bahkan, seluruh tabib terbaik yang ia panggil tidak dapat menemukan penyebabnya. Namun, kini ia merasakan sesuatu yang berbeda. Ada aura besar yang mengelilingi tubuh putrinya—gelombang kekuatan yang hitam pekat, begitu kuat hingga membuatnya sedikit merinding.

"Ayah, Alana ingin pergi ke pasar sebentar," ucap Alana tiba-tiba, berusaha mengalihkan perhatian ayahnya sebelum kecurigaannya semakin dalam.

King Kenzo terkekeh, menggeleng pelan. "Sepertinya putriku sudah mulai menyukai belanja. Pergilah, Putriku. Namun, jika ada yang mengganggumu, beritahu Ayah. Ayah sendiri yang akan menghajar mereka."

Alana tersenyum dan membungkuk hormat. "Baik, Ayah." Dengan langkah ringan, ia berjalan pergi, meninggalkan pertanyaan besar di benak ayahnya

siapa sebenarnya Alana yang sekarang?

Sementara itu, di sisi lain, di ruang kesehatan, ketua ketiga tengah menahan emosinya melihat kondisi anaknya yang cukup parah. Kedua tangannya mengepal erat, menahan amarah yang bergelora di dadanya.

"Kurang ajar! Sampah itu baru memiliki sedikit kemampuan saja sudah berani menantangku. Aku akan memberi perhitungan padanya!" geramnya dengan suara bergetar oleh kemarahan.

Mendengar ucapan ketua ketiga, penatua keempat merinding. DIa sudah menghadapi anak itu langsung, merasakan sendiri betapa mengerikannya saat garis batas itu dilanggar. Aura yang begitu mengancam masih membekas di ingatannya.

"Tenanglah, penatua ketiga. Jangan terbawa emosi. Sebaiknya kita laporkan saja kejadian ini kepada pemimpin klan," ucap ketua keempat, mencoba menenangkan.

"Baiklah, kali ini aku setuju padamu. Namun, lain kali, aku tidak akan segan-segan pada sampah itu," balasnya, sebelum mereka pergi menemui pemimpin klan.

---

Di sisi lain, Alana telah tiba di sebuah pasar di Kekaisaran Binzo. Ia berjalan perlahan, membiarkan matanya menyapu setiap sudut. Hiruk-pikuk pasar begitu meriah, aroma rempah dan makanan yang baru matang menguar di udara. Hingga akhirnya, ia menemukan sebuah restoran yang cukup ramai.

Namun, ketika hendak masuk, langkahnya terhenti. Dua penjaga berdiri tegak di hadapannya, menghadang jalannya.

"Apa kau tidak bisa lihat? Ini adalah restoran ternama. Pengemis sepertimu dilarang masuk. Kau hanya akan menimbulkan masalah di dalam!" ujar salah satu penjaga dengan nada meremehkan.

Meski harus diakui, wajah Alana luar biasa cantik, tetapi penampilannya yang sederhana membuatnya dipandang sebelah mata. Namun, pakaian yang ia kenakan bersih dan rapi, jauh dari kesan seorang pengemis yang penjaga itu tuduhkan.

Alana menatap mereka dengan dingin. Mata kecokelatannya meredup, mengisyaratkan bahaya yang mengintai di balik sikap tenangnya. "Apa kau ingin mati?" ucapnya dengan suara dingin bak embun beku di puncak gunung.

Kedua penjaga itu tertawa terbahak-bahak. "Hahaha! Nona pengemis, kau sedang mengancam kami?"

Namun, tawa mereka seketika terhenti. Aura kegelapan yang begitu pekat menyelimuti udara, menekan mereka hingga tubuh mereka gemetar ketakutan. Tak hanya mereka, bahkan para tamu di dalam restoran merasakan tekanan yang begitu mencekik.

Tak lama kemudian, seorang pria paruh baya keluar dengan langkah tergesa. Wajahnya pucat saat dia menatap Alana.

"Saya mohon maaf, Nona, atas kelancangan bawahan saya. Saya menjamin kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi jika Anda berkunjung ke sini," ucap pemilik restoran dengan penuh hormat. Dalam hati, ia ingin sekali mengutuk kedua penjaganya yang telah menyinggung seorang kultivator hebat.

Karena Alana tahu pemilik restoran itu tulus meminta maaf, ia akhirnya menarik kembali auranya. "Baiklah, Paman. Namun, sepertinya selera makan saya sudah hilang. Saya pergi dulu."

"Saya benar-benar minta maaf, Nona!" Pemilik restoran itu menundukkan kepala, sementara kedua bawahannya hanya bisa menunduk ketakutan.

Alana melangkah pergi. "Apa salahnya berpenampilan sederhana?" gumamnya kesal.

Saat dia berjalan mengelilingi pasar, matanya menangkap pemandangan yang membuatnya berhenti. Sekelompok pria berpakaian serba hitam dengan lambang kalajengking di dada mereka sedang menyiksa seorang pria tua. Mereka adalah anggota Kalajengking Hitam, organisasi paling ditakuti di Kekaisaran Binzo. Bahkan kekaisaran sendiri pun tak berani menentang mereka.

"Dasar tua bangka! Kami hanya meminta lima keping emas saja, kau tidak punya?" bentak salah satu dari mereka.

"Tuan, saya memang tidak punya. Dagangan saya belum terjual satu pun," jawab kakek itu dengan suara memelas.

"Kalau begitu, mati saja kau!" Pria itu menghunus pedangnya dan mengarahkannya ke leher si kakek.

Si kakek hanya bisa pasrah.

Namun, sebelum pedang itu menyentuhnya, kepala si perampok sudah tergeletak di tanah. Darah mengalir deras, mewarnai batu-batu jalanan dengan warna merah pekat.

Semua orang yang melihat kejadian itu terkejut. Termasuk para anggota Kalajengking Hitam lainnya.

"Keparat! Siapa yang berani membokong kami?!" teriak pemimpin mereka.

"Keluar kau, pengecut!"

Suara lembut namun penuh ancaman terdengar. "Anda memanggil saya?"

Alana melangkah maju dengan senyum menakutkan. Pedang di tangannya berkilat, menyebarkan aura kematian yang begitu pekat. Semua mata tertuju padanya dengan keterkejutan. Siapa gadis ini? Mengapa ia berani menentang Kalajengking Hitam?

"Siapa gadis itu, Senior?" tanya seorang pemuda yang duduk di restoran dekat situ.

"Aku tidak tahu. Mungkin dia dari daerah luar yang kebetulan mampir ke sini. Tapi sekarang, dia sudah berurusan dengan Kalajengking Hitam. Bahkan kekaisaran pun tak bisa berbuat apa-apa terhadap mereka."

"Sayang sekali, dia sangat cantik... tapi harus mati."

"Hahaha! Bocah, kau pikir hanya karena pedangmu menakutkan, kau bisa mengalahkan kami?" salah satu anggota Kalajengking Hitam tertawa. "Tapi jika kau tetap memaksa, aku akan membunuhmu dan memiliki pedang itu!"

"Membunuh saya? Jangan bermimpi."

Tiba-tiba, mata Alana berubah merah. Aura kegelapan bercampur aura kematian dari pedangnya menyebar, membuat semua orang gemetar ketakutan, termasuk kedua murid Akademi Binzo yang menyaksikan kejadian itu dari kejauhan.

"Siapa sebenarnya bocah ini?!" salah satu anggota Kalajengking Hitam menelan ludahnya.

Namun, mereka tidak punya pilihan. "Serang dia!"

Mereka berempat menyerang Alana serempak. Namun, Alana hanya tersenyum. Dalam satu tebasan, kepala mereka semua telah terpisah dari tubuhnya.

Hening.

Semua orang yang menyaksikan kejadian itu menahan napas.

"Siapa gadis itu?!" pikir mereka.

Ya, karena sejak kecil Alana tidak pernah keluar dari Klan King, maka tak heran mereka tidak mengenalinya.

" apakah kakek baik baik saja " tanya alana dengan penampilan yang sudah kembali seperti semula

sedangkan yang di tanya hanya gemetaran karna takut

" saya, baik nona terimakasih karna sudah sudi menolong kakek tua ini , kalau boleh tau siapa kah nama nona ini dan darimana asal nona seperti nya nona baru ke kaisaran binzo " ucap kakek itu sambil membungkuk

" saya alana kakek saya berasal dari klan king " jawab alana memperkenalkan diri dengan senyum manis nya

" alana.....? beda dari yang di rumorkan "

lalu alana pun melesat menggunakan peringan tubuh menuju paviliun nya untuk kembali berlatih

Alana duduk bermeditasi. Namun, tanpa disadari, jiwanya tertarik ke sebuah hamparan luas yang dipenuhi bunga mawar api dan melati es.

"Apakah ini alam bawah sadarku?" gumamnya bingung.

Ia berjalan menyusuri tempat itu, hingga akhirnya menemukan sebuah titik di mana energi qi sangat padat. Ia pun mulai bermeditasi, menyerap energi di sekelilingnya.

Namun, tanpa ia sadari, energi dari kedua bunga itu ikut masuk ke dalam tubuhnya. Rasa sakit luar biasa menyerangnya. Satu sisi tubuhnya terbakar panas, sementara sisi lainnya membeku seperti es.

"Aaaaaaah!"

Teriakannya menggema, mengguncang dunia bawah sadarnya. Rasa sakit itu begitu menyiksa, hingga akhirnya, kesadarannya menghilang.

Terpopuler

Comments

Adhe Nona Melanesia W

Adhe Nona Melanesia W

kok jalan cerita nya seperti RATU IBLIS yaa yang belum di update lagi tentang XIAO ZIYA yang perjalanan penuh tantangan demi bertemu ibunya dan menemukan jatih dirinya yg sebenarnya 🙏🙏 tp aku suka kok thor lanjutkan

2025-04-17

1

lihat semua
Episodes
1 AWAL
2 IDENTITAS BARU
3 MULAI PELATIHAN
4 ORGANISASI KALAJENGKING HITAM
5 puncak bulan
6 SILUMAN API
7 NAGA HITAM PENGHUNI PUNCAK BULAN
8 BUKAN GADIS BIASA
9 kematian ketua sin kalajengking hitam
10 KEMBALI KE KLAN
11 PETARUNG DEWA TAHAP AWAL
12 TAK SEBANDING
13 PERTEMUAN KLAN kematian pemimpin klan
14 MENJADI SAUDARA
15 pendaftaran murid baru
16 LAGI LAGI BANDIT LAUT
17 PANGERAN YANG SOMBONG
18 UJIAN TAHAP 1 ( warna yang alana capai)
19 SILUMAN GORILLA
20 UJIAN TAHAP 2
21 pemuda dari alam neraka
22 orang aneh
23 PETUNJUK TENTANG IBU
24 KEKACAUAN
25 RENCANA KAISAR
26 JANGAN MACAM MACAM DENGAN KU
27 KEMARAHAN ALANA
28 KEMATIAN KAISAR LONG DAN IBLIS GRASELA
29 KEBENARAN
30 UJIAN TAHAP KE 3 bagian 1
31 ujian tahap 3 bagian 2
32 ujian tahap 3 bagian 3
33 Rencana weiheng ( kepala keluarga gong)
34 PEDANG SALJU
35 memulai rencana
36 BERSELISIH TEGANG
37 kalian ingin berperang dengan ku
38 keputusan alana
39 PEPERANGAN #1
40 PEPERANGAN #2
41 KEDATANGAN SEKUTU
42 kekalahan bangsawan gong dan kekaisaran
43 KEKOSONGAN POSISI
44 PENYUSUP
45 jalan jalan
46 pelantikan
47 dilema
48 rencana pemimpin klan fu
49 malaikat maut berwajah bidadari
50 Rencana yang tersembunyi
51 kehangatan keluarga
52 memulai aksi
53 keributan kecil
54 manusia iblis bertanduk
55 akhir dari pemimpin klan fu
56 kembali ke akademi
57 jangan macam macam dengan gadis itu
58 pembagian kelas
59 DOSA YANG TERSEMBUNYI
60 lagi lagi murid inti
61 hari pertama
62 bulan yang bercahaya
63 misi tingkat S
64 keberangkatan
65 rencana kedua dewa
66 sama tapi berbeda
67 jangan membuat nona alana marah
68 putri wei Lin
69 Penyesalan masa lalu
70 bandit tanduk guntur
71 musnah nya bandit tanduk guntur
72 harapan Zho lang
73 Wanita Aneh
74 kembar namun tak sama
75 bangsawan gong, kekaisaran liu
76 mulai bangkit
77 kembali ke akademi
78 Ketika Cahaya Senja Menyambut Sang Gadis Api dan Es
79 keributan kecil
80 gadis yang kini selalu di tunggu
81 misi untuk zho lang
82 Turnamen antar akademi
83 Kandidat yang terpilih
84 gege baru alana
85 kepala desa yang arogan
86 kakek misterius
87 hutan mangrove
88 hutan mangrove 2
89 siasat dewa agni
90 hutan mangrove 3
91 bukan gadis sembarangan
92 jalan jalan ke pasar
93 Rencana untuk alana
94 keberangkatan
95 Desa Yang Aneh
96 iblis kelelawar
97 Sang putri yang tangguh
98 hilang nya para bayi
99 sampai di ibu kota
Episodes

Updated 99 Episodes

1
AWAL
2
IDENTITAS BARU
3
MULAI PELATIHAN
4
ORGANISASI KALAJENGKING HITAM
5
puncak bulan
6
SILUMAN API
7
NAGA HITAM PENGHUNI PUNCAK BULAN
8
BUKAN GADIS BIASA
9
kematian ketua sin kalajengking hitam
10
KEMBALI KE KLAN
11
PETARUNG DEWA TAHAP AWAL
12
TAK SEBANDING
13
PERTEMUAN KLAN kematian pemimpin klan
14
MENJADI SAUDARA
15
pendaftaran murid baru
16
LAGI LAGI BANDIT LAUT
17
PANGERAN YANG SOMBONG
18
UJIAN TAHAP 1 ( warna yang alana capai)
19
SILUMAN GORILLA
20
UJIAN TAHAP 2
21
pemuda dari alam neraka
22
orang aneh
23
PETUNJUK TENTANG IBU
24
KEKACAUAN
25
RENCANA KAISAR
26
JANGAN MACAM MACAM DENGAN KU
27
KEMARAHAN ALANA
28
KEMATIAN KAISAR LONG DAN IBLIS GRASELA
29
KEBENARAN
30
UJIAN TAHAP KE 3 bagian 1
31
ujian tahap 3 bagian 2
32
ujian tahap 3 bagian 3
33
Rencana weiheng ( kepala keluarga gong)
34
PEDANG SALJU
35
memulai rencana
36
BERSELISIH TEGANG
37
kalian ingin berperang dengan ku
38
keputusan alana
39
PEPERANGAN #1
40
PEPERANGAN #2
41
KEDATANGAN SEKUTU
42
kekalahan bangsawan gong dan kekaisaran
43
KEKOSONGAN POSISI
44
PENYUSUP
45
jalan jalan
46
pelantikan
47
dilema
48
rencana pemimpin klan fu
49
malaikat maut berwajah bidadari
50
Rencana yang tersembunyi
51
kehangatan keluarga
52
memulai aksi
53
keributan kecil
54
manusia iblis bertanduk
55
akhir dari pemimpin klan fu
56
kembali ke akademi
57
jangan macam macam dengan gadis itu
58
pembagian kelas
59
DOSA YANG TERSEMBUNYI
60
lagi lagi murid inti
61
hari pertama
62
bulan yang bercahaya
63
misi tingkat S
64
keberangkatan
65
rencana kedua dewa
66
sama tapi berbeda
67
jangan membuat nona alana marah
68
putri wei Lin
69
Penyesalan masa lalu
70
bandit tanduk guntur
71
musnah nya bandit tanduk guntur
72
harapan Zho lang
73
Wanita Aneh
74
kembar namun tak sama
75
bangsawan gong, kekaisaran liu
76
mulai bangkit
77
kembali ke akademi
78
Ketika Cahaya Senja Menyambut Sang Gadis Api dan Es
79
keributan kecil
80
gadis yang kini selalu di tunggu
81
misi untuk zho lang
82
Turnamen antar akademi
83
Kandidat yang terpilih
84
gege baru alana
85
kepala desa yang arogan
86
kakek misterius
87
hutan mangrove
88
hutan mangrove 2
89
siasat dewa agni
90
hutan mangrove 3
91
bukan gadis sembarangan
92
jalan jalan ke pasar
93
Rencana untuk alana
94
keberangkatan
95
Desa Yang Aneh
96
iblis kelelawar
97
Sang putri yang tangguh
98
hilang nya para bayi
99
sampai di ibu kota

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!