ATEN sebuah permintaan

Hari berganti malam dan Aten masih bersama kekasihnya

Aten

Ingin makan sesuatu?

Tanya Aten lembut

Namun hanya gelengan yang ia dapat dari sang terkasih

Aten

Mau jalan keluar? Kita hirup udara segar

Tawarnya lagi

Namun nihil

Tetap hanya gelengan yang ia dapat

Aten

Faby ku mohon jangan seperti ini, darl

Pinta Aten

Posisi mereka tidur saling berhadapan dengan Faby yang berada di pelukan Aten

Faby

Aku lelah

Ucapnya dengan pelan

Aten

Aku tahu kamu lelah, istirahatlah tapi jangan menyerah

Ucap Aten

Faby

Aten aku beruntung bisa bertemu kamu

Ucap Faby lagi

Aten terdiam, ia tidak ingin membuka suara, karena ia yakin kekasihnya akan melanjutkan pembicaraannya

Faby

Aku berterimakasih pada tuhan mempertemukan kita

Lanjutnya

Dan Aten masih terdiam sambil terus mengelus rambut halus kekasinya

Faby

Aten boleh aku minta sesuatu?

Ucap Faby lagi kali ini ia mendongakan wajahnya agar bisa melihat wajah kekasihnya

Aten menunduk, ia tidak menjawab, dan tidak ada reaksi apapun

Faby tahu saat seperti ini Aten akan menyimak semuanya

Faby

Aku tidak pernah dapat bunga dengan rangkaian yang indah dari kamu, boleh aku memintanya?

Ucapnya lagi sambil menatap mata Aten

Aten

Minta apapun dari aku honey, selama aku mampu dan bisa akan aku turuti semuanya

Ucap Aten

Faby

Besok sore berikan aku bunga yang cantik, aku tunggu di sini, boleh?

pinta dan tanya nya kepada Aten

Aten hanya mengangguk, dalam pikirannya apapun yang membuat kekasihnya bahagia

. .

Violla baru saja sampai rumahnya, ia sangat kerepotan membuka kunci pintu rumahnya karena dirinya menggendong sang putra yang tertidur

Setelah pintu terbuka, ia menidurkan putra kecilnya terlebih dahulu di kamar, baru setelah membersihkan diri

Hari ini ia mendapat upahnya setelah selama 1 bulan ia bekerja di cafe

ia menghitung uang itu untuk keperluan, di tambah putranya sebentar lagi akan masuk sekolah TK, walau hidup penuh kekurangan ia ingin putranya akan merasa cukup tanpa kekurangan sedikitpun

suara perut berbunyi

Violla lapar, jatah makannya tadi di berikan kepada putranya demi mengirit pengeluaran, ia hanya meminum segelas air putih guna mengenyangkan perutnya

Violla

Aku harus kuat untuk putraku, jika bukan aku siapa lagi yang akan menjaga putraku

Ucap Violla menyemangati dirinya

Ia sadar tubuhnya sudah lelah, ia sadar masa depannya telah hancur, ia sadar hatinya telah patah, ia sadar dunia sedang menghukumnya, namun ia tak bisa menyerah demi kehidupan putranya