Isak seorang perempuan yang terduduk di teras rumahnya
Violla
Kenapa takdir begitu menyakitkan
Ucapnya dengan lirih
Air mata menetes membasahi pipinya, tangan memukul dadanya guna meringankan rasa sesak yang membalut dirinya
Violla
Mama..... Hiks
ucapnya lagi semakin lirih memanggil sang ibu
Violla
AKU CAPEKKKKKKK
Teriaknya dengan isakan tangis yang semakin kuat
Violla
Kenapa kalian semua meninggalkan aku?
Tanyanya entah kepada siapa
Di dalam kamar rumah tersebut, ada seorang anak kecil berusia 4 tahun yang menangis dalam diam, ia menangis karena mendengar suara ibunya yang menangis, anak kecil yang belum mengerti dunia, namun ia mengerti senyum dan tangisan ibunya
Adrian
Mama
Ucapnya pelan di balik selimut yang membungkus tubuh kecilnya
Violla
Aku ingin menyerah ya tuhan
Ucap perempuan itu yang ternyata ibu dari anak kecil yang menangis di kamarnya
Isakan tangis semakin kuat, raut wajah dan mata yang menunjukan kelelahan seakan memberi tahu dunia bahwa ia sangat lelah dengan kehidupannya
.
.
pagi hari
di dalam kelas IPA 1 di mana anak-anak cerdas berada di kelas itu
Aten terdiam melamun, memandang kosong buku yang sedang ia pegang
Aten
Kejadiannya begitu cepat
Ucapnya berbisik kepada dirinya sendiri
Aten
Ini tidak adil
Ucap Aten lagi seraya menelungkupkan wajahnya di lipatan tangannya yang berada di atas meja
Memandang bingung kekacauan kekasihnya di dalam apartemen sang kekasih
Aten menegakan kembali duduknya, lalu berdiri menyambar tas. Ia ingin bolos hari ini, presetan dengan hukuman toh sekolah ini milik kakeknya, tujuannya hanya satu, yaitu apartement kekasihnya itu
singkatnya Aten sudah sampai di apartement kekasihnya
ia melihat kekasihnya yang duduk termenung di atas ranjang tempat tidur, memandang kosong kearah jendela yang tertutup
Aten
Hei manis
Sapa Aten kepada Faby kekasihnya
Aten
apa yang kamu pandangi hmm?
Tanya Aten dengan lembut seraya mengelus pipi kekasihnya
Hanya Aten yang tahu, hanya Aten yang mampu memahami semuanya
Aten
Aku di sini, jangan menyerah darl, aku di sini
Ucapnya lagi menggenggam tangan sang kekasih
Faby mendengar Aten, ia tahu Aten di sini, namun rasanya ia tak sanggup bergerak lagi
Aten terdiam memandang kekasihnya yang kembali meloloskan air matanya
ia hanya bisa menggenggam tangan kekasihnya, menemaninya dan berharap kekasihnya kembali ceria
Comments
qquokka
hehh itu si faby cemburuu krna lu ama ghea muku tennnn
2025-01-21
0
qquokka
kasiann vioo bjjirrr
2025-01-21
0