Kamar hotel lah yang menjadi tujuan laki-laki itu membawa Katarina. Tentu saja hal itu mengundang tawa sinis dari Katrina. Tadi saja sok-sokan jijik ketika ia mencoba menggoda laki-laki itu tapi lihatlah, saat ini dia sendiri yang membawanya ke kamar hotel, sungguh laki-laki itu sangat munafik, batin Katarina.
"Khusus untuk kamu. Kita bermain terlebih dahulu, untuk uangnya kamu berikan ketika permainan kita telah selesai," ujar Katarina sembari membuka resleting dress seksinya kala pintu kamar baru saja tertutup. Pakaian itu kini telah teronggok di lantai kamar hotel menyisakan pakaian dalam yang saat ini masih melekat di tubuh molek Katarina.
Semua aksi Katarina itu tak lepas dari tatapan tajam laki-laki yang berada di dalam ruangan yang sama dengan dirinya. Hingga tubuh Katarina saat ini berbaring di atas ranjang. Dengan pose menggoda, Katarina kembali angkat suara, "Kemari lah dan akan aku puaskan kamu malam ini."
Laki-laki itu mendengus lalu ia merogoh saku celananya sembari berjalan menuju ke ranjang.
Saat ia telah sampai di ujung ranjang, ia lempar sebuah cek yang telah tertera nominal yang akan ia berikan untuk Katarina. Dengan gerakan cepat, Katarina memungut cek tersebut dan seketika matanya terbelalak melihat nominal yang cukup fantastis.
"Du---dua juta dolar? Apa kamu sedang bercanda?" tanya Katarina dengan gagap, ia terlalu shock dengan apa yang ia lihat saat ini. Ia menengadahkan kepalanya, menatap laki-laki itu yang dengan santainya bersedekap dada dengan tatapan dingin yang terarah ke dirinya.
"Tentu saja tidak. Dua juta dolar itu akan menjadi milikmu jika kamu mau ikut denganku." Balasan itu seketika merubah Katarina bagaikan anjing penurut. Bagaimana tidak, wanita itu langsung menganggukkan kepalanya tanpa tau tujuan di balik ucapan laki-laki itu.
"Aku akan mengikutimu kemanapun kamu pergi," jawab Katarina tanpa keraguan.
"Bagus. Tapi ada syarat yang harus kamu lakukan."
"Katakan apa syaratnya," ucap Katarina tak sabaran.
"Sembunyikan identitas asli kamu. Jangan pernah mengatakan apapun tentang kehidupanmu yang sangat liar ini kepada siapapun. Jika mereka bertanya tentangmu apalagi tentang pekerjaanmu, jawab dengan hal yang baik. Dan kamu akan aku gunakan hingga kamu bisa mengandung dan melahirkan anak untukku." Suara laki-laki itu tampak tercekat ketika mengatakan kalimat terakhir.
Katarina yang sedari tadi tersenyum penuh kebahagiaan karena mendapatkan harta karun yang cukup besar, seketika senyumnya hilang tergantikan dengan keterkejutan saat mendengar ucapan laki-laki yang masih berdiri menjulang di ujung ranjang.
"A---apa kamu bilang?" Tanya Katarina menuntut penjelasan atas ucapan yang barusan ia dengarkan.
"Kamu akan mengandung dan melahirkan darah dagingku. Jika nanti kamu berhasil memberiku seorang anak, kamu bisa pergi setelahnya."
"Jadi uang ini---"
"Ya, anggaplah aku tengah menyewa rahimmu dengan uang itu. Dan jika kamu merasa kurang, katakan saja, aku akan menambahkan nominal yang kamu mau," ujar laki-laki tersebut.
Katarina mengerjabkan matanya. Ia terdiam, berpikir apakah ia akan menerima tawaran itu atau menolaknya. Jika saja bayaran yang baru saja ia terima itu hanya untuk memuaskan ranjang laki-laki itu maka tanpa ragu ia akan menyetujui menjadi partner ranjang hingga beberapa tahun kedepan tapi sayangnya ini bukan masalah ranjang saja, melainkan tentang dirinya yang harus mengandung dan melahirkan seorang bayi. Ayolah, Katarina belum siap untuk melakukan kedua hal tersebut. Tapi jika menolak maka ia akan kehilangan uang 2 juta dolar itu.
"Kenapa diam saja? Apakah kamu tidak setuju dengan syarat yang aku ajukan? Jika tidak setuju kamu bisa keluar dari hotel ini dan kembalikan cek itu kepadaku," ucap laki-laki tersebut sembari bersedekap dada. Tatapan matanya terus terpatri ke wajah Katarina yang ia lihat-lihat tidak terlalu buruk juga, malah bisa dikatakan Katarina sangatlah cantik tapi sayangnya kecantikan yang dia miliki tidak bisa merubah pandangan laki-laki itu terhadap Katarina. Laki-laki itu tetap menganggap Katarina sebagai wanita murahan.
Katarina menggigit bibir bawahnya, ia masih dilema tapi waktunya tak banyak untuk memikirkan keputusan yang akan ia ambil.
"Baiklah, aku setuju dengan syarat yang kamu ajukan tadi," ujar Katarina pada akhirnya yang langsung menghadirkan senyum sinis dari laki-laki tersebut.
"Bagus. Untuk malam ini silahkan istirahat disini sebelum paginya kita akan pergi." Katarina hanya bisa menganggukkan kepalanya patuh dengan laki-laki yang sudah membeli rahimnya dengan harga yang fantastis itu.
Setelah melakukan negosiasi dengan Katarina, laki-laki tersebut memilih untuk pergi dari dalam kamar, meninggalkan Katarina yang tengah menatap kepergiannya.
Katarina menghela nafas panjang saat pintu tertutup rapat. Tubuhnya yang tampak lelah pun ia rebahkan dengan mata yang kini tertuju kearah cek yang ia angkat, mendekati wajahnya.
"Mengandung dan melahirkan, apakah aku bisa melakukan dua hal itu? Dan apakah akan lama prosesnya sampai aku bisa mengandung? Melahirkan juga hal yang sangat menyakitkan. Haishhh sudahlah, abaikan semua itu karena yang terpenting sekarang aku sudah mendapatkan uang yang sangat banyak. Hahaha aku kaya!" Tawa Katarina menggelegar dengan otak yang membayangkan jika saat ini ia tengah mandi uang. Ia tak peduli lagi dengan kehidupannya kedepan, termasuk dengan penyesalan yang mungkin akan ia dapatkan dengan keputusan yang telah ia ambil saat ini. Tapi tentu saja Katarina berharap semuanya berjalan lancar dan ia akan bahagia dengan harta yang ia punya.
...****************...
"Aku sudah mendapatkan orangnya." Perkataan itu menjadi pembuka percakapan kala sambungan telepon terhubung.
📞 : "Benarkah? Kamu tidak sedang berbohong bukan?"
"Tentu saja tidak. Dan orang itu akan aku bawa besok pagi ke rumah." Terdengar pekikan bahagia dari seberang telepon itu. Bayangan senyum lebar dari balik telepon kini memenuhi pikiran laki-laki yang saat ini tengah berdiri dibalik tembok kaca hotel dengan tatapan mata yang mengarah ke gemerlapannya malam yang berada di bawah sana.
📞 : "Baiklah, kalau begitu aku akan tutup teleponnya karena aku akan menyiapkan kamar untuknya. Bye!"
Tut Tut Tut...
Sambungan di putus sepihak yang membuat laki-laki tersebut menjauhkan benda pipih yang sedari tadi ia tempelkan di samping telinganya. Ia tatap benda itu yang kini menampilkan sebuah foto seseorang yang sangat berarti di dalam hidupnya. Ia usap foto tersebut dengan senyum kecut yang menghiasi bibirnya.
"Kamu harus tau, aku sangat terpaksa melakukan semua ini. Aku benar-benar tidak bahagia sama sekali," gumam laki-laki itu menganggap jika ia tengah berbicara langsung dengan sosok yang berada di layar teleponnya. Mengatakan jika hal tersebut sama sekali tidak membuatnya bahagia melainkan sangat membebani dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Hany
apa ini permainan ntaan dr istri yg sangat kau cintai,dia tidak bisa mengandung/bahkan gak mau hamil,karena suatu hal,yg pasti kedepannya wanita yg kau anggap murahan,tp wanita itulah yg akhirnya bisa memberimu anak dan juga yg akan hidup bersamamu kelak
2025-01-13
2
Radya Arynda
semogah mereka nanti nya menjadi keluarga yang sesunguh nya,,,,,harus di nikah kan dulu lho biar jadi anak halal😂😂😂😂😂semangaaat
2025-01-07
3
Indar
permintaan dari istrinya kah 🙄 utk mendapatkan keturunan 🤔 lanjut kak semangat 👍👍
2025-01-08
3