Chapter 2 - Pembantaian

Keesokan harinya, Xu Ya terbangun dari tidurnya dengan perasaan yang bugar lalu menyadari bahwa dia telah berpindah tempat dan juga mengenakan gelang yang tidak asing.

"Qingchen, apakah Ibu datang kemari semalam ?" Tanya Xu Ya.

"Ya, Nyonya memang datang. Namun Nona tenang saja karena Nyonya tidak marah sama sekali, Nona harus segera pergi untuk berterima kasih kepada Nyonya. " Jawab Qingchen.

"Benarkah ? Aneh sekali kalau begitu. Biasanya Ibu sangat tegas mengenai hal ini namun tidak biasanya dia bertindak begitu santai. " Balas Xu Ya menaikkan salah satu alisnya.

"Memang Nyonya bertindak agak aneh, tampak seperti memiliki sebuah beban hati. Namun , Nona lupakan saja ! Karena hari ini adalah ulang tahunmu, kamu harus segera pergi untuk menyapa kedua orang tuamu dan memberikan doa. " Ucap Qingchen dengan semangat.

"Kamu benar ! Aku hampir melupakan hal ini ! Kamu cepat siapkan air untukku , aku akan mandi dengan secepat kilat !" Seru Xu Ya dengan panik.

Dengan begitulah seluruh halamannya berubah menjadi penuh kekacauan. Pelayan pelayan lain juga ikut sibuk mempersiapkan Xu Ya.

Dalam waktu setengah jam, dia sudah berganti pakaian menjadi pakaian berwarna kuning cerah dengan rambut yang disanggul dengan sederhana.

Xu Ya sudah siap untuk menjalankan tradisi ketika seorang anak gadis berulang tahun maka harus pergi untuk menyapa dan memberikan salam kepada kedua orang tua mereka.

Xu Ya berlari untuk mencari Ayah dan Ibunya sampai akhirnya dia bisa melihat mereka berdua, namun Xu Ya mengurungkan niatnya kala melihat Ayah dan Ibunya sedang berbincang dengan pengurus rumah mereka, Pengurus Zuo.

"Pengurus Zuo, coba kamu lihat orang mana yang datang begitu pagi mengetuk pintu rumah kita. " Ucap Marquis Xu tampak mengerutkan dahinya.

Xu Ya juga bisa mendengarkan ada seseorang yang sedang mengetuk pintu kediaman mereka dengan tidak sabar, sementara dia sendiri bersembunyi di balik pilar dan menonton semua ini bersama dengan Qingchen.

"Siapa orang yang bisa begitu berani membuat keributan di kediaman Marquis ?" Tanya Qingchen dengan bingung.

"Entahlah, tetapi yang pasti bukanlah orang yang baik." Jawab Xu Ya agak cemas juga.

Pengurus Zuo berjalan ke pintu, baru saja pintu terbuka dan hal yang mengejutkan terjadi. Pengurus Zuo jatuh ke tanah dengan sebuah pedang yang menusuk ke dalam jantungnya.

Wajah Marquis Xu langsung berubah, puluhan orang dengan pakaian serba hitam dan penutup wajah masuk ke dalam kediaman mereka. Ada yang menggunakan pedang dan ada yang menggunakan panah.

"Penjaga !" Teriak Marquis Xu.

Sekitar beberapa belas penjaga keluar dari persembunyian mereka, Xu Ya mengepalkan tangannya dan ingin keluar dari persembunyian mereka namun Qingchen menahannya.

"Untuk apa kalian datang kemari ? Apakah tidak takut untuk menghadapi amarah Kaisar ?" Tanya Marquis Xu dengan dingin.

"Ha ha ha, amarah Kaisar ? Bukankah seharusnya kamu yang menerima hal tersebut, kamu memiliki kekuatan besar di pengadilan Istana namun tidak mampu menganalisis yang mana baik dan buruk. Karena itulah membawa bencana bagi diri sendiri dan keluarga. " Ejek salah satu pembunuh itu.

"Sebutkan kalian dari fraksi yang mana !" Seru Putri Hongling.

Tidak ada yang menjawab, pertarungan menjadi pecah dan serangan demi serangan mendarat di tubuh Putri Hongling dan Xu Zhong.

Sebuah anak panah menembus tubuh Xu Zhong yang membuatnya terlempar mundur ke belakang, barulah Xu Zhong mengetahui bahwa Putrinya selalu menonton dari tadi di balik pilar.

"Cepat pergi ! Pergi sekarang !"Teriak Xu Zhong dengan mulut penuh darah.

"Ayo Nona !" Teriak Qingchen menarik tangan Xu Ya.

Xu Ya merasa bahwa seluruh tubuhnya membeku dan kejadian yang begitu cepat ini membuat dirinya tidak bisa berpikir dengan baik.

"Kejar dia !" Perintah pemimpin pembunub bayaran itu.

"Jangan harap ! Langkahi dulu mayat ku !" Teriak Xu Zhong dan menerjang ke arah musuh.

"Cepat pergi !" Teriak Putri Hongling sebelum akhirnya ditebas oleh pedang musuh dan jatuh ke tanah.

"Ibu !" Teriak Xu Ya menoleh ke belakang namun tubuhnya tetap ditarik oleh Qingchen.

"Nona, kamu harus selamat hari ini. " Ucap Qingchen.

Xu Ya menganggukkan kepalanya dan menahan air matanya mati matian, mereka berlari bersama melalui pintu belakang kediaman.

Pintu belakang kediaman yang sudah lama tidak digunakan dipenuhi dengan tanaman kering, Xu Ya mengambil korek api tabung bambu miliknya lalu menjatuhkan ke tanah.

Membiarkan seluruh tanah terbakar oleh api, lalu mereka berlari bersama. Hal ini untuk menunda pengejaran musuh sehingga mereka tidak bisa keluar dari pintu halaman belakang.

"Ayo lari !" Ajak Xu Ya mulai menemukan akal sehatnya lagi.

Xu Ya mengepalkan tangannya sampai seluruh buku buku jarinya memutih dan kukunya menembus kulitnya, seluruh keagungan dirinya yang akan berulang tahun juga sudah sepenuhnya hilang.

Bayangan tentang Ayahnya yang ditusuk oleh puluhan pedang dan anak panah dan Ibunya yang ditebas oleh pedang musuh membuatnya tidak berhenti merasa gelisah.

Rasa sakit di seluruh tubuhnya dan jiwanya muncul dan menimbulkan perasaan frustrasi yang sangat buruk. Dia merasa seolah olah semua ini adalah mimpi buruk, dimana kehidupannya berubah dengan begitu cepat.

Keduanya berlari tanpa arah dan tidak ada yang tahu sudah seberapa lama mereka lari. Tidak ada di antara mereka yang berani untuk menoleh ke belakang, namun mereka juga tahu bahwa ada yang mengejar mereka di dengar dari langkah kaki mereka.

Mereka tidak tahu harus berlari ke mana, sepanjang mereka menatap jalan yang terlihat hanyalah hutan hutan yang rimbun.

Berulang kali mereka terjatuh namun segera bangkit lagi karena rasa takut mereka, tidak pernah ada di bayangan Xu Ya bahwa suatu saat dia akan mengalami situasi seburuk ini, terutama di hari ulang tahunnya.

Sebuah anak panah melesat dari belakang dan menggores bahu Xu Ya yang membuat Xu Ya hampir tersungkur.

"Tidak apa apa, jangan berhenti !" Teriak Xu Ya.

Qingchen menganggukkan kepalanya dan seluruh tubuh mereka telah dipenuhi dengan keringat sebesar butiran jagung.

Sampai akhirnya mereka bisa melihat sebuah jalur kecil untuk perdagangan dan sebuah kereta kuda yang memiliki banyak pengawalan di ujung sana.

"Nona, kita ada harapan !" Seru Qingchen.

"Ya, kita berdua pasti selamat !" Balas Xu Ya dengan bahagia.

Namun, tanpa diduga duga pengejar menjadi jauh lebih dekat dengan mereka dan sebuah anak panah ditembakkan ke arah kaki Xu Ya sehingga Xu Ya terjatuh.

Pelarian mereka terhenti dan Qingchen berdiri di depan Nonanya untuk melindunginya dari para pengejar.

"Nona cepat pergi !" Teriak Qingchen.

Pengejar menjadi semakin dekat, Xu Ya berusaha berdiri dan ingin mengajak Qingchen tetapi terlambat karena sebuah anak panah menembus jantung Qingchen.

"Cepat pergi Nona !" Seru Qingchen sekali lagi sebelum akhirnya puluhan panah lain menancap di tubuhnya.

Xu Ya tidak bisa menahan air matanya lagi kali ini tetapi takdir memaksanya untuk tetap berlari bahkan jika dia buta.

...----------------...

Jangan lupa like, komen dan vote ya 😁

Terpopuler

Comments

Anonim • Lika

Anonim • Lika

kebiasaan banget si thor buat orang nangis

2025-01-20

1

Anonim • Lika

Anonim • Lika

sakit bet bayangin jadi xuya/Sob/

2025-01-20

1

y@y@

y@y@

🌟👍👍🏻👍🌟

2025-01-10

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Persiapan Perayaan Kedewasaan
2 Chapter 2 - Pembantaian
3 Chapter 3 - Penyelamat
4 Chapter 4 - Rasa Sakit
5 Chapter 5 - Permohonan
6 Chapter 6 - Persyaratan
7 Chapter 7 - Pengasingan
8 Chapter 8 - Sergapan
9 Chapter 9 - Kamp Militer
10 Chapter 10 - Xu Jianchou
11 Chapter 11 - Mimpi Buruk
12 Chapter 12 - Hari Pertama
13 Chapter 13 - Lelah
14 Chapter 14 - Bimbingan
15 Chapter 15 - Pukulan
16 Chapter 16 - Hukuman dan Teman
17 Chapter 17 - Resah
18 Chapter 18 - Sergapan
19 Chapter 19 - Penghargaan
20 Chapter 20 - Kota Suzhen
21 Chapter 21 - Strategi
22 Chapter 22 - Pembunuh Bayaran
23 Chapter 23 - Wang Jiang
24 Chapter 24 - Pertunjukan Seni
25 Chapter 25 - Pelarian
26 Chapter 26 - Pelarian II
27 Chapter 27 - Sentuhan
28 Chapter 28 - Serangan
29 Chapter 29 - Prajurit Inti
30 Chapter 30 - Panggilan
31 Chapter 31 - Keputusan
32 Chapter 32 - "Jangan remehkan aku! "
33 Chapter 33 - Kabar Buruk
34 Chapter 34 - Perjalanan Ke Kota Xian
35 Chapter 35 - Kemiskinan
36 Chapter 36 - Ancaman
37 Chapter 37 - Masa Lalu
38 Chapter 38 - Masa Lalu II
39 Chapter 39 - Informasi
40 Chapter 40 - Rumor
41 Chapter 41 - Perjalanan Menuju Ibukota
42 Chapter 42 - Perjalanan Menuju Ibukota II
43 Chapter 43 - Meminta Pernikahan
44 Chapter 44 - Misi Rahasia
45 Chapter 45 - Istirahat
46 Chapter 46 - Sakit
47 Chapter 47 - Aula Leluhur
48 Chapter 48 - Papan Nama
49 Chapter 49 - Aku Akan Mengejarmu
50 Chapter 50 - Mirip
51 Chapter 51 - Festival Qingming
52 Chapter 52 - Festival Qingming II
53 Chapter 53 - Identitas
54 Chapter 54 - Bukti
55 Chapter 55 - Hukuman
56 Chapter 56 - Janda Permaisuri
57 Chapter 57 - Pertunangan Masa Kecil
58 Chapter 58 - Cemburu
59 Chapter 59 - Pernyataan
60 Chapter 60 - Kenangan Masa Lalu
61 Chapter 61 - Istana Yihua
62 Chapter 62 - Penyusup
63 Chapter 63 - Persiapan Perjamuan Kekaisaran
64 Chapter 64 - Penghormatan
65 Chapter 65 - Perjamuan Kekaisaran
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Chapter 1 - Persiapan Perayaan Kedewasaan
2
Chapter 2 - Pembantaian
3
Chapter 3 - Penyelamat
4
Chapter 4 - Rasa Sakit
5
Chapter 5 - Permohonan
6
Chapter 6 - Persyaratan
7
Chapter 7 - Pengasingan
8
Chapter 8 - Sergapan
9
Chapter 9 - Kamp Militer
10
Chapter 10 - Xu Jianchou
11
Chapter 11 - Mimpi Buruk
12
Chapter 12 - Hari Pertama
13
Chapter 13 - Lelah
14
Chapter 14 - Bimbingan
15
Chapter 15 - Pukulan
16
Chapter 16 - Hukuman dan Teman
17
Chapter 17 - Resah
18
Chapter 18 - Sergapan
19
Chapter 19 - Penghargaan
20
Chapter 20 - Kota Suzhen
21
Chapter 21 - Strategi
22
Chapter 22 - Pembunuh Bayaran
23
Chapter 23 - Wang Jiang
24
Chapter 24 - Pertunjukan Seni
25
Chapter 25 - Pelarian
26
Chapter 26 - Pelarian II
27
Chapter 27 - Sentuhan
28
Chapter 28 - Serangan
29
Chapter 29 - Prajurit Inti
30
Chapter 30 - Panggilan
31
Chapter 31 - Keputusan
32
Chapter 32 - "Jangan remehkan aku! "
33
Chapter 33 - Kabar Buruk
34
Chapter 34 - Perjalanan Ke Kota Xian
35
Chapter 35 - Kemiskinan
36
Chapter 36 - Ancaman
37
Chapter 37 - Masa Lalu
38
Chapter 38 - Masa Lalu II
39
Chapter 39 - Informasi
40
Chapter 40 - Rumor
41
Chapter 41 - Perjalanan Menuju Ibukota
42
Chapter 42 - Perjalanan Menuju Ibukota II
43
Chapter 43 - Meminta Pernikahan
44
Chapter 44 - Misi Rahasia
45
Chapter 45 - Istirahat
46
Chapter 46 - Sakit
47
Chapter 47 - Aula Leluhur
48
Chapter 48 - Papan Nama
49
Chapter 49 - Aku Akan Mengejarmu
50
Chapter 50 - Mirip
51
Chapter 51 - Festival Qingming
52
Chapter 52 - Festival Qingming II
53
Chapter 53 - Identitas
54
Chapter 54 - Bukti
55
Chapter 55 - Hukuman
56
Chapter 56 - Janda Permaisuri
57
Chapter 57 - Pertunangan Masa Kecil
58
Chapter 58 - Cemburu
59
Chapter 59 - Pernyataan
60
Chapter 60 - Kenangan Masa Lalu
61
Chapter 61 - Istana Yihua
62
Chapter 62 - Penyusup
63
Chapter 63 - Persiapan Perjamuan Kekaisaran
64
Chapter 64 - Penghormatan
65
Chapter 65 - Perjamuan Kekaisaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!