Aku Masih Perawan

Aku Masih Perawan

1. Hari Bahagiaku

Hari ini aku merasa sangat bahagia, karena aku bisa menikah dengan laki laki yang sangat aku sukai semenjak aku sekolah dulu. Dia adalah kakak kelasku waktu kami sama sama duduk di kelas SMA, lima tahun yang lalau. Waktu kami SMA mungkin dia tidak menyukaiku, karena aku memiliki badan yang berisi bisa di bilang gendut. Sejak Kak Vino lulus kami tak pernah bertemu lagi. Tapi setahun belakangan ini takdir seperti mempertemukan kami kembali.

Singkat cerita pertemuan kami berdua itu memang tidak di duga, dimana kak Vino sudah menjadi orang yang sukses dalam dunia bisnisnya. Aku belum tahu banyak tentang kak Vino seperti apa, yang aku tahu dia adalah laki laki yang sempat mejadi idola para wanita waktu SMA dulu.

Hari ini aku Rahmadhania yang usianya genap 22 tahun, menikah dengan Vino Subagyo pria yang usianya terpaut 3 tahun dari ku yaitu 26 tahun, tapi dia sudah menjadi laki laki yang sukses dalam karirnya.

Tepat di hari pertama kali kami bertemu kembali, di tanggal 25 Januari kami pun melaksanakan acara akad Nikah. Kalian tahu? hari ini aku sangat sangat bahagia, dan aku tidak menyangka bahkan semua serasa mimpi, aku bisa menikah dengan laki laki yang cukup aku cintai dalam hati tanpa aku utarakan kepada siapa pun. Walaupun ada teman dekatku bernama Delia yang tahu kalau aku menyukai kak Vino.

Ooh ya, acara akadku di laksanakan di sebuah hotel ternama di kota H, tamannya indah bahkan orang orang yang datang pun sepertinya teman bisnis kak Vino dan papah mertua ku, ya itu Om Nugraha Subagyo dimana keluarga Subagyo ini adalah salah satu orang ternama di kota H, beliau juga salah satu teman bisnis kakak iparku bang Kahfi, itu loh suami dari kakaku yang bernama kak Nakia yang biasa di panggil Kia.

Ia aku ini adalah Rahma adiknya kak Kia, yang dulu sering di panggil beruang madu sama kak Kia. Aku sangat bahagia keluargaku lengkap semua di hari bahagiaku, bahkan keluargaku, kakak dan aa ku mereka doyan banget nih ngencengi aku karena di usia muda ku aku sudah menikah dengan laki laki yang sudah sukses seperti kak Vino, walau aku tahu kalau ibu mertua ku tidak menyukai aku, tapi aku yakin suatu saat mamah mertuaku akan menyukai aku.

.

.

.

Pesta pernikahan pun telah selesai, tepat pukul sepuluh malam kami sudah masuk ke dalam kamar, di mana kamar di dalam hotel di hias dengan begitu indah. Banyak bunga mawar berwarna merah dan putih bertaburan di mana mana. Saat aku masuk pertama kalinya, hatiku merasa berbunga bunga, jantungku berdebar sangat kencang, tatkala laki laki yang aku sukai mendekatiku.

Ya, baru pertama kali ini aku begitu dekat dengan kak Vino dari setahun yang lalu kita baru bisa sedekat ini, walau kakak ku pernah memberi tahu aku, kalau untuk tidak pacaran tapi aku masih suka ketemu kak Vino secara diam diam, walaupun kami tetap menjaga jarak hehehe. Awalnya belum ada obrolan apapun di antara kami tapi saat ini aku merasa sangat malu dan canggung di dekat kak Vino. Apa lagi saat tadi setelah akad, pertama kalinya bibir kak Vino mampir ke kening ku.

Aku gak bisa mengungkapkan bagaimana perasaan ku, desir darahku seakan berjalan cepat menghujani setiap anggota tubuhku, jantungku berpacu semakin tak karuan sehingga saat tadi aku tersenyum kecil tatkala bibir pink kak Vino mampir di keningku, bau dari kak Vino sudah sangat aku kenal setahun belakangan ini. Beda ya kalau anak orang kaya harumnya pake banget, dan hal yang aku suka adalah mata elang kak Vino yang begitu indah, hidungnya yang mancung dan kulitnya yang halus tidak seperti aku yang seperti nya kurang perawatan.

Kami duduk di tepian tempat tidur, awalnya aku cuma bisa cengar cengir saat kak Vino duduk berdekatan dengan ku.

"Nia, kamu gak gerah?" Hal pertama yang ia tanyakan saat kami berdekatan.

Aku hanya bisa menjawab dengan menggelengkan kepalaku.

Bagaimana aku mau merasa gerah yang ada saat ini aku merasa panas dingin, apalagi saat kak Vino menurunkan suhu ruang menjadi angka 18 derajat Celcius.

Oh iya, kak Vino memanggil ku lain dari pada yang lain loh, dia memanggil ku dengan panggilan Nia yang biasanya semua orang memanggilku dengan panggilan Rahma. Emang bedanya serasa dia laki laki spesial double telor.

Kak Vino mulai memegang tangan ku saat ia mulai memiringkan tubuhnya untuk melihat ke arah wajahku. Jantungku pokoknya makin dag dig ser rasanya.

"Nia!" Panggil kak Vino saat aku masih malu malu.

"Setelah kita menikah, mamah meminta kita untuk tinggal bersama mamah dan papah,... kamu tidak ke baratan kan?"

Sabung kak Vino yang aku sahuti dengan sebuah anggukan. Jujur aku belum berani menatap mata kak Vino sedekat ini sekarang, jantungku rasanya mau copot. Apalagi tangan lembut kak Vino sambil memegang kedua tangan ku.

"Syukurlah kalau kamu tidak ke beratan... ooh iya, rencana bulan madu kita kakak undur dulu ya... karena kakak ada pekerjaan penting di dua bulan ke depan... kamu tidak mempermasalahkan nya kan?"

Lagi lagi kak Vino menanyakan hal hal yang bersangkutan dengan kami berdua kepada ku, jelas saja aku akan mengiyakan apa perkataan kak Vino. Aku gak akan membantah kok, karena aku ingat akan pesan kakak kakaku dan kedua orangtuaku, kalau sudah menjadi istri harus nurut atau taat kepada suami. Kecuali hal yang melanggar agama yang boleh tidak kita turuti.

Aku belum berani mengeluarkan suaraku saat ini, kala jawaban itu cukup dengan isyarat dari tubuhku.

Saat kak Vino sudah mengutarakan apa yang ingin dia sampaikan, kini giliranku yang meminta restunya.

"Kak Vino." Panggilku

"Iya, kenapa?" Jawabnya saat ini kak Vino sedang membuka jas pengantin yang tadi ia kenakan. Sedangkan kan aku masih duduk setia di pinggir kasur.

"Apakah setelah kita menikah Rahma boleh tetap bekerja?... tapi kalau kak Vino melarangnya Rahma akan nurut kok!" Pertanyaan itu lolos dari kedua bibirku, karena aku harus juga mempertanyakan hal ini agar aku dan kak Vino tidak salah paham kedepannya.

"Boleh, kakak gak akan melarang kamu bekerja, atau bergaul dengan teman teman kamu... dan kakak harap kamu juga jangan melarang atau membatasi pergaulan kakak dengan teman teman kakak iya." Jawab Kak Vino di ikuti kesepakatan yang memang harus juga aku sepakati, toh yang aku tahu kak Vino hanya mempunyai teman laki laki dan jadi aku tidak perlu khawatir tapi aku belum tahu siapa saja teman perempuan nya.

.

.

Satu jam berlalu kami pun sudah rapih begitu juga dengan aku yang sudah menggunakan baju tidur yang sudah kakak ku siapkan untuk ku. Tapi aku merasa malu saat ini, aku tidak berani ke luar dari kamar mandi karena aku merasa malu saat menggunakan baju tidur yang sangat tipis ini.

Saat di kamar mandi aku sempat mengumpat kepada kak Kia yang sudah memasukan baju tidur ini ke dalam koperku, dan saat aku membukanya di dalam kamar mandi, aku tidak ingin menggunakannya ingin rasanya aku buang baju tidur ini ke dalam tong sampah. Tapi aku teringat oleh perkataan kakak ku, kalau kita harus bisa membuat senang hati suami kita. Disitulah akhirnya aku memberanikan diri untuk mengenakan lingerie berwarna biru muda ini.

Dengan hati yang tak karuan akhirnya aku memberikan diri untuk keluar dari kamar mandi, dengan kedua tangan ku aku buat menyilang untuk menutupi kedua belah dadaku yang terekspos begitu jelas. Sumpah aku malu sekali saat ini. Pelan pelan aku berjalan dan saat aku melihat sekeliling kamar, aku tidak menemukan kak Vino di dalam.

Hemmm... aku menarik napas pelan dan aku buang dengan sembarang. Hatiku merasa lega karena tak ada kak Vino di dalam. Tapi lama kelamaan hatiku bertanya tanya kemana kak Vino pergi, saat itu aku berpikir mungkin kak Vino pergi untuk mencari makanan karena tadi sempat ia mengeluh lapar kepadaku.

Jam sudah menunjukan pukul 12 malam, aku belum menemukan kak Vino yang kembali ke kamar, saat ini aku sudah berganti pakaian karena aku merasa sia sia saja bila aku menggunakan baju kurang bahan ini di suhu yang menurutku sangat dingin. Aku teringat kalau seharian ini aku belum melihat ponselku, dan akhirnya aku memutuskan untuk mencari ponselku yang aku simpan siang tadi di dalam lemari hotel.

Aku mencarinya dan setelah aku buka banyak sekali teman teman ku masa aku SMA mengucapkan selamat kepadaku di grup Alumni, tapi tidak banyak pula yang tidak percaya kalau aku menikah dengan kak Vino, bahkan ada yang berkomentar kalau aku memelet kak Vino.

Aku duduk di tempat di tempat tidur dan aku tidak menghiraukan komentar negatif beberapa teman temanku tersebut. Hingga aku baru bisa membaca kiriman pesan singkat dari kak Vino yang ia kirim empat puluh lima menit yang lalu, kak Vino mengatakan.

" Nia, maaf ya kalau di malam pertama kakak harus meninggalkan kamu,... kakak ada urusan pekerjaan yang harus kakak urus malam ini juga. Kakak pergi bersama Dimas kok, kamu tidur duluan aja ya... selamat tidur peri kecil ku."

Begitulah pesan singkat yang kak Vino sampaikan, hatiku merasa lega, saat kak Vino mengabarkan kemana ia pergi bahkan hati ini merasa tenang saat tahu dia pergi bersama sahabatnya Dimas. Bukan hanya itu kak Vino juga mengirim kan foto saat ia di kantor bersama kak Dimas, yang aku tau mereka memang sangat lah dekat semenjak SMA dulu.

Hatiku mulai tenang dan akhirnya mataku merasa lelah saat aku membuka setiap chat yang sudah masuk ke ponselku, bahkan ada beberapa pesan yang belum terbaca olehku, karena mataku sudah mulai terasa lelah. Hingga akhirnya aku pun tertidur.

Terpopuler

Comments

Esthe

Esthe

sebentar, tolong realistis ya, kakak kelas SMA berpaut 3 tahun. gimana bisa kenal? kamu masuk kls 1, dia sudah lulus masuk kuliah.

dan kalo kamu tahu, cowok yang menitih bisnis di usia 25 itu enggak buru2 nikah. mereka masih haus buat mengembangkan bisnis. kalo kamu bicaranya dia sudah berumur 30an, pasti percaya. jelas dia mulai menitih yang namanya rumah tangga/pernikahan karena merasa bisnis mulai stabil/imbang. dan paut jaraknya umur tolong di realistis kan kembali ya.

2025-02-26

1

Esthe

Esthe

Narasi ini kan ada 5 kalimat, kalimat 1-3 ini agak berbelit-belit aslinya inti ketiga kalimat itu sama, coba sederhakan lebih bagus lagi. dan untuk kata 'waktu SMA' bisa juga 'semasa SMA' lebih bagus.

2025-02-26

2

Medeia

Medeia

halo, Thor. tolong tanda bacanya di sini yah. udah bagus tp kurang tanda bacanya aja, biar yg baca ga ngos-ngosan. semangat /Determined/

2025-01-15

1

lihat semua
Episodes
1 1. Hari Bahagiaku
2 2. Membangunkanmu
3 3. Roti Sobek
4 Pemikiran Itu
5 Lingerie Putih dan Maroon
6 Semangat Baru
7 Pencuriii...!
8 Chat Yang Mana?
9 Ayah kok gitu?
10 Dosen Baruku
11 Tamasya
12 Melepas Rindu
13 Makan Malam
14 Kembang Gula
15 "Bikinin Cucu"
16 16. Cafe
17 17. Bertengkar
18 Naik Pesawat
19 Terima kasih
20 Aku Tahu Kamu Seperti Apa?
21 Lakukanlah Bila Kamu Bisa?
22 Teman Lama
23 Bandara
24 Kejar kejaran
25 "Do'akan Saja"
26 Anak Gendut
27 Usus Buntu
28 Siapa Kalian?
29 Wajah kakak kenapa?
30 Kebalik Kali, kak?
31 Kesedihan
32 Video Itu
33 Hujan
34 Hapus Video itu?
35 Jagan Usir Aku
36 Tak Tentu Arah
37 Orang Jatuh
38 Hari Pertama Kerja
39 Lembur
40 Om...
41 Mobil Hitam itu?
42 Tertanam Di Hati
43 Kajian Malam
44 Memendam Perasaan
45 Bertemu Dengannya
46 Bikin Kesel
47 Memandangmu
48 Delia Berkunjung
49 "Boleh, kak!"
50 Secarik Surat
51 Kehujanan
52 Secangkir Teh
53 Belum Pulang
54 Saya Masih Kuat
55 B E R H E N T I
56 "Kangen Ayah"
57 Acara Puncak
58 Tragedi di Gubug
59 Menangisi Kisah Sendiri
60 "Kenapa kalau saya janda?...
61 Poster itu
62 "Ibu"
63 "Ada udang di balik bakwan"
64 "Mana Istri mu?"
65 Masalah Koper
66 Wanita Murahan
67 Gagal Lagi
68 Rebutan Kasur
69 "Om Ustadz"
70 Perhatian sang menantu
71 "Matikan Musiknya!"
72 Aku Bukan Wanita Gampangan
73 Menghabiskan Waktu Berdua
74 Julukan "Ratu Batu"
75 "Mantan Suami"
76 Hawa tubuh atau hawa yang lain?
77 Perhatiannya
78 Perang Dingin
79 Laki-laki Belok
80 Perkara Permen Kapas
81 Kisah Silam
Episodes

Updated 81 Episodes

1
1. Hari Bahagiaku
2
2. Membangunkanmu
3
3. Roti Sobek
4
Pemikiran Itu
5
Lingerie Putih dan Maroon
6
Semangat Baru
7
Pencuriii...!
8
Chat Yang Mana?
9
Ayah kok gitu?
10
Dosen Baruku
11
Tamasya
12
Melepas Rindu
13
Makan Malam
14
Kembang Gula
15
"Bikinin Cucu"
16
16. Cafe
17
17. Bertengkar
18
Naik Pesawat
19
Terima kasih
20
Aku Tahu Kamu Seperti Apa?
21
Lakukanlah Bila Kamu Bisa?
22
Teman Lama
23
Bandara
24
Kejar kejaran
25
"Do'akan Saja"
26
Anak Gendut
27
Usus Buntu
28
Siapa Kalian?
29
Wajah kakak kenapa?
30
Kebalik Kali, kak?
31
Kesedihan
32
Video Itu
33
Hujan
34
Hapus Video itu?
35
Jagan Usir Aku
36
Tak Tentu Arah
37
Orang Jatuh
38
Hari Pertama Kerja
39
Lembur
40
Om...
41
Mobil Hitam itu?
42
Tertanam Di Hati
43
Kajian Malam
44
Memendam Perasaan
45
Bertemu Dengannya
46
Bikin Kesel
47
Memandangmu
48
Delia Berkunjung
49
"Boleh, kak!"
50
Secarik Surat
51
Kehujanan
52
Secangkir Teh
53
Belum Pulang
54
Saya Masih Kuat
55
B E R H E N T I
56
"Kangen Ayah"
57
Acara Puncak
58
Tragedi di Gubug
59
Menangisi Kisah Sendiri
60
"Kenapa kalau saya janda?...
61
Poster itu
62
"Ibu"
63
"Ada udang di balik bakwan"
64
"Mana Istri mu?"
65
Masalah Koper
66
Wanita Murahan
67
Gagal Lagi
68
Rebutan Kasur
69
"Om Ustadz"
70
Perhatian sang menantu
71
"Matikan Musiknya!"
72
Aku Bukan Wanita Gampangan
73
Menghabiskan Waktu Berdua
74
Julukan "Ratu Batu"
75
"Mantan Suami"
76
Hawa tubuh atau hawa yang lain?
77
Perhatiannya
78
Perang Dingin
79
Laki-laki Belok
80
Perkara Permen Kapas
81
Kisah Silam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!